Telegraf, Jakarta – President Jember Fashion Carnaval (JFC), Dynand Fariz optimis dengan pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), mengingat prestasi terakhirnya. JFC baru di declare masuk Big Three (tiga besar) penyelenggaraan karnaval terbaik di dunia. Posisi pertama dan kedua yakni Nottinghill, Missouri (USA), Lyonnais (Perancis). “Pengumuman (Big Three) baru April 2016 kemarin. Satu lembaga pengembangan management karnaval di dunia memberi penghargaan buat kami. JFC akan semakin menjadi daya pikat wisman,” Dynand Fariz mengatakan kepada Telegraf.
Penghargaan tersebut bertepatan usia JFC yang sudah mencapai 15 tahun. Hal tersebut semakin mendorong rumah-rumah mode Dynand Fariz, yang memang merupakan cikal bakal JFC. Sehingga carnaval selalu parallel dengan pengembangan fashion. Sedari awal, Dynand Fariz melihat perlunya pemahaman teori dengan terapan di lapangan. Praktisi yang tahu bagaimana kondisi di lapangan, sampai bisa mencuatkan JFC di berbagai negara di dunia. JFC menembus empat branding (pencitraan), yakni city branding (Jember, Jawa Timur), desainer, event (karnaval) dan Indonesia nation branding. “Kami akan diversifikasikan lagi, JFC bisa membangun culinary branding (pencitraan kuliner) Indonesia.”
Perjalanan selama 15 tahun juga bukan ujuk-ujuk. Sebaliknya, JFC terus menyosialisasikan, bersinergi dengan event sejenis di luar negeri. Sehingga panitia JFC beberapa kali diundang tampil pada event internasional. Baru-baru ini, JFC diundang Kurukshetra Development Board, yakni International Gita Mahotsav 2016, India. Event tersebut mencakup exhibition, seni dan budaya terbesar di Indonesia. Sehingga Presiden India menyaksikan langsung JFC bersama talent, costume khas India yang bertemakan Mahabarata. “Setiap kali undangan di luar negeri, sudah ada sponsornya. Semua fasilitas dibiayai. Branding JFC di luar negeri sudah kuat, sehingga (sponsor) dalam negeri tidak bisa menempatkan logo (merek) apapun. Tapi bukannya tidak ada sponsor, tapi tidak bisa masuk. Perusahaan kosmetik dalam negeri sudah 15 tahun mensponsori kami. Tapi kalau di luar negeri, undangan JFC, fasilitas dan pengaturan (sponsor) langsung dari sana.”
JFC seperti karnaval-karnaval lain juga berkolaborasi dengan pageants, fashion. Kalau di dalam negeri, JFC berkolaborasi dengan El John Pageants. Sebagaimana beberapa pageants seperti Miss Earth Indonesia, Miss Tourism juga sudah berkiprah di luar negeri. “Baik event di dalam dan luar negeri, kami tidak identifikasi budget. Kami tidak identifikasi juga berapa prosentasenya. Kami fokus pada content, termasuk seperti pageant, fashion yang sinergis dengan kegiatan carnaval JFC. Kami fokus sehingga JFC bisa terus menjadi perhatian internasional, nasional.”
Rancangan costume Dynand Fariz bertemakan Royal Sigokh akhirnya berhasil meraih Award kategori Best National Costume dalam ajang Miss Grand International 2016 yang diselenggarakan pada tanggal 25 oktober 2016 di the Westgate International Theater, Westgate Las Vegas Resort in Las Vegas, Nevada, USA. Indonesia yang diwakili oleh Ariska Putri Pertiwi berhasil memperoleh vote terbanyak setelah masuk dalam 10 besar calon peraih best national costume dan di Acara malam Grand Final pemilihan Miss Grand International 2016 ini perwakilan dari Indonesia terpilih juga sebagai Miss International 2016 yang diikuti oleh peserta dari 82 Negara. “Dikna Faradiba (Putri Pariwisata Indonesia 2015) yang mau tanding (Miss Tourism International 2016) di Kuala Lumpur (12 – 31 Desember 2016) juga mengenakan kostum karya JFC. Fashion dan kemampuan pageant bisa memperkenalkan Indonesia dengan baik.”
Sementara itu Johnnie Sugiarto dari El John Pageants melihat pembekalan Dikna sudah cukup dan mumpuni. El John sebagai yayasan yang menaungi Putri Pariwisata juga ikut membangun branding pariwisata Indonesia di luar negeri. Kegiatan El John didukung oleh berbagai pihak, termasuk usaha jasa yang dikelola El John. “Hotel-hotel kami, Parai Beach menyisihkan sebagian keuntungan untuk berbagai kegiatan pageants, termasuk presentasi di luar negeri. Keuntungan dari bisnis jasa entertainment, MC, host, model, talent juga membantu operasional semua kegiatan pageants. Kami tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah,” Johnnie Sugiarto mengatakan kepada Telegraf
Kontes di luar negeri telah ada sejak tahun 1994. Dikna kali ini juga didukung berbagai busana karya sejumlah desainer kebanggaan Indonesia. Seperti kostum nasional karya Dynand Fariz, gaun karya Eko Tjandra (Olanye), Lenny Agustin, Mayaratih Couture, Niki Hutomo, dan lain sebagainya. “Tahun ini kami juga dapat sponsor baru, (yakni) Podomoro University. Kami dapat menggunakan fasilitas auditorium untuk beberapa kegiatan termasuk konferensi pers.” (S.Liu)