PROBOLINGGO, TELEGRAF. CO.ID — Waktu menunjukkan pukul 1.00 WIB dini hari, pada Rabu (24/8). Didepan lobby hotel, kedelapan pelatih sudah berkumpul dengan membuat satu lingkaran kecil, mereka bukan hendak melakukan kegiatan mentoring video pembelajaran yang telah diselenggarakan sepekan sejak 19 – 24 Agustus 2004 ini, namun bersiap untuk naik dan menjelajah destinasi wisata ke Kawasan Bromo yang masih di area Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Muh Arwani (60) memimpin do’a sebelum keberangkatan, ia adalah Leader dalam Bacth #3 Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Produksi Pembelajaran Tingkat Desa yang diselenggarakan oleh Kemendes PDTT di dua Kecamatan, yaitu Gending dan Ndingu.
Tugas Arwani melatih dan mencetak kader milenial desa dalam menggali potensi desa melalui metode video pembelajaran. Arwani bersama Abdul Malik MSN, rekan sesama Pelatih Nasional (Pelatnas) diberi mandat sebagai koordinator yang membawahi 6 (enam) orang Pelatih Daerah (Pelatda) dan mengawal selama kegiatan di dua kecamatan, setiap kecamatan terbagi menjadi dua desa sekaligus sebagai lokus kegiatan tersebut.
Keenam Pelatda tersebut iyalah Moh. Rizki, Wisudyatma Lestari, Deby Azzahra, Irfan Ardiyansah yang berasal dari Probolinggo, serta Owaldus Hakur Manjelo dan Maria Floriana Raya Jandi dari Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Malam itu memang tidak nampak keramaian dan kemacetan saat berada di perjalanan menuju Bromo, namun beberapa kilometer sebelum pos pintu penjagaan, hiruk pikuk sudah mulai terlihat, khusunya antrian mobil Jeep 4×4 yang membawa wisatawan baik lokal maupun mancanegara serta warga setempat yang menawarkan perangkat anti dingin, seperti syal, kaos tangan, dan lain-lain.
“Saya ini orang Probolinggo, tapi saya sendiri jarang kemari” ujar Debby salah seorang alumni Akademi Desa tahun 2022 ini. Lain hal dengan yang dialami Owaldus Hakur Manjelo dan Maria Floriana Raya yang memang baru pertama kali ke Bromo. Mereka berdua cukup menikmati perjalananan dan banyak mengabadikan hal – hal indah, khususnya memburu moment sinar matahari terbit, di Seruni Point. Bersama keempat rekannya, mereka berjalan kaki hingga puncak teratas. Kepuasaan nampak di wajah kedua Pelatda asal NTT tersebut.
“Nanti giliran ya, kalo kita ketemu lagi kegiatan Akademi Desa berikutnya, saya ajak menikmati dan keliling di Kawasan Labuan Bajo” kata Owaldus dengan bangga.
Kegiatan Akademi Desa memang sengaja menghadirkan crossing Pelatih dari beberapa daerah, tujuannya selain mereka mengenalkan potensi desa, juga saling memperkenalkan destinasi wisata dan kharakter budaya serta adat istiadat daerah lain.
“ini ibarat miniatur Culture Studies lah, sehingga teman- teman pelatih tidah hanya mengajarkan ilmu, namun saat mereka pulang ke daerahnya masing – masing membawa pengalaman yang bisa ditularkan ke warga desanya, agar bisa seperti daerah lain” tegas Arwani sambil menikmati secangkir kopi dan memandangi sunrise dihadapannya. (MSN)