Telegraf — Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, dan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menggelar kegiatan edukasi keuangan yang diikuti sekitar 1.000 Pekerja Migran Indonesia (PMI) perempuan. Acara bertema “Perempuan Berdaya dan Cerdas Finansial Menyongsong Masa Depan Sejahtera “ ini berlangsung di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan RI, Jakarta (21/4).
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya membekali PMI dengan pemahaman keuangan. “Kegiatan ini sangat strategis untuk membantu para PMI mengelola penghasilan dengan bijak dan terhindar dari jebakan investasi bodong atau penipuan keuangan,” ungkapnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyoroti kontribusi besar PMI terhadap perekonomian nasional, terutama melalui remitansi. “Remitansi dari PMI bukan hanya memperkuat kesejahteraan keluarga, tetapi juga menstabilkan neraca pembayaran negara. Karena itu, literasi keuangan menjadi hal yang sangat penting,” tegasnya.
Destry juga mengingatkan pentingnya waspada terhadap risiko penipuan digital. Ia memperkenalkan Kampanye Konsumen Cerdas PeKA (Peduli, Kenali, dan Adukan) yang digagas Bank Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap modus-modus kejahatan finansial.
Kepala Eksekutif OJK, Friderica Widyasari Dewi, menambahkan bahwa literasi keuangan akan menjadi bekal penting bagi PMI saat kembali ke tanah air. “Dengan bekal ini, para PMI dapat memulai usaha sendiri, meneruskan usaha keluarga, dan tetap produktif setelah tidak lagi bekerja di luar negeri,” katanya.
“Keterampilan literasi keuangan adalah modal penting bagi para PMI untuk menata masa depan yang lebih baik dan mandiri,” ungkap Kiki sapaan akrab Friderica.
Ia juga berpesan agar para PMI lebih berhati-hati dalam memilih investasi. “Tolong jaga hasil kerja keras ini. Jangan sampai pulang ke tanah air dengan tangan kosong karena