Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Sering Kebanjiran, Warga Kalteng Sebut Food Estate Gagal Total
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Nasional

Sering Kebanjiran, Warga Kalteng Sebut Food Estate Gagal Total

Indra Christianto Jumat, 2 Februari 2024 | 10:45 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Proyek lumbung pangan atau food estate singkong di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) menjadi sorotan banyak kalangan. Ratusan hektare (ha) lahan yang rencananya akan ditanami singkong tersebut hampir pasti di ambang kegagalan. Kondisi tanah yang berpasir membuat kawasan food estate tersebut tidak cocok untuk pertanian. Foto MMC
Bagikan

Telegraf – Kegagalan program food estate di beberapa daerah Kalimantan Tengah menjadi isu paling banyak muncul saat Ganjar Pranowo berdialog dengan sejumlah elemen warga Kalimantan Tengah di M Bahalap Hotel Palangka Raya.

Dalam pertemuan itu, warga mengeluhkan program food estate yang terkesan asal-asalan. Mereka mengaku sama sekali tidak dilibatkan, dan kini hanya menanggung kerugian akibat kerusakan alam.

“Kalau Pak Ganjar jadi presiden, tolong program food estate khususnya di Gunung Mas itu ditinjau ulang. Program itu gagal total, masa tanam singkong tumbuhnya jagung. Bingung kita,” ucap Pendeta Bobowanto Victor, tokoh adat Dayak Kalimantan Tengah, Jumat (02/02/2024).

Pendeta Bobowanto menerangkan, ia sudah berkali-kali survei ke lokasi food estate di Gunung Mas yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalnya. Di sana, ia tidak melihat tanaman singkong yang berhasil tumbuh dan berbuah.

“Meski usianya sudah satu tahun, tapi buahnya itu hanya sebesar jari tangan. Setelah ramai dikritik, tiba-tiba ganti tanaman jagung dan memakai polybag. Aneh sekali,” tegasnya.

Padahal, ia tahu bahwa program food estate Gunung Mas itu menelan anggaran sangat besar dari pemerintah. Sayangnya, anggaran besar itu terbuang sia-sia tanpa hasil apapun dan justru merugikan negara.

“Belum lagi dampaknya bagi masyarakat sekitar. Sekarang warga di sekitar daerah itu sering kebanjiran karena hutannya digunduli. Sudah hancur lebur,” tegasnya.

Cerita serupa disampaikan Lambang Jaya, warga Desa Paningkal Jaya,Kabupaten Kapuas. Lambang yang desanya juga menjadi lokasi food estate menceritakan kepada Ganjar, bahwa program itu gagal total.

Baca Juga :  Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Jadi Masukan Komisi Reformasi

“Di tempat kami food estate ditanami padi. Padahal daerah itu cocoknya ditanami sawit. Akhirnya gagal Pak, nggak panen. Tolong bapak kalau jadi presiden ini dievaluasi,” ucap Lambang.

Ganjar mencatat semua keluhan dan masukan dari warga Kalteng itu. Ia mengatakan, program food estate yang saat ini berjalan memang dibuat tanpa perancanaan matang. Akibatnya, program yang menelan anggaran besar itu banyak yang gagal.

“Saya sepakat dengan program food estate sebagai upaya ketahana pangan kita. Tapi ini harus dievaluasi. Kuncinya satu, libatkan ahli dalam pemilihan lahan dan libatkan petani untuk mengerjakan,” ucapnya.

Ia mencontohkan, misalnya program food estate di Gunung Mas. Kenapa gagal, menurut Ganjar karena itu tidak melibatkan petani dan masyarakat sekitar.

Pemilihan tempat yang salah dengan komoditas pertanian yang dipilih tak sesuai lahan, juga menjadi penyebab gagalnya program.

“Mana ada sih petani yang nggak bisa menanam singkong? Iya kan? Itu dilempar saja tumbuh kok. Kenapa ini gagal, karena program ini dikerjakan bukan oleh ahlinya,” tegas Ganjar.

Jika ia mendapat amanah sebagai presiden, Ganjar berjanji akan memperbaiki program food estate itu. Ia akan melibatkan masyarakat, melibatkan petani dan para ahli sebagai pelaku utama.

“Jadi pemerintah hanya suport dana. Terkait lahannya di mana? cocoknya tanam apa? Tanyakan pada ahlinya. Untuk urusan tanam, kan petani dan masyarakat setempat yang paham. Maka kalau itu dilakukan, program food estate akan berhasil dan kita bisa menjadi negara yang swasembada pangan,” pungkasnya.

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit
Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini
Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Sufmi Dasco: Saraswati Tetap Bertugas Sebagai Anggota DPR

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Nasional

Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing Di COP30 Brazil

Waktu Baca 4 Menit
Nasional

Anggota Polri Yang Duduki Jabatan Sipil Harus Mundur Atau Pensiun

Waktu Baca 5 Menit
Nasional

Larangan Polisi Duduki Jabatan Sipil Jadi Masukan Komisi Reformasi

Waktu Baca 3 Menit
Nasional

Perjanjian Keamanan, Indonesia-Australia Teken Kesepakatan

Waktu Baca 7 Menit
Nasional

Pahlawan Nasional Terima Apresiasi Sebesar Rp50 Juta per Tahun

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Pahlawan Marsinah dan Doa-doa Untuk Buruh Indonesia

Waktu Baca 6 Menit
Nasional

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sosok Pahlawan Demokrasi dan Toleransi Indonesia

Waktu Baca 2 Menit
Nasional

Meski Tuai Kontroversi, Soeharto Sah Jadi Pahlawan Nasional

Waktu Baca 2 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?