Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Kabut Asap dan Karhutla, Ini Komentar Tokoh Melayu
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Nasional

Kabut Asap dan Karhutla, Ini Komentar Tokoh Melayu

Indra Christianto Senin, 16 September 2019 | 07:01 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Photo Credit : Pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Muhammad/A.F Anadolu Agency
Photo Credit : Pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Muhammad/A.F Anadolu Agency
Bagikan

Telegraf – Tokoh Melayu sekaligus mantan Menteri Dalam Negeri, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid menilai, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan tidak maksimalnya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) maupun kabut asap .

Faktor-faktor tersebut antara lain sistem deteksi dini yang tidak berjalan dengan baik, kurangnya alat dan personel maupun anggaran. Padahal, karhutla dan kabut asap bukanlah masalah baru melainkan kejadian berulang yang terjadi hampir di sepanjang tahun.

“Ini sebetulnya kan bukan masalah baru, tapi kenapa kita tidak mampu mengatasinya? Deteksi dininya lemah, peralatan kurang, personel dan anggaran juga terbatas. Apalagi diseriusi ketika sudah berada pada level yang parah,” ujar Syarwan Hamid, Sabtu (14/09/19) malam.

Selain itu, diperlukan juga personel yang berpatroli terutama di titik-titik yang dianggap rawan karhutla. Personel-personel tersebut harus digaji agar mereka merasa bertanggungjawab, bukan hanya relawan yang ditujukan untuk menghemat anggaran.

“Niatnya mau hemat anggaran, yang ada malah jebol karena ditangani dengan serius ketika sudah parah. Kalau ada personel yang digaji, kemudian berpatroli, mobilisasi, orang kan jadi mikir-mikir mau bakar hutan dan lahan,” tuturnya.

Sementara itu tokoh Melayu yang juga Ketua DPW Puan PAN Provinsi Riau, Elidanetti meminta Presiden Joko Widodo komit terhadap janji-janjinya mengenai kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Permintaan ini disampaikan Elidanetti mengingat semakin parahnya kabut asap di Riau dan bahkan sudah menyebar ke provinsi lain seperti Sumatera Barat.

Baca Juga :  Anggota Polri Yang Duduki Jabatan Sipil Harus Mundur Atau Pensiun

“Dengan segala hormat kepada bapak presiden, tolonglah komit terhadap janji bapak. Copot pejabat-pejabat yang tidak becus menangani karhutla atau kabut asap. Anak-anak kami di Riau menghirup racun, kesehatannya terancam, keluarga kami terancam. Kemana kami hendak lari karena tanah Melayu adalah rumah kami,” ujar Elidanetti.

Dalam rapat koordinasi nasional pengendalian kebakaran hutan dan lahan 2019 di istana negara, Jakarta, pada Selasa (06/08/19), Presiden Jokowi memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk mencopot siapa saja yang tidak berhasil menangani karhutla.

“Kami kecewa, terutama kepada Gubernur Riau yang memilih plesiran ke luar negeri di saat warganya berjuang untuk hidup di tengah bencana kabut asap yang semakin pekat. Pemimpin seperti apa yang meninggalkan rakyatnya dalam bencana? Pemimpin Zalim. Sangat tidak etis dan tidak pantas,” tutur Elidanetti.

Wanita yang berprofesi sebagai advokat itu teringat pada pernyataan pers Gubernur Riau, Syamsuar saat dilantik pada Rabu (20/02/19) silam di istana negara, Jakarta.

Menurutnya, Syamsuar saat itu sesumbar dengan percaya diri berlebihan dapat mengatasi permasalahan karhutla dan kabut asap yang sering terjadi di Riau.

“Tapi faktanya bagaimana? Yang ada malah semakin parah. Pejabat-pejabat yang seperti ini harus dicopot karena menjadi penghambat realisasi visi-misi Presiden Jokowi dalam meminimalisir karhutla dan kabut asap,” ucapnya.


Photo Credit : Pemadam kebakaran berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Muhammad/A.F Anadolu Agency

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit
Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini
Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Sufmi Dasco: Saraswati Tetap Bertugas Sebagai Anggota DPR

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Nasional

Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing Di COP30 Brazil

Waktu Baca 4 Menit
Nasional

Anggota Polri Yang Duduki Jabatan Sipil Harus Mundur Atau Pensiun

Waktu Baca 5 Menit
Nasional

Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Jadi Masukan Komisi Reformasi

Waktu Baca 3 Menit
Nasional

Perjanjian Keamanan, Indonesia-Australia Teken Kesepakatan

Waktu Baca 7 Menit
Nasional

Pahlawan Nasional Terima Apresiasi Sebesar Rp50 Juta per Tahun

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Pahlawan Marsinah dan Doa-doa Untuk Buruh Indonesia

Waktu Baca 6 Menit
Nasional

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sosok Pahlawan Demokrasi dan Toleransi Indonesia

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Meski Tuai Kontroversi, Soeharto Sah Jadi Pahlawan Nasional

Waktu Baca 2 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?