Telegraf – Dewan Asuransi Indonesia (DAI) terus berkomitmen untuk meningkatkan edukasi dan literasi asuransi serta koordinasi antar seluruh stakeholder perasuransian Tanah Air. Mengingat tingkat penetrasi asuransi nasional yang hingga saat ini masih di bawah 5 persen.
Dari hasil data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia pada tahun 2022 naik menjadi 49,68 persen dibandingkan dengan posisi tahun 2019 yang hanya 38,03 persen.
Untuk indeks inklusi meningkat menjadi 85,10 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2019 yang
hanya 76,19 persen.
Khusus tingkat literasi subsektor perasuransian tercatat mengalami peningkatan pada 2022 menjadi 31,72 persen dibandingkan dengan 2016 dan 2019 yang masing-masing 19,40 persen dan 15,80 persen. Senada, tingkat inklusi subsektor perasuransian juga meningkat menjadi 16,63 persen pada 2022 dibandingkan dengan 2016 dan 2019 yang masing-masing 12,10 persen dan 13,15 persen.
Sebagai bentuk komitmen tersebut, pada perayaan HUT yang ke 66, DAI mengusung tagline Sinergi Perasuransian Untuk Indonesia, Tagline yang bertujuan mengoordinasi dan menyelaraskan seluruh anggota asosiasi perasuransian tersebut sejalan dengan tagline yang diusung oleh asosiasi anggota DAI yaitu Transformasi Lampaui Batas (AAJI), 21 Tahun AAUI Semakin Kuat (AAUI), We Want Bigger Portion (APPARINDO), dan Kesetaraan Dalam
Kemitraan (APKAI).
Ketua Umum DAI Tatang Nurhidayat mengatakan peningkatan tingkat literasi dan inklusi perasuransian tersebut tidak terlepas dari upaya seluruh stakeholder perasuransian salah satunya adalah asosiasi perasuransian yang konsisten menjalankan program-program edukasi dan literasi kepada masyarakat.
“Meski demikian, capaian angka literasi dan inklusi 2022 yang masih di bawah 50 persen tersebut menunjukkan bahwa program-program literasi dan edukasi ini masih memerlukan kerja keras agar terus meningkat signifikan ke depannya,” ungkapnya.