TELEGRAF – Gowa, Indonesia, 24 Mei 2023 – Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia menjadi momentum bagi Suntory Garuda Beverage (SGB) untuk mengadakan program Mizuiku Outdoor Class di Gowa, Sulawesi Selatan. Program ini bertujuan menginspirasi siswa-siswi Sekolah Dasar di Gowa untuk lebih peduli terhadap konservasi air bersih melalui edukasi dan penanaman tanaman endemik.
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Namun, laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Dewan Sumber Daya Air Nasional (DSDAN) mengungkapkan bahwa Indonesia menghadapi ancaman krisis air bersih pada tahun 2025. Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 3,28% rumah tangga di Indonesia mengalami krisis air pada tahun 2022, termasuk di beberapa provinsi di Sulawesi. Keanekaragaman hayati juga memainkan peran penting dalam pelestarian air, karena ekosistem yang sehat berpengaruh pada ketersediaan dan kualitas air.
Dalam perayaan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, SGB mengadakan Mizuiku Outdoor Class di Rumah Hijau Denassa, Gowa. Acara ini dihadiri oleh sejumlah sekolah peserta program Mizuiku dan perwakilan Pemerintah daerah. Selain itu, SGB juga meluncurkan Video Mizuiku Teachers Guide (MTG) sebagai pelengkap buku panduan guru pelestarian air bersih pertama di Indonesia yang diluncurkan pada Desember 2022.
Neeraj Goyal, Chief Executive Officer PT Suntory Garuda Beverage, mengungkapkan kebahagiaannya dapat mengadakan program Mizuiku Outdoor Class di Gowa dan meluncurkan Video MTG sebagai bagian dari komitmen SGB dalam mengembangkan Program Mizuiku di Indonesia. Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah dalam mendukung kegiatan Mizuiku. SGB berharap dapat terus bekerja sama dengan pemerintah dan pihak terkait untuk memperluas dampak sosial perusahaan di berbagai daerah di Indonesia.
Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc., Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPGLHK), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, menyatakan bahwa upaya pelestarian lingkungan membutuhkan partisipasi dari semua pemangku kepentingan. Edukasi merupakan bagian penting yang perlu dimulai sejak sekolah dasar. Melalui program Mizuiku, PPGLHK mendukung peningkatan kapasitas wawasan siswa-siswi Sekolah Dasar di Indonesia terkait pelestarian air dan lingkungan.
Sejak tahun 2021, SGB telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam pembinaan dan pengajaran konservasi air untuk generasi muda di sekolah, lembaga masyarakat, dan komunitas di sekitarnya.
Mizuiku Outdoor Class di Gowa merupakan program yang dirancang untuk memberikan edukasi pelestarian lingkungan yang menyenangkan, seperti melalui penanaman pohon sebagai cara siswa-siswi Sekolah Dasar memahami konservasi air. Program ini juga memperkenalkan tanaman endemik Gowa kepada para siswa, seperti Kayu Hitam Sulawesi atau Eboni, Kayu Kuku, dan jenis jambu-jambuan seperti Kalawasa dan Pasui. Para siswa juga diajarkan bagaimana mereka dapat berperan dalam melestarikan tanaman-tanaman tersebut.
Azhari Aziz, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa, memberikan apresiasi terhadap inisiatif SGB dalam memberikan edukasi pelestarian air dan lingkungan kepada generasi muda di Gowa. Ia berharap program Mizuiku Outdoor Class dapat mengedukasi siswa-siswi Sekolah Dasar dan masyarakat mengenai tanaman endemik Gowa serta pentingnya pelestarian air dan lingkungan. Azhari berharap inisiatif ini dapat terus dilakukan di daerah-daerah lainnya untuk mempromosikan pelestarian lingkungan dan air secara menyeluruh di Indonesia.
Dermawan Denassa, Pegiat Literasi Hayati dan Konservasi sekaligus Pendiri Rumah Hijau Denassa, menekankan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati Sulawesi Selatan. Ia berharap siswa-siswi Sekolah Dasar dapat terlibat dalam menjaga keanekaragaman hayati sejak dini agar alam Indonesia tetap lestari di masa depan.
Program Mizuiku Outdoor Class merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan Suntory Garuda Beverage dalam mengembangkan Program Mizuiku di Indonesia. Program ini telah berhasil dilakukan di Jepang sejak tahun 2004 dan mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 2019. Hingga tahun 2022, hampir 30.000 murid dan 1.500 kepala sekolah serta guru di seluruh Indonesia telah berpartisipasi dalam program ini.
Program Mizuiku memiliki empat area pelestarian air yang menjadi fokus pembelajaran bagi anak-anak dan guru, yaitu menjaga daur air, mencegah pencemaran air, mengkonservasi air, dan menjaga air tetap bersih dengan memilah sampah.