Presiden FSPPB : Komoditas Migas Belum Merata, Kawal Revisi Undang Undang Migas

Oleh : Atti K.

Telegraf– Komoditas migas selama ini hanya dinikmati oleh golongan tertentu sehingga belum mampu menjadi pendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat. Diketahui sektor energi terutama migas selama ini selalu dikuasai tiga kelompok elit, yakni elit penguasa, elit pengusaha, dan elit politik.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar usai Buka Puasa Bersama & Tasyakuran Ulang Tahun FSPPB ke 21, di Jakarta, Senin (18/03).

Ia meminta agar seluruh pihak bersama-sama mengawal perjalanan Undang–Undang (RUU) No.22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (migas) untuk masa depan industri migas yang lebih baik.
Arie menuturkan pihaknya akan terus berjuang untuk mengawal perjalanan revisi RUU Migas.

Ia juga mengatakan lambannya pembahasan RUU Migas ini karena tidak adanya “sponsor” yang membiayai untuk seluruh proses pembahasan RUU hingga pengesahan.

“Ini sih katanya karena tidak ada sponsor. Akibatnya nasib RUU migas berbanding terbalik dengan RUU mineral dan batubara (Minerba) yang dinilai jauh lebih cepat. Lebih jelas tanyakan saja ke anggota Dewan,” tuturnya.

Arie menegaskan, bahwa untuk mendorong pembahasan RUU Migas di DPR, pihaknya aktif menjalin komunikasi dengan Badan Legislasi (Baleg) dan Komisi VII DPR RI. FSPPB juga mengusulkan beberapa poin penting yang nanti perlu dimunculkan di dalam RUU Migas yang baru.

“Karena itu salah satu perjuangan Federasi adalah mengedukasi masyarakat melalui komunitas pemuda dan mahasiswa supaya persoalan migas ini tidak hanya jadi konsumsi mereka tapi untuk semua rakyat Indonesia,” tegasnya.

Baca Juga :   BCA Syariah Salurkan Pembiayaan Proyek SPAM Lhokseumawe Senilai Rp318 Miliar

Dikesempatan yang sama M. Erry Sugiharto Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina berharap, SPPPB terus mendukung pertamina dalam mendukung cita cita dan visi perusahaan menjadi perusahaan energi kelas dunia yang bisa memimpin transisi energi yang patut dibanggakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

“Peran SPPPB perlu dilestarikan dengan baik untuk memastikan persamaan tools antara inspirasi perusahaan dan inspirasi pekerja,” kata Erry.

Erry menutup manajemen akan terus selalu terbuka untuk berdialog dan berdiskusi dalam rangka menyelaraskan pemahaman terkait strategi-strategi bisnis dan aksi perusahaan yg tentunya dengan harapan tercapai stability bisnis bagi perusahaan.

Lainnya Dari Telegraf