Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Gelombang Baru Para Pengungsi Rohingya Mulai Padati Bangladesh
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Internasional

Gelombang Baru Para Pengungsi Rohingya Mulai Padati Bangladesh

Telegrafi Selasa, 10 Oktober 2017 | 13:23 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Reuters/Mohammad Ponir Hossain
Bagikan

Telegraf, Bangladesh – Jumlah warga Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar menuju Bangladesh pada Senin (09/10/2017) melonjak menurut beberapa pejabat, dengan laporan tentang anak-anak yang meninggal dunia karena kelaparan, kelelahan dan demam dalam gelombang pengungsi terbaru seperti dilansir dari AFP.

Gelombang pengungsi yang masuk dari negara bagian Rakhine yang menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa total sudah mencapai 519.000 orang dalam enam pekan terakhir sempat mereda dalam beberapa hari terakhir dengan penurunan kedatangan pengungsi menjadi sekitar 2.000 sehari menurut Organisasi Migrasi Internasional.

Namun pada Senin para saksi mata mengatakan satu gelombang pengungsi baru datang dengan menggunakan kapal menyeberangi bagian sempit Sungai Naf yang memisahkan Bangladesh dari Myanmar di desa perbatasan Anjumanpara.

Anggota dewan Anjumanpara Sultan Ahmed mengklaim puluhan ribu pengungsi telah tiba pada Senin, sementara koresponden AFP di lokasi kejadian melihat sedikitnya 10.000 pendatang baru sepanjang siang hingga petang hari.

Letnan Komandan Manzurul Hassan Khan, seorang komandan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), memperkirakan sekitar 6.000 warga Rohingya tiba pada siang hari.

“Ini tetap kedatangan Rohingya tertinggi setidaknya dalam dua pekan terakhir,” katanya kepada AFP.

Di antara pengungsi yang baru datang ada dua anak lelaki berusia dua setengah tahun dan tiga tahun yang meninggal dunia begitu masuk Bangladesh karena kelaparan dan kelelahan.

“Orangtua mereka memberi tahu kami mereka meninggal karena kelaparan. Mereka dikubur di pekuburan desa kami,” katanya.

Satu anak lelaki lain yang berusia empat tahun meninggal dunia karena demam menurut fotografer AFP di lokasi kejadian.

Baca Juga :  Makna Thanksgiving Bagi Warga Indonesia di New York

“Sang ayah menggendong anaknya yang sakit. Dia shok begitu menyadari anaknya telah menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan berperahu,” kata si fotografer.

Para saksi mata mengatakan Rohingya berhamburan datang sebelumnya, namun itu kemudian menjadi aliran tetap kemudian dan bertambah banyak pada malam hari.

PBB memperkirakan 519.000 pengungsi Rohingya telah tiba dari negara bagian Rakhine sejak 25 Agustus, ketika serangan militan Rohingya terhadap pasukan keamanan Myanmar memicu balasan mematikan dari militer negara itu.

Mereka ingin mencapai kamp-kamp pengungsi di distrik Cox’s Bazar di Bangladesh.

Para sakdi mata di perbatasan menggambarkan orang-orang tua dan anak-anak berbaring bertebaran di tanah, kelelahan dan dehidrasi setelah melalui perjalanan panjang.

Ahmed mengatakan banyak Rohingya menghindari rute utama di Sungai Naf menyusul kecelakaan kapal dan patroli perbatasan ketat oleh pasukan keamanan yang merusak lusinan perahu untuk mengendalikan gelombang pengungsi dan penyelundupan obat.

Perlintasan batas Anjumanpara adalah titik sempit di sungai itu yang tidak memiliki pagar kawat berduri , namun perjalanan melintasi daerah itu melibatkan penyeberangan berbahaya dan perjalanan bermil-mil di antara hamparan tanaman padi menuju Bangladesh.

Dalam dua pekan terakhir sedikitnya 37 orang tewas dan yang lainnya dikhawatirkan tewas setelah dua perahu berpenumpang penuh pengungsi Rohingya terbalik, satu di Sungai Naf, dan yang lain di Teluk Bengali. (Red)

Photo Credit : Reuters/Mohammad Ponir Hossain


Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Trump Akan Hentikan Secara Permanen Migrasi Dari Negara-Negara Miskin ke AS
Waktu Baca 5 Menit
PBNU Diminta Mempercepat Muktamar Untuk Selesaikan Konflik
Waktu Baca 4 Menit
Whoosh Dapat Saingan Baru, Jakarta-Bandung Hanya 1,5 Jam Dengan Kereta Pajajaran
Waktu Baca 3 Menit
Relawan Ini Resmi Deklarasikan Dukungan Untuk Sufmi Dasco Sebagai Cawapres Prabowo
Waktu Baca 2 Menit
Viralitas Tumbler Membuat Dirut KCI Diganti Dari Posisinya Jabatannya
Waktu Baca 3 Menit

PSI Buka Suara Terkait Peresmian Bandara di Morowali Oleh Jokowi

Waktu Baca 2 Menit

Jelang Nataru, Prabowo Panggil Bahlil dan Purbaya ke Istana

Waktu Baca 5 Menit

Ekonomi Indonesia Masih Ditopang Oleh Investasi, Hilirisasi dan Digitalisasi

Waktu Baca 4 Menit

Queen Máxima Apresiasi BTN, Kurangi Cicilan KPR Dengan Penukaran Sampah Rumah Tangga

Waktu Baca 4 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Internasional

Makna Thanksgiving Bagi Warga Indonesia di New York

Waktu Baca 7 Menit
Internasional

Takaichi dan Meloni, Perjumpaan Dua Wanita Populis di G20

Waktu Baca 5 Menit
Internasional

Tatiana Schlossberg, Cucu Presiden John F. Kennedy Didiagnosis Kanker

Waktu Baca 3 Menit
Internasional

Kekeh Tak Mau Tarik Ucapannya Soal Taiwan, PM Jepang Buat China Makin Geram

Waktu Baca 3 Menit
Internasional

Usai Sebut Mamdani Komunis, Trump Kini Mulai Dukung Wali Kota Terpilih Itu

Waktu Baca 6 Menit
Internasional

Dijatuhi Hukuman, Mantan Presiden Brasil Ditangkap Oleh Polisi

Waktu Baca 1 Menit
Internasional

Di KTT G-20 Afrika Selatan, Macron Ingatkan Nasib ke Depan

Waktu Baca 2 Menit
Internasional

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?