BNSP Gelar Pelatihan LSP Angkatan Pertama untuk Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia

Ketua BNSP, Syamsi Hari, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran LSP dalam menjaga standar sertifikasi yang ketat di seluruh sektor.

Oleh : Idris Daulat
Foto : Pelatihan Pengelolaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) angkatan pertama yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 11 Oktober 2024 di Swiss-Belhotel, Kalibata, Jakarta.

TELEGRAF — Dalam rangka meningkatkan kualitas sertifikasi di Indonesia, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menyelenggarakan pelatihan pengelolaan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) angkatan pertama yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 11 Oktober 2024 di Swiss-Belhotel, Kalibata, Jakarta.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapabilitas lembaga-lembaga sertifikasi dalam memastikan kompetensi profesional tenaga kerja Indonesia yang sesuai dengan standar nasional dan internasional.

Ketua BNSP, Syamsi Hari, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran LSP dalam menjaga standar sertifikasi yang ketat di seluruh sektor.

Menurutnya, dengan pengelolaan yang baik dan tepat sasaran, LSP dapat berkontribusi signifikan dalam menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing global.

“LSP adalah garda terdepan dalam proses sertifikasi kompetensi. Pengelolaan yang profesional dan transparan merupakan kunci utama untuk menjaga integritas proses ini,” ujarnya.

Pada acara tersebut, BNSP tidak hanya membuka satu, melainkan tiga jenis pelatihan yang difokuskan untuk mendukung kinerja LSP, yaitu: Pelatihan Pengelolaan LSP, Pelatihan Penyusunan Skema Sertifikasi, dan Pelatihan Asesor Lisensi.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta dari berbagai lembaga untuk memperkaya wawasan dan berbagi pengalaman dalam pengelolaan lembaga sertifikasi.

Dunia kerja yang semakin kompetitif menuntut adanya standar kompetensi yang dapat diakui tidak hanya di tingkat nasional, namun juga internasional.

BNSP menyadari bahwa sertifikasi menjadi salah satu instrumen penting untuk memastikan tenaga kerja di Indonesia memiliki keterampilan dan kemampuan sesuai standar. Untuk itu, pengelolaan LSP menjadi sangat krusial.

Syamsi Hari menegaskan bahwa tantangan utama dalam sertifikasi adalah memastikan setiap tenaga kerja yang disertifikasi benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri.

“Ini bukan sekedar memberikan sertifikat, tetapi memastikan bahwa pemegang sertifikat memang memiliki keterampilan yang terukur. Itulah mengapa peran LSP menjadi sangat penting,” katanya.

Pelatihan Pengelolaan LSP ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lembaga sertifikasi profesi di seluruh Indonesia.

Selain materi terkait pengelolaan, peserta juga diberikan pembekalan tentang penyusunan skema sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta pelatihan bagi para asesor lisensi yang nantinya akan bertanggung jawab dalam menilai kompetensi peserta sertifikasi.

Pelatihan Penyusunan Skema Sertifikasi dan Pelatihan Asesor Lisensi yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan ini tidak kalah penting.

Dalam penyusunan skema sertifikasi, lembaga sertifikasi harus bisa merumuskan standar kompetensi yang sesuai dengan perkembangan industri.

Begitu juga dengan peran asesor yang harus memiliki pemahaman mendalam mengenai proses penilaian kompetensi yang objektif dan adil.

BNSP berharap dengan adanya pelatihan ini, seluruh LSP di Indonesia dapat berfungsi secara optimal dan profesional dalam mendukung sertifikasi kompetensi nasional.

Syamsi Hari menutup sambutannya dengan optimisme, “Kami percaya, dengan pengelolaan yang baik, kita bisa memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia mampu bersaing di tingkat global melalui sertifikasi kompetensi yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.”

Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi dunia sertifikasi dan industri di Indonesia.

Melalui pengelolaan LSP yang profesional, sertifikasi kompetensi dapat lebih efektif dalam menyiapkan tenaga kerja yang unggul dan berdaya saing tinggi.

Lainnya Dari Telegraf