Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Survei Capres Yang Terlalu Dini Bingungkan Masyarakat
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Politika

Survei Capres Yang Terlalu Dini Bingungkan Masyarakat

Indra Christianto Kamis, 1 April 2021 | 04:33 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Photo Credit: Surat suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pemilu 2019 selesai divalidasi dan disetujui oleh kedua tim pemenangan masing-masing pasangan calon di Jakarta, Jumat (04/01/2019). Liputan6/Helmi Fithriansyah
Photo Credit: Surat suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pemilu 2019 selesai divalidasi dan disetujui oleh kedua tim pemenangan masing-masing pasangan calon di Jakarta, Jumat (04/01/2019). Liputan6/Helmi Fithriansyah
Bagikan

Telegraf – Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, memandang, survei elektabilitas calon presiden (Capres) yang saat ini mengemuka, mesti disikapi secara bijak. Pasalnya, hasil survei ini bukan mencerminkan hasil akhir.

Ia menyampaikan, bahwa melakukan survei jauh sebelum Pilpres dilaksanakan memang tidak bisa dilarang. Sebab, itu merupakan bagian dari ekspresi kebebasan berpendapat.

“Hasil survei yang dilakukan jauh sebelum pelaksanaan pemilu bukan menggambarkan hasil akhir. Hasil survei saat ini hanya untuk memetakan peta dukungan capres pada kondisi sekarang (kondisi saat melakukan wawancara dengan responden). Dengan demikian, hasil survei yang dipublikasikan bukan hasil final,” katanya, Kamis (01/04/2021).

Karyono menilai, peta dukungan dan elektabilitas Capres Cawapres masih akan mengalami fluktuasi. Apalagi, rentang selisih elektabilitas masing-masing kandidat yang diuji masih sangat memungkinkan terjadi volatilitas.

“Hasil survei yang masih jauh dari waktu pelaksanaan berpotensi ambigu dan belum pasti,” ujarnya.

Ia juga menyoroti hasil survei yang menunjukkan hasil berbeda antara lembaga yang satu dengan yang lain. Padahal, waktu pelaksanaan survei tak jauh beda, metodologi yang digunakan sama dan jumlah responden tak jauh beda.

“Hal ini tentu membuat masyarakat semakin bingung dalam memahami hasil survei. Karenanya, masyarakat perlu memahami mana hasil survei abal-abal, hasil survei yang diframing, dan mana hasil survei yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,” ungkapnya.

Karyono menyebut hasil survei yang memenuhi kaedah ilmiah bisa saja tak sama, jika waktu pelaksanaannya berbeda relatif jauh. Hal ini disebabkan adanya perubahan atau pergeseran dukungan terhadap kandidat karena dipengaruhi faktor-faktor tertentu dan kondisi tertentu. Perbedaan jumlah responden (sampel) juga bisa mempengaruhi selisih prosentase elektabilitas.

Baca Juga :  Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan

“Hal ini disebabkan adanya selisih margin of error yang berbeda. Perbedaan jumlah sampel akan membedakan jumlah margin error, perbedaan data hasil survei juga bisa dipengaruhi metode pengambilan sampel yang tidak proporsional, condong pada segmen pemilih tertentu, sehingga membuat hasil survei tersebut bias pada segmen pemilih tertentu. Alhasil, data survei yang dihasilkan tidak mewakili populasi yaitu keseluruhan subjek penelitian,” terangnya.

Diketahui, Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi terhadap 17 nama calon presiden dalam survei nasional anak muda pada Maret 2021. Hasilnya, Anies Rasyid Baswedan (15,2 persen), Ganjar Pranowo (13,7 persen), dan Ridwan Kamil atau Kang Emil (10,2 persen) menjadi tiga tokoh teratas yang dipilih anak muda jika pemilihan presiden dilakukan sekarang.

Adapun survei Charta Politica menunjukkan Prabowo Subianto berada di urutan pertama Capres terpilih dengan 22,2 persen. Disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan presentase 20 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 14,2 persen. Urutan capres pilihan masyarakat berikutnya yakni Sandiaga Uno dengan tingkat keterpilihan sebesar 12,7 persen dan Ridwan Kamil 9,2 persen.


Photo Credit: Surat suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pemilu 2019 selesai divalidasi dan disetujui oleh kedua tim pemenangan masing-masing pasangan calon di Jakarta, Jumat (04/01/2019). Liputan6/Helmi Fithriansyah

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit
Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini
Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Sufmi Dasco: Saraswati Tetap Bertugas Sebagai Anggota DPR

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Politika

PDIP Tanggapi Reshuffle Kepala BRIN Oleh Presiden Prabowo

Waktu Baca 2 Menit
Photo Credit: Seorang petugas kebersihan sedang membersihkan gedung KPK. ANTARA
Politika

Orang Dekat Bobby Nasution Diserahkan ke Pengadilan Oleh KPK

Waktu Baca 3 Menit
Politika

MPR Sebut Persoalan Politik Soekarno, Soeharto dan Gus Dur Sudah Selesai

Waktu Baca 4 Menit
Politika

Soal Gelar Pahlawan Bagi Soeharto, Gibran: Beliau Berkontribusi dan Berjasa Besar Untuk Pembangunan

Waktu Baca 2 Menit
Politika

Protes Sengketa Pilkada, Warga SBT Ajak Pocong ke MK

Waktu Baca 2 Menit
Politika

Perempuan Jadi Garda Depan Pemenangan Pasangan Pram-Doel

Waktu Baca 2 Menit
Politika

Gandeng Ormas Jakarta Rido Masifkan Program Traktiran R1DO

Waktu Baca 2 Menit
Politika

Resmikan Posko Relawan, Cornelia Agatha: Jaga Suara Untuk Menangkan Pram-Doel

Waktu Baca 2 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?