Telegraf – Yayasan Vasiatti Socaning Lokika menyampaikan Ada 40 naskah atau manuskrip karya Sri Sultan HB II yang saat ini tersimpan di British Museum London, British Library London, serta Bodleian Library London.
Melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, berharap aktif membantu serta memfasilitasi upaya mengembalikan barang maupun artefak milik Sri Sultan HB II yang kini berada di Inggris tersebut.
Fajar Bagoes Poetranto, Ketua Yayasan Vasiatti Socaning Lokika, mengatakan dalam siaram pers, di Jakarta, Sabtu (27/5).
Ia mengungkapkan pihaknya beserta Trah Sri Sultan HB II telah melakukan koordinasi dan pendekatan pada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada Juni 2022 silam. Salah satu poin risalah dari pertemuan tersebut dikatakan bahwa Kemlu akan memfasilitasi komunikasi dengan KBRI London dan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta untuk melakukan pendekatan dengan pihak Inggris.
“Namun, hingga kini belum terlihat kemajuan dari upaya Kemlu tersebut. Oleh sebab itu, kami kembali meminta pihak Kemlu untuk aktif bergerak melakukan pada pihak Inggris agar 40 artefak milik Sri Sultan HB II bisa segera dikembalikan,” ungkap Fajar Bagoes.
Fajar Bagoes mengungkapkan, Trah Sri Sultan HB II ingin dalam proses pengembalian 40 manuskrip karya Sri Sultan HB II itu terjadi secara unilateral antara pihak Trah Sri Sultan HB II dengan Kerajaan Inggris. Artefak, terutama 40 manuskrip karya Sri Sultan HB II, dikembalikan Kerajaan Inggris dalam bentuk aslinya dan bukan digital.
Artefak asli itu akan digunakan sebagai pemenuhan syarat untuk mengusulkan Sri Sultan HB II sebagai pahlawan nasional Trah Sri Sultan HB II siap menyediakan infrastruktur untuk menyimpan 40 manuskrip dan benda bersejarah milik Sri Sultan HB II jika dikembalikan oleh Inggris.
“Keluarga Trah Sri Sultan HB II sudah berkomunikasi dengan beberapa tokoh nasional sejarahwan akademisi dan lembaga pemerintah pada prinsipnya mendukung.”
Ia juga menyebutkan bahwa saat sedang disiapkan rencana untuk meminta secara resmi kepada Kerajaan Inggris dan Pemerintah Inggris pengembalian aset aset manuskrip yang dirampas pada peristiwa Geger Sepehi di tahun 1812.
“Pada Juni 2023 nanti, Keluarga Trah Sri Sultan HB II akan memperingati Peristiwa Geger Sepehi Juni untukk mengingatkan bahwa telah terjadi peristiwa Geger Sepehi yang melukai perasaan dan martabat Keraton Yogyakarta,” tuturnya.