Telegraf, Jakarta – Banyaknya budaya yang kini telah hilang dan sirna dari tengah-tengah masyarakat serta maraknya fenomena penyelewengan norma di tengah masyarakat, yang kini tidak pandang bulu yang bisa menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Mulai dari anak kecil, pelajar jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir, orang dewasa, lansia, bahkan dalam kalangan mahasiswa, yang identik dengan disiplin ilmu tingkat atas, dan memiliki julukan sebagai agent of change pun tidak luput dari permasalahan ini. Hampir dalam semua lini, terjadi fenomena tersebut. Banyak berita di media yang menyebutkan peristiwa-peristiwa yang mencerminkan penyelewengan tersebut.
Oleh karena itu semua maka melaui kesepakatan dan kesamaan visi terhadap pandangan kebudayaan dan moralitas, Gerakan Membangun Peradaban Nusantara (GMPN) Pemerintah sendiri juga mulai sadar akan kebobrokan karakter berkebangsaan di Indonesia, yang dibuktikan dengan masih suburnya korupsi, adaptasi budaya asing secara besar-besaran tanpa filtrasi, kemelut politik yang tak pernah kunjung usai, pemerataan ekonomi yang tidak merata dan juga dengan banyaknya tingkat pengangguran belakangan ini merupakan tantangan terbesar bangsa Indonesia, belum lagi banyaknya informasi yang sesat munculnya berita Hoax dimana-mana yang dijadikan sebagai alat propaganda penyesatan oleh media.
GMPN lewat ketua umunya Putro Pinandito Satrio Nuswantoro dan Sekjen Ekky Noviar, mengadakan acara yang di kemas dengan bentuk training dan motivasi dengan mengangkat tema Sukses Itu Mudah, yang disampikan oleh Yanuar Prihatin, trainer dari Cahaya Sekolah Kehidupan, di Ballroom Hotel Grand Cempaka, Jakarta, (27/08/2017) ditujukan bagi para anggotanya untuk mencapai standar karakter manusia Indonesia yang sukses dan berbudaya sesuai dengan kebudayaan dan lokal genius yang dimilik oleh bangsa.
GMPN sendiri sangat menginginkan adanya tata kehidupan masyarakat dan berbangsa yang berbudaya luhur sesuai dengan budaya dan adat di Indonesia, bermoral baik bermartabat dan sejahtera serta berkeadilan sosial maupun ekonomi. (Red)