Telegraf – Setelah diperkenalkan pertama kali di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, PT JETOUR Sales Indonesia akan memulai tahap pre-booking JETOUR T2 pada pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada 21–30 November 2025.
Langkah ini menjadi penanda dimulainya kehadiran resmi SUV boxy JETOUR T2 di pasar Indonesia. Model ini disebut membawa karakter tangguh dengan desain khas petualangan serta dibekali berbagai fitur teknologi terkini yang telah digunakan di pasar global.
“Antusiasme konsumen terhadap JETOUR T2 sejak diperkenalkan di GIIAS sangat tinggi. Karena itu, melalui GJAW 2025 kami membuka kesempatan bagi calon konsumen untuk menjadi yang pertama memiliki JETOUR T2,” ujar Peter Zhang, President Director PT JETOUR Sales Indonesia, dalam keterangan resmi, Jumat (7/11).
JETOUR T2 dikenal dengan tampilan desain boxy ikonik dan konstruksi Hardtop Cage Body yang menggunakan 80 persen baja berkekuatan tinggi. Mobil ini dibekali mesin Kunpeng Power 2.0 TGDI bertenaga 245 PS dan torsi 375 Nm, serta sistem X-WD Intelligent 4WD yang memiliki enam mode berkendara: Eco, Standard, Rock, Sand, Snow, dan Sport.
SUV ini juga dilengkapi berbagai sistem pendukung pengendalian seperti Intelligent Torque Management dan Intelligent Limited-Slip Differential. Fitur-fitur tersebut diklaim meningkatkan stabilitas, efisiensi, dan keamanan berkendara di berbagai kondisi medan.
Dari sisi interior, JETOUR T2 menghadirkan suasana kabin modern dengan layar sentuh 15,6 inci, sistem audio 12 speaker SONY, serta panoramic roof berukuran 65 inci. Fitur keselamatan aktif ADAS (Advanced Driver Assistance System) juga disertakan untuk memberikan perlindungan tambahan bagi pengemudi dan penumpang.
Sejalan dengan peluncuran tahap pre-booking ini, PT JETOUR Sales Indonesia menyiapkan perluasan jaringan layanan di Tanah Air. Hingga akhir 2025, JETOUR menargetkan pembukaan sejumlah showroom dan fasilitas purna jual baru guna memastikan akses yang lebih mudah bagi konsumen terhadap layanan resmi perusahaan.
JETOUR Indonesia, pre-booking JETOUR T2, mobil SUV tangguh, Gaikindo Jakarta Auto Week, mobil baru 2025.
Apakah Anda ingin saya buatkan versi headline alternatif (3–5 pilihan) yang cocok untuk portal berita otomotif seperti Kompas.com, DetikOto, atau Bisnis.com?
……………………………..
LPS Perkuat Persiapan Program Penjaminan Polis untuk Tingkatkan Kepercayaan Publik pada Industri Asuransi
Telegraf– Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menegaskan bahwa Program Penjaminan Polis (PPP) akan menjadi instrumen penting dalam memperkuat perlindungan bagi pemegang polis serta menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Anggota Dewan Komisioner Bidang Program Penjaminan Polis LPS, Ferdinan D. Purba, menyampaikan hal tersebut dalam COO Summit 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Bandung, Kamis (6/11/2025).
Ferdinan mengungkapkan, implementasi PPP telah terbukti efektif di berbagai negara seperti Korea Selatan, Kanada, Inggris, dan Malaysia. Negara-negara tersebut menunjukkan bahwa penjaminan polis mampu meningkatkan kepercayaan publik, memperkuat tata kelola industri asuransi, serta mempercepat penanganan perusahaan asuransi yang mengalami gagal bayar.
“PPP merupakan bagian integral dari kerangka recovery & resolution yang menyeluruh. Peran ini menjadi elemen penting dalam financial safety net nasional agar resolusi perusahaan asuransi dapat berjalan efektif dan melindungi pemegang polis,” ujarnya.
Ferdinan menambahkan, dampak positif PPP sejalan dengan pengalaman penerapan program penjaminan simpanan di sektor perbankan Indonesia. Keberadaan LPS terbukti meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, tercermin dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik dari rata-rata 7,7% sebelum LPS beroperasi menjadi 15,3% setelah program berjalan.
Contoh serupa juga terlihat di Malaysia, di mana pendapatan premi asuransi meningkat dari rata-rata 5,5% menjadi 9,7% setelah aktivasi PPP.
Aktivasi PPP Ditargetkan Sebelum 2028
LPS saat ini tengah mempercepat penyusunan kebijakan pelaksanaan PPP, termasuk kebijakan resolusi bagi perusahaan asuransi dan asuransi syariah. Bila prasyarat telah dipenuhi sesuai timeline, registrasi kepesertaan PPP untuk perusahaan asuransi jiwa dan umum akan dimulai pada triwulan III tahun 2026.
“Koordinasi dengan OJK menjadi krusial, terutama dalam pertukaran data. LPS menargetkan sistem Sarana Pertukaran Informasi Terintegrasi (SAPIT) dapat go-live pada tahun 2025,” jelasnya.
Desain PPP Dibangun Berdasarkan Best Practice Internasional
LPS memastikan desain PPP mengacu pada prinsip global, termasuk pembatasan cakupan dan nilai maksimum penjaminan untuk mengurangi risiko moral hazard dan kebutuhan pendanaan yang berlebihan. Saat ini LPS tengah mengkaji lini usaha dan produk yang akan dijamin berdasarkan karakteristik produk, loss ratio, dan pangsa pasar.
Terkait skema iuran, LPS mempertimbangkan penerapan premi berbasis risiko (differential premium) agar menjadi insentif bagi perusahaan asuransi yang memiliki tata kelola dan manajemen risiko yang baik.
UU P2SK mewajibkan perusahaan asuransi untuk menyerahkan data polis berbasis pemegang polis, tertanggung, dan/atau peserta kepada LPS. Data tersebut akan menjadi dasar penentuan polis yang layak mendapatkan penjaminan saat terjadi resolusi.
Kolaborasi LPS dengan Asosiasi Industri Asuransi
Sebagai bagian dari persiapan aktivasi PPP, LPS telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan AAJI, AAUI, AASI, dan AAMAI pada 18 Oktober 2025. Kerja sama tersebut meliputi penyediaan tenaga ahli, edukasi, pelatihan, publikasi, serta riset bersama sektor asuransi.
“Dengan dukungan penuh dari industri, kami optimistis PPP akan memperkuat kepercayaan publik dan mendorong pertumbuhan sehat sektor asuransi nasional,” tutup Ferdinan.