Connect with us

Cakrawala

Melatih Karya Dengan Pelatihan, Bertukar Cerita Tentang Keindahan Alam

Published

on

PROBOLINGGO, TELEGRAF. CO.ID — Waktu menunjukkan pukul 1.00 WIB dini hari, pada Rabu (24/8). Didepan lobby hotel, kedelapan pelatih sudah berkumpul dengan membuat satu lingkaran kecil, mereka bukan hendak melakukan kegiatan mentoring video pembelajaran yang telah diselenggarakan sepekan sejak 19 – 24 Agustus 2004 ini, namun bersiap untuk naik dan menjelajah destinasi wisata ke Kawasan Bromo yang masih di area Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Muh Arwani (60) memimpin do’a sebelum keberangkatan, ia adalah Leader dalam Bacth #3 Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Produksi Pembelajaran Tingkat Desa yang diselenggarakan oleh Kemendes PDTT di dua Kecamatan, yaitu Gending dan Ndingu.

Muh Arwani

Tugas Arwani melatih dan mencetak kader milenial desa dalam menggali potensi desa melalui metode video pembelajaran. Arwani bersama Abdul Malik MSN, rekan sesama Pelatih Nasional (Pelatnas) diberi mandat sebagai koordinator yang membawahi 6 (enam) orang Pelatih Daerah (Pelatda) dan mengawal selama  kegiatan di dua kecamatan, setiap kecamatan terbagi menjadi dua desa sekaligus sebagai lokus kegiatan tersebut.

Keenam Pelatda tersebut iyalah Moh. Rizki, Wisudyatma Lestari, Deby Azzahra, Irfan Ardiyansah yang berasal dari Probolinggo, serta Owaldus Hakur Manjelo dan Maria Floriana Raya Jandi dari Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Malam itu memang tidak nampak keramaian dan kemacetan saat berada di perjalanan menuju Bromo, namun beberapa kilometer sebelum pos pintu penjagaan, hiruk pikuk sudah mulai terlihat, khusunya antrian mobil Jeep 4×4 yang membawa wisatawan baik lokal maupun mancanegara serta warga setempat yang menawarkan perangkat anti dingin, seperti syal, kaos tangan, dan lain-lain.

“Saya ini orang Probolinggo, tapi saya sendiri jarang kemari” ujar Debby salah seorang alumni Akademi Desa tahun 2022 ini. Lain hal dengan yang dialami Owaldus Hakur Manjelo dan Maria Floriana Raya yang memang baru pertama kali ke Bromo. Mereka berdua cukup menikmati perjalananan dan banyak mengabadikan hal – hal indah, khususnya memburu moment sinar matahari terbit, di Seruni Point. Bersama keempat rekannya, mereka berjalan kaki hingga puncak teratas. Kepuasaan nampak di wajah kedua Pelatda asal NTT tersebut.

“Nanti giliran ya, kalo kita ketemu lagi kegiatan Akademi Desa berikutnya, saya ajak menikmati dan keliling di Kawasan Labuan Bajo” kata Owaldus dengan bangga.

berburu sunrise di Kawasan Bromo

Kegiatan Akademi Desa memang sengaja menghadirkan crossing Pelatih dari beberapa daerah, tujuannya selain mereka mengenalkan potensi desa, juga saling memperkenalkan destinasi wisata dan kharakter budaya serta adat istiadat daerah lain.

“ini ibarat miniatur Culture Studies lah, sehingga teman- teman pelatih tidah hanya mengajarkan ilmu, namun saat mereka pulang ke daerahnya masing – masing membawa pengalaman yang bisa ditularkan ke warga desanya, agar bisa seperti daerah lain” tegas Arwani sambil menikmati secangkir kopi dan memandangi sunrise dihadapannya. (MSN)

Advertisement
Click to comment

Cakrawala

Dzikir Visual Karya YSH

Published

on

By

JAKARTA, TELEGRAF.CO.ID — Perupa Yusuf Susilo Hartono (YSH) bersama para perupa muslim/muslimah sedang menggelar pameran seni rupa Islami “Marhaban ya Marhaban” 1446 H / 2025 M, di Galeri Neo, Jakarta Pusat. Guna menyambut dan merayakan bulan suci Ramadhan.
Di lantai 2 galeri yang luas itu, bertaburan ekpresi seni islami dari 15 perupa yang memuliakan asma Allah, menegakkan harkat perempuan, do’a untuk saudara-saudara Palestina yang sedang terjajah zionis, dll., dalam bentuk kaligrafi, lukisan kaligrafi hingga instalasi kontemporer. Pameran yang diresmikan oleh cendekiawan muslim Prof. Komarudin Hidayat, mantan Rektor UIN dan UII, berlangsung 22 Februari- 9 Maret 2025.

