Jasa Raharja : Human Capital Transformation Framework Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0

Oleh : Atti K.

Telegraf, Jakarta – Memasuki revolusi Industri 4.0 PT Jasa Raharja (Persero) terus bebenah dalam meningkatkan pelayanan. Pengelolaan Human Capital tranformation Framework adalah salah satu langkah dalam menjawab tantangan di era revolusi industri 4.0 sekarang ini, agar pegawai dapat memberikan kontribusi secara maksimal.

Ini disebabkan gap yang besar antara jumlah pegawai millennials dan generasi sebelumnya, menyelaraskan antara keinginan millennia/s yang mendominasi porsi pegawai di Jasa Raharja (75%) dengan penempatan pegawai di Kantor Cabang Hingga Pelosok Indonesia dan menjembatani keinginan millenia/s untuk work life balance dan waktu bekerja yang lebih fleksibel.

“Guna mewujudkan tujuan dan target perusahaan dengan karakteristik pegawai yang berlatar belakang sosial dan budaya yang beragam, maka tentu dibutuhkan strategi dan langkah yang tepat agar setiap pegawai dapat memberikan kontribusi yang semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya di Era Revolusi Industri 4.0,” jelas Direktur SDM dan Umum Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana dalam konfrensi pers di Jakarta.

Dewi mengatakan langkah langkah yang dilakukan dalam tranformasi pengelolaan human capital antara lain melakukan penelitian Organizatlbn Culture Health Index (OCHI) untuk mengetahui kondisi budaya yang saat ini berkembang dalam kehidupan perusahaan dan memberikan gambaran aksi yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan budaya sebagai “intangible asset”.

Pembaharuan mekanisme rekruitmen untuk menemukan calon pegawai yang Iebih inovatif melalui program “langkah bakti” yaitu program yang diberikan bagi para lulusan D3 dan SMU, yaitu program memberikan kesempatan pengalaman kerja di Jasa Raharja.

Baca Juga :   Bersih-Bersih Migas: Serikat Pekerja Dukung Langkah Hukum Kejagung

Lanjut Dewi Penerapan Human Capital Information System (HCIS) yang melibatkan peran serta pegawai secara aktif melalui mekanisme Employee Self Service (ESS) dengan mengintegrasi sistem struktur organisasi SDM, payroll, benefit, leaving, learning and development, talent management, succession planning, performance management dan knowledge management.

Mengimplementasikan pendekatan work life balance kepada seluruh pegawai melalui program “JR Energizer”, yang terdiri dari body energizer, soul energizer, social energizer dan main energizer.

“Work life balance tidak hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan pegawai, namun juga diharapkan mampu meningkatkan produktifitas dan eflsiensi kinerja pegawai,” tutur Dewi.

Untuk diketahui Jasa Raharja memiliki 2.000 orang pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia. Dimana dari keseluruhan total jumlah pegawai tersebut ditempatkan di Kantor Pusat, 29 Kantor Cabang. 63 kantor pen/vakilan, 67 Kantor Pelayanan Jasa Raharja (KPJR), dan 1.560 Kantor bersama SAMSAT. (Red)


Credit photo : Direktur SDM dan Umum Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana dalam konfrensi pers di Jakarta Rabu (24/7)/istimewa


Lainnya Dari Telegraf