Telegraf – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,3% ke 7.129,5 pada awal perdagangan hari ini, Selasa (23/08/2022).
Indeks harga konsumen utama AS memuncak pada bulan Juni sebesar 1,3% MoM dan 9,1% YoY, menunjukkan bahwa Fed memiliki ruang untuk mulai melonggarkan kebijakan moneternya. Sementara itu, Nasdaq memimpin penurunan Wall Street, turun 2,5% karena kekhawatiran berlanjutnya Front Loading, atau kenaikan FFR sebesar 75 bps di bulan September. Investor juga mengamati rencana Fed untuk mengurangi neraca hampir $9 triliun, sebuah proses yang dimulai Juni lalu.
Kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dan solar akan mendorong inflasi yang lebih tinggi pada September. Di awal pekan, IHSG konsisten bergerak di zona merah, sebelum akhirnya ditutup turun 64 poin. Respon investor relatif negatif terhadap rencana Pemerintah menaikkan harga BBM Pertalite bersubsidi yang berdampak langsung pada laju inflasi yang pada gilirannya dapat menurunkan daya beli masyarakat.
Tekanan IHSG juga dipengaruhi oleh depresiasi rupiah yang kembali mendekati level Rp 14.900/USD. Sementara itu, investor juga menunggu hasil RDG Selasa ini yang diproyeksikan akan mempertahankan BI 7DRRR pada Agustus di level 3,50%. NHKSI Research memproyeksikan IHSG akan bergerak bearish (konsolidasi lanjutan), dengan support: 7.064-7.050 / 7.020-7.000 / 6.930 dan resistance: 7.125 / 7.174 / 7.185 / 7.230.
Saham-saham unggulan yang tergabung dalam Investor33 naik 0,1% ke kisaran 481,8, indeks LQ45 naik 0,39% ke kisaran 1.018,66, JII naik 0,56% ke 609,2.
Nikkei 225 Tokyo turun 1,26%, Indeks Komposit Shanghai turun 0,25%, Hang Seng Hong Kong turun 0,46%, S&P/ASX 200 turun 0,58%, Kospi Korsel turun 0,83%.
Dow Jones turun 643,13 poin, atau 1,91%, menjadi 33.063,61. S&P 500 turun 2,14% menjadi 4.137,99, dan Nasdaq Composite masing-masing jatuh 2,55% menjadi 12.381,57.