” Sebagai satu kesatuan, 15 seniman dengan 42 karya ini menciptakan sejarah kecil dalam skala sejarah seni di Indonesia dengan menghadirkan berbagai keunikan, terobosan dan inovasi,” tutur Okky Madasari, selaku kurator.
Berbeda dengan yang lain, YSH yang dikenal sebagai perupa, jurnalis dan penyair, memajang tiga lukisan kaligrafi dengan medium akrilik pada kanvas berbagai ukuran. Dengan sumber ide yang berbeda-beda, mulai dari aspek eksistensi, kultural, hingga aspek kemanusiaan.

*Dzikir Visual*
Mari kita simak satu-persatu. Lukisan *Bulan Sabit di Palestina* (2025), warnanya mengacu pada bendera Palestina : merah, putih, hijau dan hitam. Ditambahkan warna emas (simbol keagungan) pada lafad “la haula wala quwwata illa billah”, dengan ekornya berbentuk bulan sabit. Menggambarkan imaji langit Gaza yang penuh dengan asap, api, darah, dan roh yang melayang, akibat hujan bom, peluru kendali, dan nafsu zionis Israel untuk menghabisi perempuan dan anak-anak Palestina yang tidak berdosa. Lukisan ini doa untuk kemerdekaan Pallestina.

Yusuf Susilo Hartono

Lukisan *Aku Berzikir Maka Aku Ada* (2025) meminjam cogeto ergo sum Descartes, visualnya tampil unik. Menggunakan elemen tasbih yang melingkar sebentuk imaji wajah, dan tulisan tulisan Hu Allah, menggantikan “bibir”, merepresentasikan dzikir (ingat) seorang hamba kepada Sang Pencipta, di sembarang tempat dan waktu. Dalam dunia sufi Hu Allah bermakna “satu-satunya Dia saja”. Hu berarti Allah itu sendiri.
Sedangkan lukisan *Yasin, maka Bergetarlah Bumi dan Langit* (2024/2025), diilhami
oleh kebiasaan tahlilan di kalangan sebagian umat Islam di Jawa, dengan aksesoris –sinkretisme — kembang dan tumpeng. Bagi yang percaya, ketika surat Yasin dilantunkan, maka langit dan bumi terasa bergetar.
Meski YSH bukan kaligrafer, dalam proses kreatif dan karya-karya lukisan dan puisinya, kental dengan nafas religius. Mulai tekun berkarya mulai 1980-an di Bojonegoro, Jawa Timur, dan tambah gigih saat hijrah ke Jakarta (1986) sampai sekarang. Pemegang kartu Wartawan Utama Dewan Pers 2017, itu menggelar pameran Retrospeksi 40 Tahun Berkarya : Among Jiwo, di Museum Nasional, 2022. Telah belasan kali pameran tunggal di berbagai tempat, diantaranya Galeri Nasional, Taman Ismail Marzuki (TIM), Pusat Kebudayaan Jepang, Balai Budaya, dan Bentara Budaya Jakarta. Finalis Philip Morris Art Award tahun 2000, pernah pameran bersama dengan banyak tokoh perupa Indonesia, diantaranya Basoeki Abdullah, Nashar, Daoed Joesoef, Hardi, GM.Sudarta, dan Ipe Maaroef. (*)

Continue Reading

Cakrawala

Kasih Di Mata Dua Perupa

Published

on

By

JAKARTA, TELEGRAF.CO.ID — Di tengah hiruk pikuk dunia yang dilanda perang, bencana alam, konflik politik dimana-mana, yang menyengsarakan umat manusia dan bumi seisinya, perupa/jurnalis Yusuf Susilo Hartono dan penekun kriya logam Budhi Brassco menggelar pameran seni rupa bertajuk

“Kasih”.  Rencananya akan diresmikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Menampilkan berbagai karya lukisan, sketsa, dan kriya, yang menggunakan berbagai medium akrilik, tinta, oil pastel pada kanvas, kertas, dan kuningan, berbagai ukuran, buatan tahun 2000-an sampai 2024.

