Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Konflik di Papua Perlu Penyelesaian Kolaboratif
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Nasional

Konflik di Papua Perlu Penyelesaian Kolaboratif

Indra Christianto Minggu, 9 Mei 2021 | 01:02 WIB Waktu Baca 2 Menit
Bagikan
Photo Credit: Sejumlah warga Papua saat melakukan aksi unjuk rasa menggalang aksi dan dukungan untuk gerakan separatis di Papua. AP Photo/Bayu Ismoyo
Photo Credit: Sejumlah warga Papua saat melakukan aksi unjuk rasa menggalang aksi dan dukungan untuk gerakan separatis di Papua. AP Photo/Bayu Ismoyo
Bagikan

Telegraf – Pelabelan teroris terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua oleh pemerintah banyak menuai kritik juga pro dan kontra dari pemerhati hak asasi masyarakat. Langkah pemerintah tersebut dianggap memberi jarak lebih luas untuk membangun dialog yang lebih humanis dan terbuka dengan tokoh di Papua.

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, pemerintah perlu menggunakan pendekatan kolaboratif dalam menyelesaikan konflik yang sedang terjadi di Papua. Sebab menurutnya, permasalahan di Papua sangat begitu kompleks.

“Penyelesaian konflik di Papua diperlukan pendekatan secara kolaboratif dan holistik. Persoalan Papua yang complicated dan multidimensi ini perlu dipahami dalam spektrum yang lebih luas,” kata Karyono kepada Telegraf, Minggu (09/05/2021).

Karyono mengatakan, terkait sering munculnya persoalan di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengan menggunakan solusi tunggal. Berdasarkan data penyelesaian konflik wilayah.

“Persoalan di Papua tergolong sulit diselesaikan dan memakan waktu yang sangat lama. Menurut Karyono, pendekatan kolaboratif dalam menyelesaikan konflik mensyaratkan kerja sama, interaksi dan kesepakatan bersama,” jelasnya.

Menurutnya, model pendekatan seperti itu lebih memungkinkan untuk menjadi jalan keluar atas konflik yang sedang terjadi di Papua.

“Inilah yang perlu dikaji lebih dalam. Ini memacu kita untuk kembali mengidentifikasi persoalan yang menjadi penyebab konflik. Identifikasi akar persoalan tersebut membutuhkan penyelesaian secara kolaboratif, komprehensif dan holistik,” imbuhnya.

Baca Juga :  Anggota Polri Yang Duduki Jabatan Sipil Harus Mundur Atau Pensiun

Kita ketahui bahwa dalam beberapa waktu belakangan ini, eskalasi kekerasan yang terjadi di Papua semakin meningkat. Aparat TNI-Polri terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Korban pun sudah berjatuhan mulai dari aparat keamanan, hingga warga sipil hingga dan jumlahnya hampir tembus ratusan korban.


Photo Credit: Sejumlah warga Papua saat melakukan aksi unjuk rasa menggalang aksi dan dukungan untuk gerakan separatis di Papua. AP Photo/Bayu Ismoyo

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit
Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini
Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Sufmi Dasco: Saraswati Tetap Bertugas Sebagai Anggota DPR

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Nasional

Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing Di COP30 Brazil

Waktu Baca 4 Menit
Nasional

Anggota Polri Yang Duduki Jabatan Sipil Harus Mundur Atau Pensiun

Waktu Baca 5 Menit
Nasional

Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Jadi Masukan Komisi Reformasi

Waktu Baca 3 Menit
Nasional

Perjanjian Keamanan, Indonesia-Australia Teken Kesepakatan

Waktu Baca 7 Menit
Nasional

Pahlawan Nasional Terima Apresiasi Sebesar Rp50 Juta per Tahun

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Pahlawan Marsinah dan Doa-doa Untuk Buruh Indonesia

Waktu Baca 6 Menit
Nasional

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sosok Pahlawan Demokrasi dan Toleransi Indonesia

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Meski Tuai Kontroversi, Soeharto Sah Jadi Pahlawan Nasional

Waktu Baca 2 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?