Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Gerakan Boikot Masih Terus di Gaungkan Hingga Berefek bagi Perekonomian Israel
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Humaniora

Gerakan Boikot Masih Terus di Gaungkan Hingga Berefek bagi Perekonomian Israel

Atti K. Rabu, 12 Juni 2024 | 08:09 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Photo Credit : Kaos bergambar seruan boikot terhadap produk pro Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina/Doc/muslimvillage.com
Bagikan

Telegraf – seruan Boikot produk yang di duga terafiliasi israel terus bergema, seruan Ketua BDS Indonesia, organisasi pionir gerakan global boikot, divestasi dan sanksi untuk Israel, Muhammad Syauqi Hafiz, menyatakan perbedaan daftar boikot produk pro Israel di antara organisasi/penggerak gerakan boikot di level global berlatar pilihan kriteria dan prioritas atau sasaran boikot.

“BDS untuk saat ini memprioritaskan boikot atas korporasi yang terlibat langsung dalam jalannya apartheisme dan pendudukan tanah Palestina di Israel, dengan tujuan agar bisa menghentikan gerak mesin perang Israel,” ungkap Syaugi saat tampil sebagai salah satu pembicara dalam seminar online (webinar) yang digagas Aqsa Working Group, sebuah lembaga nirlaba yang peduli pada isu Palestina, di Jakarta, bulan lalu.

Syaugi mengatakan masalah perang tidak ada kompromi lagi, danakan menjadi prioritas boikot. “Bagi kami, ini waktu perang. Tidak ada kata bermanis-manis lagi. Karena itu yang jadi prioritas boikot BDS adalah brand global semisal penyedia teknologi HP dan perusahaan investasi yang terlibat langsung dalam operasi apartheid dan genosida di Palestina,” ungkapnya.

Menurut Syaugi, dalam daftar boikot yang misalnya dirilis oleh BdNash dan sejumlah organisasi lainnya, kriteria yang mereka gunakan lebih luas. Boikot mencakup perusahaan yang berinvestasi di Israel. Karena itulah, sambung dia, perusahaan besar asal Prancis masuk dalam daftar boikot tersebut.

“Dan juga brand lainnya (makanan siap saji) memang tidak masuk dalam daftar boikot BDS sejak awal. Tapi tidak masuk daftar boikot BDS bukan berarti produk tersebut haram diboikot, tidak boleh diboikot atau justru dianggap halal. Sebab kalau kita lihat itu kan investasinya jelas di Israel dan mendukung perekonomian Israel,” ucap Syauqi.

Menurut Syauqi, semua penggagas gerakan boikot berjuang dengan visi yang sama, yakni mensosialisasikan gerakannya ke masyarakat luas. Baik itu boikot dengan maksud untuk memberikan pesan isolasi pada Israel, pesan bahwa masyarakat Indonesia tak mendukung kebejatan Israel, ataupun boikot untuk menghentikan mesin perang Israel.

Dia juga bilang, gerakan boikot produk perusahaan multinasional yang terafliasi Israel sampai saat ini masih eksis. Syauqi menyebut, efek boikot sangat jitu menghasilkan efek menyakitkan pada perekonomian Israel.

“Walaupun sekarang gaungnya relatif menurun, tapi faktanya percakapan tentang mana-mana produk pro-Israel yang perlu diboikot, atau istilahnya terafiliasi Israel, masih eksis dan hidup di tengah masyarakat,” kata Syauqi.

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, H Ikhsan Abdullah, mensinyalir sejumlah perusahaan multinasional asing yang terafiliasi Israel melakukan perlawanan balik atas gerakan boikot di berbagai negara. Termasuk, sambung dia, di Indonesia dengan memanfaatkan ketidakseragaman daftar boikot yang beredar luas di tengah masyarakat.

“Perlu ada kesamaan pandang soal ini, sehingga Muslimin tidak ragu mana yang harus diboikot dan mana yang tidak,” kata Ikhsan.

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Identitas Wonosobo Hadir Dalam Pementasan Tari Wayang Bundeng Gepuk
Waktu Baca 3 Menit
Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit

Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini

Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Humaniora

Jejak Soeharto The Godfather of Orde Baru, Dari Militer, Kudeta Hingga Dilengserkan

Waktu Baca 12 Menit
Heroes and the Meaning of Sacrifice
Humaniora

Bangkitlah Dengan Nurani, Setiap Zaman Butuh Pahlawan Baru

Waktu Baca 2 Menit
Humaniora

Rumuskan Solusi Stunting dan Anemia, Ilmuwan Mesir dan Turki Berkumpul di UNU Yogyakarta

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Merayakan Inisiatif Perdamaian Global, UNU Jogja – Indika Foundation Gelar “2R: Ruang Riung

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Mayoritas Penyandang Disabilitas Tak Kuliah dan Tak Bekerja

Waktu Baca 5 Menit
Humaniora

Trah Sultan HB II Desak Pembentukan Komite Pengembalian Aset Kraton Yogyakarta

Waktu Baca 3 Menit
Peta fungsi lahan daerah Tamambaloh (data dari Sangga Bumi Lestari)
Humaniora

Masyarakat Tamambaloh Menolak Sawit: Ancaman di Hulu Sungai Embaloh Makin Nyata

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Borobudur Butuh Revitalisasi Nilai Spiritual

Waktu Baca 4 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?