Telegraf – Dalam rangka menghutankan kembali lahan kering dan kritis seluas 22 hektar di Kawasan Megamendung, Bogor, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) salurkan bantuan berupa penguatan kapasitas Kelompok Tani Hutan Organik Megamendung untuk membangun ekowisata.
Ada dua faktor yang belum dimiliki oleh Kawasan hijau, yaitu factor Amenitas dan Aksesibilitas. Kedua factor inilah yang coba dibantu oleh BNI, Hal itu diungkapkan oleh Corporate Secretary BNI Mucharom dalam siaran pers yang di terima redaksi, Minggu (14/21).
“Dukungan BNI terhadap Hutan Organik Megamendung adalah sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim melalui Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 ke-26 atau COP26,” ungkap Mucharom.
Mucharom juga mengungkapkan langkah BNI ini pun searah dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terus mendorong pelaku industri perbankan untuk melaksanakan kebijakan keuangan berkelanjutan untuk mendukung ekonomi hijau.
“BNI tidak ketinggalan dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan dengan 3 Pilar SGDs yaitu pilar ekonomi, sosial dan lingkungan baik dari sisi bisnis maupun program pemberdayaannya,” ujarnya.
Sementara itu Pengelola Hutan Organik Megamendung Yuhan Subrata menuturkan, pengembangan Ekowisata diharapkan akan menarik lebih banyak lagi kehadiran masyarakat yang ingin mengetahui pengelolaan sebuah lahan kritis hingga menjadi kawasan hijau. Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya lahan hijau yang mampu menahan air.
“Jika 1 pohon saja bisa menahan sekitar 20 liter air, bayangkan berapa banyak air yang dapat kita tahan dari lahan hutan 22 hektar ini yang didalamnya terdapat hingga 1.500 pohon. Banyak sekali air yang dapat ditahan untuk tidak membanjiri Ibukota Jakarta,” ujar Yuhan.
Lebih jauh Yuhan menuturkan, dalam memperluas kawasan hijau, pihaknya mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang mampu mendistribusikan air ke lahan – lahan yang masih kritis tanpa menggunakan bahan bakar minyak (BBM) atau listrik. Teknologi ini diterapkan pada hidran pendistribusi air di Hutan Organik Megamendung.
Sistem ini mengandalkan pompa mekanik sederhana yang dapat mengalirkan air ke dataran lebih tinggi. Sistem ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air petani yang terus melakukan penghijauan di kisaran hutan organik.
“Nama sistemnya adalah pompa hidran tanpa bahan bakar minyak. Jika kebutuhan air terpenuhi, maka akan banyak fasilitas yang dapat kami bangun lagi ke depannya,” sebutnya.
Photo Credit : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) salurkan bantuan berupa penguatan kapasitas Kelompok Tani Hutan Organik Megamendung untuk membangun ekowisata Sabtu, (13/21)/ Doc/Humas BNI