Selain untuk apresiasi, pameran ini bertujuan mengajak kita kembali merenungkan tentang kasih sebagai kata kerja, di tengah kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi. Digelar oleh Yayasan Duta Indonesia Maju, bersama Manajemen Hotel Neo+ Kebayoran, didukung oleh Media Nawacita Indonesia. Berlangsung di Hotel Neo+ Kebayoran, tanggal 16-18 Januari 2025.

Eksplorasi Kasih dalam Berbagai Konteks

Lukisan dan sketsa, Yusuf Susilo Hartono, mengekplorasi kasih dalam konteks perempuan (Kasih Ibu), patriotisme (Pandawa Kurawa Tanding), lingkungan (Bukit-bukit Pengharapan), religiositas (Balada Penyaliban), cinta (Gelombang Kehidupan), budaya (Kehangatan Borobudur), kerusuhan Mei 1998 (Kebangkitan), kebangsaan (Prabowo Menunggang Kuda dan Bapak Raja), seni/tari (Gerak Hidup). Selain itu kasih dalam konteks warisan tradisi (Aroma Jarik Kawung Ibu, yang pernah menjadi ilustrasi Cerpen Kompas Minggu).

Sedangkan Budhi Brassco (Cirebon), menampilkan karya-karya kriya logam kuningan, seperti relief, yang menghubungkan tema kasih dengan binatang dan lingkungan hidup sebagai

simbol (ikan, burung merak, macan, naga),  kebudayaan (Borobudur, batik, dan kereta api).

“Seni seringkali menjadi saranan untuk mencari atau menciptakan makna dalam kehidupan. Dalam menghadapi ketidakpastian, seni membantu manusia menemukan cara untuk memahami dunia di sekitar mereka,” kata Anna Sungkar dalam catatan kuratorial pameran.

Sebagai pecinta seni budaya, Anthony Putih Rai, Lisa Ayodhia dan Indira Soediro, dalam podcastnya masing-masing, mengajak kalangan pengusaha Tanah Air untuk mendukung seniman-seniman tidak hanya seni rupa, tapi juga tari, musik, teater dan sastra, agar karya-karyanya sebagai medium ekspresi dan keindahan bisa dinikmati masyarakat luas.

Berbeda Latar Belakang

Yusuf Susilo Hartono (66),  aktif berkarya sejak 1980, ketika masih di Bojonegoro , Jawa Timur, jauh sebelum hirah ke Jakarta, 1987 sampai sekarang. Sering pameran tunggal dan bersama, antara lain di Galeri Nasional, Museum Nasional, Taman Ismail Marzuki, Balai Budaya, Pusat Kebudayaan Jepang, Bentara Budaya. Pemegang kartu Wartawan Utama Dewan Pers 2017,  menggelar pameran Retrospeksi 40 Tahun Berkarya : “Among Jiwo”, di Museum Nasional, 2022. Pernah seruang pameran bersama dengan para tokoh perupa Indonesia,   Basoeki Abdullah, Oesman Effendi, Daoed Joesoef, Hardi, dll. Lebih dari 200 sketsa pilihan tahun 1982-2012, diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “Moment and Essence”, dengan dukungan Direktorat Seni Rupa Kemdikbud, 2013. Mantan Pemred Majalah Seni Rupa Visual Art (2007-2012), dan Majalah Galeri (2012-2022) ini, pernah aktif di Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI), selama 15 tahun. Buku-bukunya yang telah terbit antara lain berupa kumpulan tulisan jurnalistik, kumpuan puisi (berbahasa Indonesia, Jawa), biografi tokoh (antara lain diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia).

