Telegraf – Departemen Pertahanan AS mengatakan pada Kamis (27/08/20) lalu bahwa uji peluncuran rudal balistik Cina di Laut Cina Selatan (LCS) mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
Mengkonfirmasi laporan bahwa pasukan Beijing meluncurkan sebanyak empat rudal balistik selama latihan militer di sekitar Kepulauan Paracel, Pentagon mengatakan langkah itu mempertanyakan komitmen Cina tahun 2002 untuk menghindari kegiatan provokatif.
“Tindakan China, termasuk uji coba rudal, semakin mengguncang situasi di Laut China Selatan,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
“Latihan semacam itu juga melanggar komitmen RRT di bawah Deklarasi 2002 tentang Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan untuk menghindari kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas,” katanya.
Selama dekade terakhir, Cina telah membangun instalasi militer di beberapa terumbu dan singkapan yang disengketakan di Laut Cina Selatan untuk menegaskan kedaulatannya atas sebagian besar wilayah melawan klaim teritorial oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.
Pentagon mengatakan latihan militer militer Cina pada 23-29 Agustus di dekat Paracel yang mereka sebut Xisha adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan RRT untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangganya di Asia Tenggara.
Dikatakan Amerika Serikat telah mendesak Cina pada Juli untuk mengurangi “militerisasi dan pemaksaan” di wilayah tersebut.
Sebaliknya, “RRT memilih untuk meningkatkan aktivitas latihannya dengan menembakkan rudal balistik”, katanya.
Photo Credit: Kapal penangkap ikan Tiongkok berlayar di laguna di lepas provinsi pulau Hainan di Laut Cina Selatan, 20 Juli 2012. AP Photo