Telegraf, Jakarta – Seiring dengan semakin besarnya volume sampah, hal tersebut telah menambah ruang pembuangan sampah semakin meluas, oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk mengurangi adanya dampak resiko sampah bagi lingkungan kita, salah satu usaha untuk mencegah bertambahnya volume sampah secara drastis tersebut telah dilakukan oleh NU, melalui LPBI (Lembaga Penanganan Bencana dan Iklim), melalui Bank Sampah yang pengelolaannya masuk kedalam LPBI.
LPBI melaui Bank Sampah Nusantara telah berhasil menyulap sampah yang berasal dari sampah organik maupun non organik menjadi bahan kreatifitas baru yang lebih bernilai ekonomis dan estetis, adapun hasil kreatifitas tersebut berupa fashion, pupuk daur ulang dan Nubrick, seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Nahdlatul Ulama Prof. Dr. KH. Said Agil Sirajd, MA. pada saat peresmian Bank Sampah dan launching aplikasi NUBrick,  juga Workshop dan Training of Trainer Ecobrick oleh Russel Maier di Gedung PBNU (26/09).
Dalam pembukaan acara tersebut, Ketua Umum NU mengatakan bahwa perduli terhadap lingkungan itu sangatlah penting sekali “Mari kita lupakan soal Pilkada DKI Jakarta, kita tidak usah terlalu berpolitik, lebih penting dan lebih baik bagi kita untuk konsentrasi terhadap lingkungan kita saja” ucapnya.
Inilah yang menjadi dasar bagi LPBI NU melalui Bank Sampah Nusantara berupaya untuk fokus pada pengentasan sampah organik dan non organik, baik melalui media Teknologi Tepat Guna, Produk Daur Ulang maupun pengelolaan sampah Plastik dengan metode Ecobrick. Melalui metode Ecobrick ini, diharapkan dapat mengelola sisa sampah plastik yang selama ini belum dikelola oleh masyarakat. (Ruhin)
Foto : Pameran hasil karya daur ulang dari Bank Sampah Nasional LPBI NU | Telegraf Photo/Wiwid