Telegraf, New York – Ratusan warga Amerika Serikat turun ke jalan dan meneriakkan yel-yel penolakan terhadap Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump di Berkeley dan Oakland. “Bukan presiden saya, bukan presiden saya,” teriak para demonstran, seperti dilansir New York Times pada Kamis dinihari, 10 November 2016.
Kepolisian Lalu Lintas California Highway Patrol melaporkan, sampai saat ini, pihaknya belum bisa mengidentifikasi para demonstran. Demonstran masuk jalan bebas hambatan membawa poster penolakan Trump. Demonstrasi ini disebut oleh media sebagai kemarahan orang karena kemenangan Trump.
Tidak hanya di California, ratusan orang juga melakukan aksi turun jalan di Oregon dan Washington State. Menurut laporan The Associated Press, di Oregon, puluhan orang telah memblokir jalan sejak Rabu malam kemarin hingga Kamis dinihari tadi. Mereka juga menghentikan jadwal keberangkatan kereta.
Bahkan massa pun membakar bendera Amerika. Di Seattle, massa yang terdiri atas seratus orang berkumpul di Capitol Hill. Mereka memblokir jalan dan membakar sampah, termasuk ban bekas.
Sedangkan di Pennsylvania, ratusan mahasiswa dari University of Pittsburgh berbaris di sepanjang jalan. Mereka menyerukan persatuan penolakan terhadap Trump. Koran-koran kampus juga serentak mengangkat tajuk “Rapat Darurat” pada terbitan hari ini. “Mari bersatu untuk menghentikan Presiden Trump,” tulis media setempat.
“Kita tidak bisa hanya duduk dan membiarkannya menjadi presiden rasis dan seksis,” tutur Adam, 22 tahun, mahasiswa ilmu politik di University of California, Berkeley. “Dia membuat kita terlihat buruk di hadapan seluruh dunia.”
Pengendara mobil di jalan juga melakukan protes dengan membunyikan klakson. Mereka mengatakan ini adalah awal dari sebuah gerakan. Pendemo menyatakan protes itu dimulai secara spontan di kalangan mahasiswa yang berkumpul di kampus Berkeley untuk menonton penghitungan suara pemilu Amerika. (NYT)
Foto : Kemenangan Donald Trump picu warga Amerika melakukan protest penolakan atas kemenangannya. | Reuters