Budhi Brassco (48), berkarya dan tinggal di Cirebon, Jawa Barat. Sejak 2000, memulai karier dan pewaris  Seni Lukis Relief Logam yang ditekuni keluarga dan ayahnya sejak 1980-an. Tahun 2007, mendirikan dan menjadi owner Brassco Gallery di Cirebon. Disamping terus melanjutkan motif-motif warisan orang tuanya, ia bersama timnya berusaha mengembangkan motif-motif baru dengan tetap berpegang pada relief logam yang sudah menjadi ciri khasnya. Dalam timnya, ia merekrut  anak-anak putus sekolah dan pemuda  dengan terlebih dahulu dilatih secara khusus. Selama ini banyak berpameran dengan fasilitas Kementerian Koperasi dan Kementerian Perdagangan, seperti Inakraf,Indokraf, Trade Expo Indonesia, dll. (rilis)

 

 

 

 

 

 

 

Continue Reading

Cakrawala

Muda Mudi Turi Mendominasi Pelatihan Produksi Video Tentang Desa

Published

on

By

SLEMAN, TELEGRAF.CO.ID – Cahaya matahari tidak mampu menembus kabut yang cukup tebal pagi itu. Lalulalang warga sekitar dan kendaraan disepanjang jalan, sangat jarang terlihat dan nampak sepi, meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 WIB. Lebih mirip suasana sore menjelang malam dan seolah -olah terlihat mencekam, padahal tidak. Keadaan ini sudah menjadi hal biasa dan lumrah untuk penduduk di sekitar lereng Gunung Merapi yang berada di Kecamatan Turi, Sleman, Yogyakarta.

Di waktu yang sama, sudah berkumpul puluhan muda-mudi di kantor Desa Wonokerto. Desa tersebut menjadi lokasi kegiatan Pelatihan Peningkatan Tingkat Dasar Produksi Video Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) yang digelar 17-22 Oktober 2024. Dalam acara pembukaan, dihadiri oleh Juni Bintari Wuryaningsih, Analis Kebijakan Ahli Muda sebagai perwakilan dari Direktorat PPSDM Kemendes PDT.

Selama sepekan, peserta mendapatkan materi, baik di dalam kelas maupun kegiatan praktek produksi pengambilan gambar di lapangan hingga proses editing video, serta pendampingan selama proses produksi dan finishing.

Usai 6 (enam) hari berlangsung, rangkaian kegiatan ditutup oleh Kepala Desa setempat, Riyanto Sulistio Budi yang didampingi oleh Pelatih Nasional (Pelatnas), Abdul Malik MSN serta 3 Pelatih Daerah (Pelatda) yang berasal dari Kabupaten Sleman, yakni Narendra Eki Rezia dan Edi Trianto, serta Syaiful Amri, seorang Pelatda asal Bengkalis, Riau.

“Terima kasih kepada pihak Kemendes yang telah memberikan kesempatan ini kepada kami, ditunjuk sebagai lokus kegiatan pelatihan ini. Jujur, Desa Wonokerto sejak dulu memiliki keinginan membuat video tentang desa, namun belom pernah kesampaian hingga saat ini. Dengan adanya pelatihan ini, kami harap semua kegiatan dan potensi desa di Desa Wonokerto, dapat kami lakukan sendiri.” ungkap Riyanto.

Berbagai pesan dan harapan juga terlontar dari para peserta kegiatan, salahsatunya berharap untuk menyelenggarakan kegiatan ini kembali, sebab masih banyak materi yang ingin diserap untuk ikut andil dalam mem-viralkan desa agar bisa meningkatkan ekonomi dan pendapatan warga setempat.

Riyanto juga menambahkan, akan memberikan dukungan pembelian kelengkapan untuk para konten kreator desa yang sudah dilatih ini. “InshaAllah saya akan mengalokasikan anggaran paling tidak 25juta untuk pembelian alat untuk menunjang semua kegiatan lingkungan, selama untuk kepentingan warga desa, saya selalu prioritaskan lebih dulu” imbuhnya. (MSN)

Continue Reading

Cakrawala

YMKI Apresiasi MUI Terbitkan Kriteria Produk Terafisial Israel, Jangan Salah Pilih

Published

on

By

Telegraf – YKMI mengapresiasi langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menghadirkan lima kriteria produk terafiliasi Israel.

“YKMI sangat mendukung kriteria produk terafiliasi Israel dari MUI. Sebab, kriteria ini akhirnya memberikan landasan yang lebih kuat agar masyarakat Muslim dan konsumen Muslim menggunakan produk-produk nasional yang bukan produk terafiliasi Israel,” kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan (6/8).

