Telegraf – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengizinkan pembukaan kembali sebagian tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) di Grasberg usai penangguhan produksi akibat insiden longsoran lumpur sejak awal September 2025.
Otoritas mineral membuka kembali kegiatan operasi PTFI di area Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ), bagian dari Grasberg yang tidak terdampak longsoran lumpur.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan Freeport saat ini tengah melakukan persiapan pembukaan kembali produksi untuk dua tambang tersebut.
“Sudah [buka] yang DMLZ dan Big Gossan, tapi belum produksi,” kata Tri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/11/2025).
Tri mengungkapkan kapasitas produksi bijih dua tambang milik Freeport tersebut sekitar 600 ribu ton per tahun atau 30% dari total kapasitas produksi seluruh tambang Freeport.
Tri mengatakan konsentrat tembaga dari dua tambang itu bakal dikirim ke smelter Freeport di Manyar, Gresik yang belakangan stop produksi gegara penangguhan tambang Grasberg.
“Iya lah [dipasok ke smelter Manyar], kurang malah,” tegasnya.
Freeport sendiri menangguhkan operasi tambang emas dan tembaga Grasberg sejak insiden longsor di Grasberg Block Cave pada awal September. Operasional tambang bawah tanah GBC diperkirakan baru pulih sepenuhnya pada 2027.
Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PTFI Jenpino Ngabdi mengungkapkan produksi emas perseroan mengalami penurunan sekitar 30% gegara longsor yang terjadi di GBC.
Jenpino menuturkan produksi PTFI tahun ini hanya sekitar 15 ton dan akan kembali normal pada 2027 dengan kapasitas produksi sekitar 50—60 ton.
“Untuk tahun depan kemungkinan suplai atau produksi kita ya berkurang 30% dari kondisi normalnya ya. Karena mungkin kita ketahui ada insiden wet muck [longsoran lumpur bijih],” kata Jenpino di sela kegiatan Pegadaian Bullion Connect, Rabu (12/11/2025).
Dalam keterangan resminya, Freeport-McMoRan Inc. menyebut insiden longsoran lumpur bijih telah merusak sejumlah infrastruktur pendukung produksi di area GBC.
Akibatnya, PTFI terpaksa menunda kegiatan produksi dalam jangka pendek pada kuartal IV-2025 hingga sepanjang 2026 di area tambang tersebut.
Adapun, badan bijih GBC mewakili 50% dari cadangan terbukti dan terduga PTFI per 31 Desember 2024, serta sekitar 70% dari proyeksi produksi tembaga dan emas hingga 2029.
Saat ini, PTFI memperkirakan tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak dapat kembali beroperasi pada pertengahan kuartal IV-2025, sementara pengembalian operasi bertahap tambang GBC dijadwalkan pada paruh pertama 2026.
Konsekuensinya, penjualan tembaga dan emas PTFI bakal terbatas pada kuartal IV-2025, jauh di bawah estimasi sebelumnya yaitu 445 juta pon tembaga dan 345.000 ons emas.
Sementara itu, pembukaan kembali kegiatan operasi GBC dimulai di tiga blok produksi di antaranya PB2 pada paruh pertama 2026, disusul PB3 dan PB1S pada paruh kedua 2026 dan PB1C menyusul pada 2027.