Telegraf – Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, dalam Leader’s Insight mengungkapkan pasar keuangan yang kredibel penting untuk memastikan jalannya fungsi pasar dan stabilitas keuangan.
Hal tersebut diungkapkan dalam seminar internasional yang bertajuk “Best Practices and Lessons Learnt on LIBOR Transition in Developing a Robust and Credible Reference Rate” Senin (13/6).
Lanjutnya ia menjelaskan Indonesia melalui National Working Group on Benchmark Reform (NWBGR) berupaya memperkuat kredibilitas referensi suku bunga pasca diskontinuitas LIBOR dengan penyediaan informasi secara intensif bagi pelaku pasar dan merekomendasikan suku bunga referensi alternatif di pasar domestik.
“Kita mengharapkan transisi yang lancar dalam perubahan referensi ini, sehingga memperkuat optimisme pemulihan bersama yang lebih kuat dan berkelanjutan,’ kata Destry.
Dikesempatan yang saya Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyampaikan perubahan referensi suku bunga merupakan perspektif yang penting dalam proses pemulihan dan mencapai stabilitas ekonomi.
“Dari sisi pemerintah, referensi suku bunga berpengaruh dalam jangka panjang bagi strategi pembiayaan pemerintah guna pembangunan yang berkelanjutan. Dalam mengawalnya, koordinasi antar lembaga penting bagi stabilitas sektor keuangan maupun sektor riil,” kata Suahasil.
Sementara itu terkait antisipasi di sektor jasa keuangan, sebagaimana keterangan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana yang disampaikan oleh Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto dalam seminar tersebut, perbankan perlu mengambil langkah-langkah mitigasi potensi risiko terkait dengan diskontinuitas LIBOR ini.
“Langkah-langkah tersebut antara lain dengan mengidentifikasi besaran eksposur, berkomunikasi intensif dengan nasabah, mengidentifikasi potensi konsekuensi hukum dan perpajakan, mengelola potensi benturan kepentingan, menjajaki skema lindung nilai untuk kontrak yang terekspos risiko keuangan yang signifikan, mengelola risiko pasar dengan baik, dan menyiapkan infrastruktur IT yang diperlukan terkait perubahan sistem transisi LIBOR ini,” tambahnya.