Walaupun Geopolitik Global Tidak Stabil Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Cukup Baik

Oleh : Atti K.

Telegraf – Presiden Joko Widodo mengatakan geopolitik global masih tetap kurang baik, kurang kondusitf, terlihat masih adanya perang seperti Ukraina dan Gaza. tetapi yang paling penting dalam negeri stabil.

“Pastinya ini melegakan indsutri keuangan dan membangkitkan industri keuangan yang makin kokoh untuk mendukung pertumbuan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Joko Widodo (Jokowi)dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) dan peluncurkan Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) di Jakarta, Selasa (20/2).

Jokowi mengungkapkan ia merasa senang bahwa permodalan perbankan mencapai 27,69%. Ini di atas negara-negara di kawasan, kredit perbankan juga masih bisa tumbuh di double digit, di 10,38 Yoy, ini juga sudah di atas level pra pandemi. Dan ekonomi Indonesia juga tumbuh masih sangat baik, yaitu 5,05%. Infalsi juga terkendali, terjaga di 2,57%. Cadangan devisa masih di 145 biliion US dolar. Neraca dagang kita juga surplus 36 billion US dolar atau kira-kira 570 triliun rupiah. Current account defisit kita juga surplus di 0,16%.

Jokowi juga menyampaikan untuk terus belajar dari krisis keuangan di masa lalu dan agar tetap waspada dalam menjaga industri jasa keuangan dan perekonomian, terus meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan serta dukungan terhadap pembiayaan UMKM dan keuangan berkelanjutan.

“Saya mengapresiasi penyempurnaan taknonomi berkelanjutan Indonesia yang diluncurkan tadi oleh Ketua OJK sehingga inisiatif keuangan hijau bisa menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan dan inklusivitas. Terima kasih atas dedikasi Bapak/Ibu dan kerja keras OJK dalam memajukan sektor keuangan,” kata Presiden.

Baca Juga :   BTN Catat Laba Bersih Rp904 Miliar di Kuartal I-2025, KPR dan Digitalisasi Jadi Penopang Utama

Dikesempatan yang sama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menjelaskan minat berinvestasi di pasar modal terus tumbuh dengan jumlah investor bertumbuh lima kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Di sisi lain di tengah normalisasi kebijakan moneter yang terus berlanjut serta tekanan terhadap arus investasi, likuiditas sektor jasa keuangan terjaga berada di atas ambang ketentuan.

“Walaupun pengaruhnya telah terlihat dengan pertumbuhan dan tidak ketiga yang termoderasi, solvabilitas industri jasa keuangan juga terpantau solid baik di sektor perbankan perusahaan pembiayaan maupun asuransi dan dana pensiun bahkan sektor perbankan 27,65% di atas negara-negara kawasan,” ungkapnya.

Lanjutnya sinergi yang semakin baik antar otoritas sektor keuangan yaitu OJK, Kementerian Keuangan Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Mahendra optimis ruang pertumbuhan ekonomi Indonesia masih besar, inisiatif reformasi struktural seperti revitalisasi industri pembukaan peluang pada ekonomi yang bernilai tambah tinggi dan berkelanjutan serta ekonomi baru dan pemanfaatan bonus demografi mampu memberikan daya ungkit terhadap perekonomian Indonesia untuk mensinergikan potensi pertumbuhan ekonomi.

Lainnya Dari Telegraf