Lima kriteria produk terafiliasi Israel yang diumumkan MUI tersebut adalah: Pertama, saham mayoritas dan pengendali perusahaan dikuasai oleh pihak-pihak yang memiliki afiliasi dengan Israel. Kedua, pemegang saham pengendali perusahaan merupakan entitas asing yang memiliki bisnis aktif di Israel. Ketiga, sikap politik pengendali perusahaan mendukung politik genosida dan agresi Israel atas Bangsa Palestina. Keempat, nilai-nilai yang dianut produsen bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama, Pancasila, dan UUD 1945, seperti LGBT, terorisme, dan ultra-liberalisme. Dan kelima, sikap dan pernyataan politik dan ekonomi perusahaan, termasuk perusahaan global sebagai induknya, masih mempertahankan investasi di Israel.

Menurut Ahmad Himawan, kriteria dari MUI itu semakin menguatkan boikot 10 daftar prioritas produk terafiliasi Israel yang pernah dirilis oleh YKMI.

Sejauh ini, aksi boikot harus diakui terbukti cukup masif dan berpengaruh. Hal ini bisa dilihat dari hasil survei terbaru Goodstats.id bertajuk ‘Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel’ dengan 1.000 responden online pada periode 15-28 Juli 2024, yang menunjukkan bahwa 70,2% masyarakat mendukung boikot, dan sebanyak 77,2% masyarakat bahkan menyatakan sedang melakukan aksi boikot.

Managing Editor GoodStats, Iip M. Aditiya, memaparkan bahwa mayoritas responden (70,2%) mendukung gerakan boikot produk terafiliasi Israel. Sebaliknya, hanya ada sejumlah kecil responden (12,8%) yang menolak aksi boikot.

“Tak cuma mendukung, aksi boikot produk-produk terafiliasi Israel secara konkret juga saat ini tengah dilakukan oleh sebanyak 77,2% responden dalam kesehariannya,” papar Iip M. Aditiya awal bulan lalu.

Saat ini, banyak cara dilakukan perusahaan multinasional yang terafiliasi Israel agar bisnis mereka tetap lanca di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti, ganti wajah dengan menghapus logo perusahaan induknya, mengklaim 100% buatan Indonesia, hingga menggunakan perempuan berhijab di iklan-iklan televisi. Namun, taktik ini terus dilawan oleh masyarakat.

“Pada ngeh ga? Brand brand terafiliasi Israel saat ini tidak pernah mencantumkan perusahaan induk di iklannya, macam unilev*, Nese, dan*n, dan lain sebagainya. Selain itu model iklannya, baik utama maupun figur, menggunakan tokoh berhijab,” tulis akun @thejonosman di aplikasi media sosial Threads, yang dioperasikan Meta Platforms.

“Ngeh banget… tiba-tiba modelnya berhijab semua, terus selalu ada tulisan label halal MUI nya, iklan di TV gencar di jam 18.00 menuju malam… biaya pasang iklan paling mahal,” sahut akun lain bernama @artieaprillia.

Dari percakapan masyarakat melalui platform media sosial ini merupakan bagian kecil dari masifnya gerakan boikot produk terafiliasi Israel, yang berlanjut hingga hari ini.

Continue Reading

Cakrawala

Menghidupkan Kembali Tagoreisme

Published

on

By

JAKARTA, TELEGRAF.CO.ID — Membaca Tagore itu menerima diktum ana al-haq (tuhan yang menubuh dan tubuh yang menuhan). Nama lengkapnya Rabindranath Tagore (1861-1941). Guru purba bagiku ini merupakan penulis besar India yang mencuat di peta sastra dan spiritualis dunia. Aku mengoleksi karya-karyanya sejak SMA saat nyantri di Gontor bersamaan dengan mengoleksi semua karya Kahlil Ghibran.

Bagiku, gurunda ini adalah pembawa suara kebudayaan spiritual yang santun sekaligus kuat singularitasnya. Sedangkan bagi dunia dan India sendiri, beliau adalah legenda hidup. Ia dikenal sebagai penyair, cerpenis, novelis, penulis drama, musisi, dan guru bangsa. Banyak sastrawan besar, seperti Andre Gide, Ezra Pound, dan W.B. Yeats, mengakui keunggulan karya-karyanya.

