Telegraf– BPOM menyelenggarakan Gebyar ABG Collaboration 2025 pada 15–16 November 2025 sebagai refleksi satu tahun Asta Cita Pemerintahan Prabowo–Gibran. Acara yang digelar di kantor BPOM tersebut mempertemukan akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah guna mempercepat hilirisasi riset serta memperkuat kepatuhan industri terhadap regulasi obat dan makanan.
Dalam sambutan video, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya inovasi dan kerja sama lintas sektor untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. “Kolaborasi akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah menjadi kunci munculnya solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini,” ujarnya.
Kepala BPOM Taruna Ikrar megatakan bahwa kampus merupakan sumber inovasi, sementara itu industri memiliki kapasitas produksi yang dapat mempercepat komersialisasi. Menurutnya, konsep ABG (Academia, Business, Government) diperlukan untuk menjembatani riset kampus dan kebutuhan industri dalam menghasilkan produk yang aman, inovatif, dan memenuhi standar BPOM.
Dukungan juga datang dari Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Harun Joko Prayitno, yang menyebut ABG sejalan dengan triple helix perguruan tinggi. Ia menilai kolaborasi ini memperkuat hilirisasi riset dan membuka peluang teknologi tepat guna.
Dari sektor usaha, Global Age Management Alliance Amerika Serikat menilai kolaborasi ABG sebagai keharusan di tengah cepatnya perkembangan inovasi dan meningkatnya kompleksitas regulasi. Perwakilannya, Dmytro Baskakov, menyebut kolaborasi tiga unsur ini akan memperkuat perlindungan kesehatan masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada rangkaian acara, BPOM memfasilitasi penandatanganan 37 Memorandum of Agreement (MoA) antara industri farmasi dari enam negara dan 20 universitas di Indonesia. Kolaborasi besar tersebut mendapat apresiasi dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) sebagai bentuk pencapaian kolaboratif antara akademisi dan industri.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPOM meluncurkan dua buku: “Sinergi ABG: Kolaborasi Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah untuk Membangun Ekonomi Inovatif Indonesia” serta “Setahun Kepemimpinan Presiden Prabowo: Peran Badan POM dalam Mendukung Astacita”.
BPOM menegaskan kegiatan ini merupakan kontribusi konkret dalam mendukung Asta Cita Pemerintah serta percepatan menuju Indonesia Emas 2045. “Kami berharap Gebyar ABG memberi manfaat nyata bagi penguatan inovasi obat dan makanan yang aman, berkualitas, serta berdaya saing global,” tutup Taruna Ikrar.