Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca FKPPI: Bahaya Komunisme Tidak Boleh Dianggap Remeh
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Nasional

FKPPI: Bahaya Komunisme Tidak Boleh Dianggap Remeh

KBI Media Rabu, 27 September 2017 | 00:38 WIB Waktu Baca 2 Menit
Bagikan
Diskusi Kebangsaan Pilkada DKI. | Telegraf/Koeshondo W. Widjojo
Bagikan

Telegraf, Jakarta – Seiring dengan santernya isu tentang komunisme yang semakin berkembang luas di Indonesia belakangan ini, hal tersebut membuat Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI) DKI Jakarta, yang merupakan salah satu organisasi yang beranggotakan anak-anak dari para purnawirawan militer dan polisi, dimana organisasi tersebut dilandasi oleh Pancasila dan semangat nasionalisme meminta agar masalah komunis jangan dianggap sebagai suatu hal yang remeh.

Adanya indikasi yang menyebutkan soal kebangkitan gerakan komunis dewasa ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi ideologi negara Pancasila serta dapat menimbulkan gejolak politik serta keamanan terutama jelang adanya momentum politik baik Pilkada ataupun Pilpres.

Indikasi kebangkitan kembali komunis di Indonesia patut dicermati, ada berbagai arah manuver yang menunjukkan ke arah tersebut. Demikian disampaikan Bambang Dirgantoro, Wakil Ketua bidang Politik dan Pengkajian Strategis KB FKPPI DKI Jakarta, Selasa (26/09/2017).

“Bahaya komunisme atau paham komunis tidak boleh dianggap remeh dan jangan dianggap sebagai hantu, karena mereka terus akan bermetamorfosa dalam berbagai bentuk. Mungkin tidak seekstrim pada masa yang lalu yang terang-terangan menampilkan identitas dan kekerasan dalam melakukan gerakan politik,” ucap Bambang.

Bambang menyebutkan bahwa isu komunisme saat ini dianggap hanya membangkitkan luka masa lalu bagi kedua belah pihak, PKI maupun korban dari aksi PKI tersebut.

“Jika ini dibiarkan tentu akan menyebabkan ketidak harmonisan bagi anak bangsa dan jauh dari cita-cita luhur Bhineka Tunggal Ika dan tentunya pemahaman nilai Pancasila”. Tegas Bambang.

“Kami tentu mempunyai sikap mengenai isu komunisme yg selalu hadir ditengah masyarakat kita. Kami menolak paham komunisme marxsisme leninisme stalinisme dan isme lainnya yang bertolak belakang dengan nilai Pancasila,” kata Bambang.

Kemudian, lanjut Bambang, FKPPI dengan tegas menolak dicabutnya TAP MPR 25/1965 serta menolak Pemerintah untuk meminta maaf kepada komunis.

Bambang pun berharap akan ketegasan pemerintah dalam membumi hanguskan akan bahaya laten komunisme yang dikemas dengan gaya baru. (Red)

Photo Credit : Bambang Dirgantoro (kiri) pada saat acara diskusi publik. | Telegraf/Wiwid W. Widjojo


Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Temanggung Bangkit, CATEC Gelar Pameran “Adu Roso” Karya Pelukis se Jawa-Bali
Waktu Baca 4 Menit
BSN Siap Jadi Katalis Pasar Syariah Usai Terima Aset UUS BTN
Waktu Baca 3 Menit
Tiara Lupita Ayu Hermanto
Tiara Lupita Ayu Hermanto: Perempuan yang Menyulam Reputasi Industri Musik dengan Suara, Empati, dan Dedikasi
Waktu Baca 8 Menit
DPR Setujui RUU KUHAP Jadi Undang-Undang, Simak Isinya!
Waktu Baca 6 Menit
BTN Resmi Spin-Off Unit Syariah, BSN Melonjak Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua di Indonesia
Waktu Baca 4 Menit

DKPP Berhentikan Anggota KPU Kota Gorontalo

Waktu Baca 4 Menit

Butuh Sikap Kritis Untuk Membaca Data Ekonomi Pemerintah

Waktu Baca 4 Menit

Identitas Wonosobo Hadir Dalam Pementasan Tari Wayang Bundeng Gepuk

Waktu Baca 3 Menit

Vokalis Whitesnake David Coverdale Umumkan Pensiun Dari Dunia Musik

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Nasional

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing Di COP30 Brazil

Waktu Baca 4 Menit
Nasional

Anggota Polri Yang Duduki Jabatan Sipil Harus Mundur Atau Pensiun

Waktu Baca 5 Menit
Nasional

Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Jadi Masukan Komisi Reformasi

Waktu Baca 3 Menit
Nasional

Perjanjian Keamanan, Indonesia-Australia Teken Kesepakatan

Waktu Baca 7 Menit
Nasional

Pahlawan Nasional Terima Apresiasi Sebesar Rp50 Juta per Tahun

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Pahlawan Marsinah dan Doa-doa Untuk Buruh Indonesia

Waktu Baca 6 Menit
Nasional

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sosok Pahlawan Demokrasi dan Toleransi Indonesia

Waktu Baca 2 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf is a member of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?