Telegraf, Jakarta – Untuk kita masyarakat Indonesia, tradisi mudik tentu sangat kental sekali dikenal masyarakat hingga ke pelosok ujung negeri. Banyaknya budaya dan daerah membuat tradisi dari satu daerah ke daerah lainnya begitu kaya. Seperti halnya tradisi Lebaran Ketupat yang tidak sama di tiap daerah. Misalnya seperti di beberapa tempat dan daerah seperti dibawah ini.
Lebaran Ketupat di Gorontalo
Tahun 1909, tradisi ini sudah mulai dilaksanakan. Awal mula masuknya komunitas Jawa Tondano yang melakukan Lebaran Ketupat, atau disebut Sunat dilakukan pada hari ke tujuh awal bulan Syawal. Setelah Lebaran Idul Fitri, tentunya melakukan puasa sunnah syawal selama enam hari. Pada hari ke tujuh inilah mereka akan merayakan suka cita dengan membawa makanan ke mesjid untuk didoakan dan saling ber-silaturahmi.
Awalnya, perayaan ini hanya dilakukan oleh warga Jawa Tondano, tapi lama kelamaan warga sekitar jadi ikutan. Mungkin karena rasa ke-bersamaannya yang kuat. Nah, jenis makanan yang dihidangkan pun bermacam-macam. Ada Kue Madot, bahannya dari beras ketan dengan gula, dibungkus daun. Ada juga kue Gora, Serabi (Apang Colo), Kue Koa, Dodol, serta tidak ketinggalan tentunya Ketupat dengan daging ayam dan sapi.
Lebaran Ketupat dan Perang Topat di Lombok
Tradisi ini bisa terbilang unik. Mengapa? Karena tradisi ini mengandung dua dimensi yang berbeda. Dimensi sakral kepada Sang Pencipta dan dimensi sosial antar hubungan sesama manusia. Tradisi yang lebih dikenal dengan nama “Perang Topat” ini sudah turun temurun dilakukan sejak peninggalan penjajahan Bali di Lombok dulu. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling melempar menggunakan ketupat, antara umat Islam dan Hindu Lombok. Tidak lupa mereka menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali dan merayakannya di Pura Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Lebaran Ketupat dan Perang Topat di Madura
Orang Madura menyebut tradisi ini sebagai “Tellasan Pettok”. Biasanya di dalam Lebaran Ketupat ini terdapat lagi berbagai tradisi dan cara untuk merayakannya, misalnya aja, pawai Dokar Hias yang berkeliling kampung, biasanya dilakukan di kota Surabaya. Kalau di Pesisir Pantai Desa Tanjung, menggelar ritual “Rokat Tasek” ritual oleh para Nelayan untuk memohon kepada Sang Pencipta agar rezeki menangkap hasil tangkapan laut mereka berlimpah.
Nah hal Ini adalah baru sebagian. Terbayang kan betapa kayanya nusantara ini. Kalau daerah anda, apa kira-kira tradisi Lebaran Ketupatnya?