Telegraf, Irak – Miss Universe Irak Sarah Idan mengatakan keluarganya dipaksa untuk hengkang dari negara tersebut ditambah ancaman pembunuhan terkait foto yang dia unggah ke media sosial, swafoto dia bersama Miss Israel.
Idan mengatakan dia sama sekali tak menduga bakal ada reaksi negatif terhadap fotonya itu, yang menampilkan dia bersama Adar Gandelsman dalam kontes ratu kecantikan di Nevada bulan lalu.
“Saya terbangun karena telepon dari keluarga, dan Organisasi Miss Irak menjadi gila. Ancaman pembunuhan di internet sangat menakutkan,” kata Idan.
Idan berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Irak.
Dia mengaku segera meminta ibu dan keluarganya untuk pergi dari Irak karena seriusnya ancaman tersebut. Dia juga menyebutkan para pejabat pemerintah Irak mengancam mencabut gelarnya kalau tidak menghapus foto tersebut.
Foto dimaksud masih tercantum di akun Instagram miliknya sampai berita ini dibuat.
Irak dan Israel tak pernah menjalin hubungan diplomatik. Amarah terhadap negara Yahudi itu meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baik Palestina maupun Israel mengklaim kota suci itu sebagai ibu kota masing-masing, dan tidak ada negara asing selain AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Idan diam-diam setuju untuk mengunggah penjelasan karena ancaman makin meningkat, untuk menegaskan bahwa fotonya bukan pernyataan dukungan terhadap pemerintah Israel dan kebijakannya. Namun tekanan terhadap dirinya masih meningkat.
“Ibu saya sangat ketakutan. Saya sampaikan ke dia ‘Bu, keluar saja dari sana’. Saya minta maaf padanya dan bertanya apa saya harus keluar dari kontes. Saya siap keluar waktu itu,” kata Idan.
“Orang-orang di Irak kenal keluarga saya, dan mereka mendapat ancaman pembunuhan.”
Dia mengatakan tetap menghindari bicara di publik sehingga keluarganya bisa pergi dari negara itu.
Menurut Panitia Miss Universe 2017, keluarga Idan diberitahu bahwa dia harus mendaftarkan KTP untuk memperpanjang paspornya. Untuk melakukan itu, Idan harus pulang ke Irak, namun dia takut melakukannya. (Red)