Telegraf – Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat sokongan besar usai tampil dalam debat perdana di Gedung KPU, Jakarta, Selasa, (12/12/2023) malam. Hal ini nampak dalam beberapa hasil monitoring. Menurut Wakil Ketua TPN Amarsjah Purba melihatnya sebagai bukti bahwa Ganjar Pranowo dan Mahfud MD merupakan pasangan calon pemimpin yang mewakili keinginan masyarakat.
Stasiun TVOne misalnya melansir voting lewat akun medsosnya di mana Ganjar-Mudfud meraup suara hingga 75,55% berbanding Anis-Muhaimin 17.66%. Sementara Prabowo-Gibran hanya mendapat 2,79%.
Hal senada muncul dalam data Google Analytic yang menggambarkan tone positive dan negative ketiga pasangan Capres/Cawapres. Data itu menunjukkan Ganjar-Mahfud meraih tone positive paling tinggi yakni 58,41%, diikuti Anies-Muhaimin 47,14% dan Prabowo-Gibran paling bawah hanya meraih 31,75%.
Sebaliknya Anies-Muhaimnin mendapat tone negative tertinggi yakni 29,52 %, sedangkan Prabowo-Gibran 28,57% dan Ganjar-Mahfud 20,53%.
Wakil Ketua TPN Amarsjah Purba yakin bahwa publik dalam acara debat perdana itu sadar bahwa Pasangan Ganjar-Mahfud benar-benar mewakili mayoritas masyarakat.
“Keduanya muncul dari latar belakang keluarga sederhana bukan dari kalangan atas,” katanya usai menghadiri langsung perdebatan di Gedung KPU.
Solusi atas kemiskinan dan kesempatan kerja telah ditegaskan kembali dalam perdebatan itu oleh Ganjar Pranowo adalah investasi dan pendidikan.
“Jawaban itu tepat karena mengacu pada apa yang sudah berhasil dikerjakan di Jawa Tengah,” tambah Amar.
Dalam debat itu awalnya Prabowo bertanya bagaimana Ganjar menangani masalah kesempatan kerja dan kemiskinan saat dua periode menjabat Gubernur Jawa Tengah. Pertanyaan itu membuka kesempatan bagi Ganjar memaparkan pengalamannya membangun kawasan industri yang ramah kepada para buruh.
Penjelasan itu berlanjut dengan pembuktian pembukaan kesempatan belajar bagi keluarga miskin.
“Setiap keluarga miskin akan mendapat kesempatan salah seorang anaknya bisa berkuliah di perguruan tinggi,” ujar Amar.
Sementara bagi anak-anak keluarga miskin yang tak mendapat kesempatan belajar di sekolah-sekolah vokasi. Para alumni sekolah vokasi yang dikembangkan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah dahulu kini sudah banyak bekerja di berbagai industri baik di dalam maupun di luar negeri.
“Pengalaman seperti itu merupakan salah satu bukti kemampuan Ganjar-Mahfud dalam bekerja, kebetulan kedua pasangan lain belum pernah membuktikannya,” tandasnya.