Telegraf – Pertama-tama, bagi mereka yang tidak mengerti arti Al-Quds, itu adalah nama Arab untuk Yerusalem. Wilayah metropolitan Yerusalem adalah wilayah seluas kira-kira seratus mil persegi yang mengelilingi Kota Tua Yerusalem dengan jumlah penduduk 1.253.900. Perluasan Yerusalem di bawah hukum Israel mengikuti pencaplokan resmi kota itu setelah Perang Enam Hari 1967. Yerusalem dibagi menjadi tiga wilayah: lingkar luar, Kota/Pusat Baru, dan Pusat Sejarah/Lingkar Dalam. Yerusalem dapat dikatakan mencakup seluruh Kota Yerusalem dan pinggirannya. Ini adalah wilayah metropolitan terbesar kedua di Israel.
Quds Day atau Jerusalem Day, secara resmi disebut International Quds Day, adalah acara tahunan yang diadakan pada hari Jumat terakhir Ramadhan. Menurut Dr. Mohammad Khosh Heikal Azad, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, hari internasional Al-Quds adalah hari solidaritas dunia kepada bangsa Palestina yang telah diinisiasikan oleh Ayatullah Khomeini pada tahun 1979 yaitu tepatnya setelah kemenangan Revolusi Islam Iran.
Berbagai negara dan masyarakat dunia yang mencintai kebebasan dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan, memperingati Hari Al-Quds dan menyampaikan dukungan mereka terhadap cita-cita bangsa Palestina.
Hari Quds juga diadakan di beberapa negara lain, terutama di negara-negara Arab dan Muslim, dengan protes terhadap pendudukan Israel di Yerusalem Timur. Demonstrasi diadakan setiap tahun di berbagai kota oleh komunitas Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia, meskipun para kritikus berpendapat bahwa perayaan itu pada dasarnya anti-semit.
Adalah Ebrahim Yazdi, menteri luar negeri pertama Republik Islam Iran yang pertama kali mengusulkan hari dukungan terhadap Palestina itu sebagai acara tahunan kepada Ruhollah Khomeini.
Konteksnya adalah salah satu ketegangan yang semakin dalam antara Israel dan Lebanon saat itu. Khomeini mengambil alih ide Yazdi dan pada 7 Agustus 1979, dan dia mendeklarasikan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan setiap tahun sebagai Hari Quds, di mana Muslim di seluruh dunia akan bersatu dalam solidaritas melawan Israel dan mendukung Palestina. Khomeini mengimbau seluruh umat Islam di dunia untuk memilih Hari Al-Quds pada hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan yang dengan sendirinya merupakan periode penentu dan juga dapat menjadi penentu nasib rakyat Palestina dan melalui upacara yang menunjukkan solidaritas. Muslim di seluruh dunia, mengumumkan dukungan Iran untuk hak-hak orang Muslim, khususnya di Palestina.
Ada insiden kekerasan yang tercatat pada Hari Quds, termasuk 28 orang tewas dan 326 luka-luka akibat bom pada tahun 1985 selama Perang Iran-Irak. Negeri para Mulla itu merayakan acara tersebut secara khas dengan memasang gambar poster kota Yerusalem dan menujukkannya kepada dunia, pidato yang tematik, pameran seni yang mencerminkan peringatan Al Quds, serta acara yang menampilkan cerita rakyat. Organisasi Hizbullah yang berada di Lebanon, menandai kesempatan tersebut dengan parade militer substantif yang diselenggarakan pada akhir pekan terakhir Ramadhan.
Dengan populasi Syiah yang signifikan, Hizbullah menyelenggarakan perayaan Hari Quds setiap tahunnya. Sejak tahun 1989, Kerajaan Yordania Hashemite juga mengadakan acara tersebut dengan mengadakan berbagai konferensi akademik, yang dilaksanakan dari universitas ke universitas setiap tahun. Masyarakat Arab pada umumnya mendukung acara tersebut dengan segala cara agar acara solidaritas dapat disebarluaskan untuk mendukung Palestina.
Komite Yerusalem dari Organisasi Konferensi Islam memutuskan bahwa Hari Quds harus diperingati dalam acara-acara publik di seluruh dunia Arab selama Intifada Pertama pada Januari 1988. Acara tersebut juga diadakan di Irak, Jalur Gaza Palestina, dan Suriah. Hamas, dan Gerakan Jihad Islam di Palestina mendukung Hari Quds dan mengadakan upacara.
Protes Hari Quds telah diadakan di beberapa bagian Timur Tengah, London, Berlin dan bahkan di Amerika Serikat. Tercatat, pawai di London dihadiri 3.000 orang, sedangkan Berlin dihadiri 1.600 pengunjuk rasa pada 2018. Di tengah pandemi COVID-19, pada 2020di Iran telah diadakan acara Quds Day secara virtual untuk pertama kalinya sejak inisiasi empat dekade lalu.
Perayaan Hari Quds tahunan Iran “tidak mungkin” diadakan tahun ini karena wabah virus korona, kata Ramezan Sharif, juru bicara Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) pada hari Minggu, 2 Mei 2021, demikian juga ISNA yang mengutip pernyataan Sharif bahwa tidak ada perayaan Hari Quds di Teheran tahun ini. Pihak berwenang di Iran telah membagi provinsi negara itu menjadi area putih, kuning, dan merah, tergantung pada tingkat keparahan krisis virus corona.
Daerah putih dianggap berisiko rendah namun ibu kota Teheran adalah salah satu provinsi yang paling parah terkena virus corona. Sharif menyatakan bahwa orang Iran dapat merayakan secara nasional dan internasional melalui cara lain karena masyarakat dapat memanfaatkan dunia maya.
Dubes Azad menambahkan bahwa Iran dan Indonesia adalah dua negara yang menjadikan dukungan kepada Palestina sebagai salah satu prioritas politik luar negerinya ini patut menjadi contoh bagi negara lain.
Semoga melalui penghormatan terhadap nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan, masyarakat Palestina yang terusir dari negara mereka dapat kembali ke tanah air mereka dan seluruh rakyat Palestina bisa menentukan nasib dan kerangka politik negara mereka melalui sebuah referendum di tanah Palestina dengan partisipasi masyarakat Palestina dari berbagai kepercayaan dan golongan.
Selamat Hari Internasional Al-Quds
Oleh: Nia S. Amira, adalah seorang penulis, jurnalis dan ahli bahasa dari Indonesia. Dia menulis tentang budaya, urusan internasional, multikultarisme dan studi agama. Artikelnya telah muncul di lebih dari tiga puluh surat kabar yang diterbitkan di Eropa, Asia dan Amerika Serikat.