Telegraf — Bank Syariah Nasional (BSN) resmi menerima pengalihan aset dan liabilitas Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dan menyatakan kesiapan memperkuat penetrasi pasar perbankan syariah nasional. Setelah pemisahan (spin-off) rampung, BSN kini mengelola aset sekitar Rp71 triliun dan menargetkan lonjakan nilai aset hingga melampaui Rp100 triliun dalam dua tahun ke depan.
Kesiapan tersebut disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BSN yang digelar di Jakarta, Rabu (19/11). BSN kini berada dalam kelompok bank syariah dengan aset terbesar kedua di Indonesia, mempertegas posisinya sebagai pemain utama industri syariah.
RUPSLB yang dipimpin Komisaris Utama/Komisaris Independen BSN, Bahrullah Akbar, menyetujui empat agenda utama, termasuk penerimaan pemisahan UUS BTN, penambahan modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor, serta perubahan anggaran dasar perseroan.
Wakil Direktur Utama BSN Arga M. Nugraha menegaskan bahwa seluruh proses spin-off dilakukan sesuai ketentuan regulasi dan prinsip Good Corporate Governance (GCG).
“Seluruh hak, kewajiban, dan tanggung jawab UUS BTN resmi beralih ke BSN dan dicatatkan sebagai penambahan modal disetor. Proses pemisahan ini dijalankan sepenuhnya mengikuti ketentuan hukum dan GCG,” ujar Arga.
Dalam RUPSLB, BSN juga menyetujui perubahan susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
DPS baru BSN terdiri dari: Ketua: Muhammad Faiz, Anggota: Mohammad Bagus Teguh Perwira, Anggota: Misbahul Ulum.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Consumer Banking BTN dan Kuasa Pemegang Saham Pengendali BSN, Hirwandi Gafar, menyampaikan apresiasi terhadap seluruh insan BSN dan UUS BTN yang telah mendorong pertumbuhan signifikan.
Aset UUS BTN menunjukkan tren kuat dalam beberapa tahun terakhir:
Rp60,56 triliun (Desember 2024), Rp68,36 triliun (September 2025), Rp71,3 triliun setelah finalisasi spin-off (November 2025)
Menurut Hirwandi, pencapaian tersebut menjadi bukti solidnya fundamental bisnis syariah BTN. “Dengan aset yang telah melampaui persyaratan minimum dan didukung kajian independen, spin-off UUS BTN ke BSN bukan sekadar pemenuhan regulasi, tetapi momentum strategis bagi penguatan ekosistem syariah BTN Group,” ujarnya.
BTN optimistis BSN dapat menembus aset di atas Rp100 triliun dalam dua tahun operasional.
“BSN mendapat dukungan penuh BTN sebagai induk usaha. Sinergi ini akan menghadirkan pertumbuhan berimbang antara bisnis konvensional dan syariah, sekaligus memperkuat positioning BTN sebagai grup perbankan yang inklusif dan berorientasi sustainability banking,” tambah Hirwadi.