Bersama sahabat karibnya Mahatma Gandhi (1869-1948), Tagore dianggap oleh masyarakat India sebagai perlambang insan setengah dewa. Tahun lahirnya bersamaan dengan seniman ambisius Frederic Remington (1861-1909) yang karyanya tersebar di semesta.

Kehebatannya juga ditandai oleh meluasnya terjemahan karyanya di banyak sekali negara sekaligus penghargaan Nobel Sastra yang diterimanya pada tahun 1913. Sebagaimana kita tahu, belum banyak waktu itu nobelis dari benua Asia. Yang agak mengasikkan, ia juga menulis puisi berjudul “Kepada Tanah Jawa,” tertanda tahun 1927.

Di buku ini, Tagore bicara mengenai satu yang tak-terbatas: ia yang ada pada setiap diri kita. Ia yang mengalirkan kebahagiaan, kebenaran, kesempurnaan, cinta dan simpati yang melintasi semua halangan kasta dan warna, kemerdekaan sejati dari pikiran dan jiwa yang tidak dapat datang dari luar diri kita.

Sungguh, ekspresi akan pencarian kebenaran dan kebahagiaan ini menjadi sesuatu yang kreatif, sedangkan hasrat untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu konstruktif.

Tagore membawa proporsi ini dari tiap individu lalu ke tingkatan rakyat, bangsa, pemerintahan, hingga hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. Sangat eksploratif, mengguncang dan reflektif.

Bukunya kali ini berjudul “Kesatuan Kreatif” yang lumayan tipis karena ketebalannya hanya 224 hlm. Berbentuk bookpaper, berukuran 11X18 cm, berbahasa Indonesia dan diterbitkan oleh Narasi Yogyakarta, bulan Mei tahun 2020, serta berISBN: 9786025792342.

Yudhie Haryono

Ia menulis keren sekali layaknya mengirim surat untukku, “yang tak terbatas bisa menyatu dengan sang diri; pada saat itulah kesatuan menjadi kreatif. Yang awal sudi menerima yang akhir lalu membuat satuan yang banyak dan yang banyak jadi satuan.” Orang jawa menyebutnya “manunggaling kawulo gusti.”

Tagore memastikan bahwa semua manusia akan terus mendapati 5K sepanjang hidupnya: Kesibukan, Kebutuhan, Keinginan, Kebingungan dan Kebimbangan.

Kesibukan adalah merasa harus ada yang dikerjakan. Dus, kesibukan memang menjadi jalan meraih kebermanfaatan hidup. Sumbernya jiwa dan raga. Sedangkan kebutuhan adalah keperluan yang dicari manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui pencapaian kesejahteraan. Kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan tingkat kepentingan, waktu, sifat, dan subjeknya. Sumbernya pikiran.

Keinginan adalah hasrat pada benda atau jasa yang ingin dimiliki, maupun hal yang ingin dilakukan tapi tidak selalu berdampak signifikan jika tidak terpenuhi. Sumbernya ego.

Sedang kebingungan adalah gejala yang membuat manusia merasa tidak bisa berpikir jernih. Manusia merasa tidak bisa fokus sehingga sulit membuat keputusan. Manusia pasti mengalami disorientasi dan delirium.

Dari kondisi bingung, manusia merasa bimbang. Dus, kebimbangan adalah perasaan ragu-ragu atau cemas. Kebimbangan sangat berpengaruh dalam pemilihan keputusan yang akan dilakukan oleh manusia dalam hampir semua aspek hidupnya. Menghadapi lima kondisi ini, manusia harus tenang dan berkawan, berguru serta hening cipta (reflektif, proyektif dan berdoa).

Sungguh, di zaman modern yang menghasilkan mental volatile dan ruang bising, kita perlu menghidupkan tagoreisme. Dengan begitu, kita bisa lebih fokus, ceria dan optimis dalam hidup agar mencapai cita-cinta sejati.(*)

(teks : Yudhie Haryono | Presidium Forum Negarawan)

Continue Reading

Cakrawala

Empat Resep Anti Miskin Pemerintahan Baru

Published

on

By

JAKARTA, TELEGRAF.CO.ID — Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, namun masih diperlukan langkah-langkah strategis yang lebih besar dan terpadu untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh. Artikel ini merupakan rangkuman diskusi dan telaah ilmiah yang dilakukan Nusantara Centre sejak 2014.

Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan korupsi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam membangun negara yang berkeadilan dan berintegritas. Korupsi tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga merusak moral dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara.

Upaya pemberantasan korupsi harus dilakukan secara tegas dan berkelanjutan melalui penegakan hukum yang adil, transparansi dalam pengelolaan keuangan publik, serta penguatan lembaga pengawas dan pemeriksa keuangan. Yang tidak kalah penting adalah RUU Perampasan Aset koruptor harus segera disahkan agar memberikan deterrent effect bagi para pelaku korupsi.

Revitalisasi BUMN dan Koperasi

Revitalisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan koperasi merupakan langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. BUMN sebagai salah satu dari trias ekonomikus negara membutuhkan transformasi agar lebih efisien, transparan, dan berdaya saing global.

Langkah-langkah dalam revitalisasi BUMN meliputi restrukturisasi manajemen, peningkatan tata kelola, penguatan peran dan fungsi sesuai dengan pasar, serta pemberian mandat yang jelas untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.

Sementara itu, revitalisasi koperasi juga memiliki peran penting dalam memberdayakan ekonomi masyarakat, terutama di tingkat lokal dan pedesaan. Dengan memperkuat koperasi, baik melalui bantuan modal, pelatihan manajemen, akses pasar yang lebih luas, maupun kerja sama dengan sektor swasta, koperasi dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berdaya saing dan berpihak pada kepentingan anggota serta masyarakat sekitarnya.

Industri Rempah Sebagai Sektor Strategis

Industri rempah di Indonesia memiliki potensi besar sebagai sektor ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing di pasar global. Kaya akan keanekaragaman rempah dan tumbuhan obat, Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan alamnya untuk mengembangkan produk-produk rempah, herbal, dan jamu yang berkualitas tinggi.

Pemerintahan yang baru perlu mengambil langkah-langkah untuk mengoptimalkan potensi industri rempah, termasuk investasi dalam riset dan pengembangan, standarisasi proses produksi yang baik, serta pemasaran yang efektif baik di dalam negeri maupun di pasar internasional. Potensi pendapatan negara di sektor ini diproyeksikan bisa mencapai angka Rp2000 trilyun per tahun.

Sovereign Wealth Fund (SWF)

Sebagai salah satu instrumen keuangan yang dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah suatu negara, SWF dibentuk menggunakan aset kekayaan negara yang berasal dari sumber daya alam, hasil ekspor, cadangan devisa, atau pendapatan lainnya. SWF dapat berperan penting dalam pengembangan ekonomi kita ke depan.

SWF dapat menjadi alternatif sumber pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur, penelitian dan pengembangan, serta sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, sehingga Indonesia tidak perlu mencari pinjaman dari luar negeri ataupun dari lembaga-lembaga donor internasional.

Perlu diketahui bahwa nilai SWF pemerintah Singapura pada tahun 2017 tercatat 359 milyar dollar dan itu didapat dari sektor non-komoditas (www.djkn.kemenkeu.go.id). Bayangkan berapa milyar dollar SWF yang bisa kita dapatkan dengan segala macam sumber daya alam kita miliki?

Kita punya 7 potensi sumber daya alam, yaitu hutan, tanah, laut, tambang, udara, air, dan pariwisata. Bandingkan dengan Singapura. Dengan luas negara yang berkali-kali lipat Singapura, tidaklah mengada-ada jika kita bisa mengklaim nilai SWF Indonesia juga bisa berkali-kali lipat dari Singapura.

Dengan menggabungkan berbagai langkah strategis di atas, Indonesia dapat mempercepat upaya untuk menghapus kemiskinan dan menuju pada masa depan yang lebih makmur dan adil bagi semua warganya. Ini adalah resep anti-miskin yang bisa dilakukan oleh pemerintahan Indonesia untuk menyongsong generasi emas tahun 2045.

(teks/ rilis : Riskal Arief / Periset Nusantara Centre)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement

/Lainnya Dari Telegraf/

close