Cari
Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Borobudur Butuh Revitalisasi Nilai Spiritual
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Humaniora

Borobudur Butuh Revitalisasi Nilai Spiritual

A. Chandra S. Selasa, 6 Mei 2025 | 21:00 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Flyer acara diskusi tentang Borobudur, Rabu siang, 7 Mei 2025 di Tebet, Jakarta Selatan. TELEGRAF
Bagikan

TELEGRAF – Sebagai warisan dunia, pengelolaan Borobudur masih terus menjadi perhatian banyak pihak yang mendambakan terwujudnya model ideal sehingga muncul wajah baru. Saat ini para pegiat masyarakat terus prihatin atas terabaikannya nilai-nilai spiritual seiring meningkatnya aktifitas pariwisata.

Terkait dengan hal itu Yayasan Brayat Panangkaran bekerjasama dengan Agenda 45 akan menggelar sebuah diskusi ahli tentang Borobudur, Rabu siang, 7 Mei 2025 di Tebet, Jakarta Selatan.

Adapun tema diskusi adalah Borobudur dalam Keragaman Spiritual Sucoro Setrodiharjo, penggiat budaya dari Yayasan Brayat Pangkaran Borobudur menjelaskan bahwa dalam perkembangan pengelolaannya Borobudur telah menuai banyak persoalan.

“Untuk itu sangat penting untuk membuat ruang bersama, untuk menyelesaikan masalah secara bersama,” ujarnya, Selasa, (06/05/2025).

Disebutkan pegiat aksi Ruwat Rawat Borobudur yang telah berlangsung sejak tahun 2003 (23 tahun), itu mengingatkan bahwa aksi penolakan rencana kremasi jenazah seorang pengusaha beberapa saat lalu oleh warga Dusun Ngaran merupakan salah satu dampak terabaikannya nilai spiritual itu. Dalam ini sebuah langkah revitalisasi nilai spiritual amat diperlukan.

Dalam acara diskusi itu akan hadir budayawan, pejabat pemerintah dan intelektual seperti Hilmar Farid, Riwanto Tirtosudarmo, William Kwan, Heru Mulyantoro, Ibnu Maryanto, Chatrini Ari, Titin Fatimah, Dundin Zaenudin dan lainnya.
Diskusi ini diadakan bertujuan untuk menghasilkan sejumlah rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh semua pihak agar Borobudur dapat kembali berfungsi sebagai pusat pengembangan peradaban manusia sebagaimana saat awal pendiriannya.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Agenda 45, Warsito Ellwein mengatakan bahwa pihaknya tertarik mendiskusikan Borobudur karena lembaga itu salah satu tujuannya adalah memberi kontribusi bagi penyusunan program pembangunan nasional menuju seabad Indonesia 2045. Dalam hal ini, Agenda 45 bekerja dengan perspektif dengan keyakinan kelak Indonesia mesti ikut berperan di tingkat global.

“Kami menyadari bahwa semenjak berdirinya Borobudur telah menjadi sebuah pusat pertumbuhan peradaban manusia,” tutur Warsito.

Oleh karenanya, sebagai warisan dunia, saat ini Borobudur bisa menjadi pusat pengembangan peradaban baru untuk dunia yang sedang membutuhkan perdamaian, keamanan, gotong-royong dan toleransi. Ini terjadi karena dunia semakin kecil sehingga batas batas negara semakin tipis.

Ilmu pengetahuan yang tersimpan dan berakar kuat di sana perlu disebarluaskan ke seluruh dunia lewat berbagai kegiatan, termasuk pariwisata dan kebudayaan. Untuk itu kegiatan kegiatan yang dimaksud mesti ditata sedemikian rupa agar dunia bisa menjadi lebih damai, berkeadilan sosial, aman dan lebih ramah bagi lingkungan hidup.

“Untuk itulah rekomendasi yang akan disampaikan nanti salah satunya adalah konsilidasi dan sinergi semua pihak untuk membuat Borobudur pusat peradaban masa depan,” imbuhnya.

Regulasi dan keterlibatan masyarakat menjadi hal penting lain yang mesti ditata agar saling mendukung dalam upaya mewujudkan kepentingan tersebut. Beragam kegiatan warga, kelompok masyarakat dan pemerintah mesti berjalan seiring.

Wisatawan yang datang tidak hanya mendapatkan keindahan candi dan pulang dengan perasaan damai dan toleransi. Wisatawan mesti merasakan perbedaan pengalaman dibandingkan yang mereka dapatkan dari tempat tempat lain.

Di sisi lain Novita Siswayanti Peneliti Masyarakat dan Budaya BRIN mengatakan bahwa pentingnya lembaga di bawah Kementerian Kebudayaan yang mengurus tentang keberagaman dan kemanfaatan Nilai Spiritualitas Borobudur serta tradisi budaya di lingkungan Kawasan Borobudur penting diapresiasi dan dilestarikan sebagai penyangga.

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Prabowo Disebut Sudah Kantongi Info Terkait Illegal Logging
Waktu Baca 4 Menit
Prabowo Tak Tetapkan Status Bencana Nasional, Ini Alasannya
Waktu Baca 2 Menit
Soal Pendanaan Hutang Whoosh, Purbaya: Masih Pembahasan
Waktu Baca 4 Menit
Dorong Transformasi Digital Underwriting, AJB Bumiputera 1912 Gandeng Seleris
Waktu Baca 3 Menit
Soal Polemik IMIP, Kemenhub: Izin Sudah Dicabut Sejak Oktober 2025
Waktu Baca 4 Menit

Perbaikan Akibat Bencana, Prabowo: Kita Punya Anggarannya

Waktu Baca 3 Menit

Korban Akibat Bencana di Sumut dan Sumbar Jadi 442 Jiwa

Waktu Baca 8 Menit

Prabowo Kunjungi Korban Banjir Sumatra, Pastikan Langkah Darurat Dilakukan

Waktu Baca 2 Menit

BNPB Sebut Jumlah Korban Meninggal Dunia di Sumut, Sumbar dan Aceh Jadi 303 Jiwa

Waktu Baca 7 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Humaniora

Jejak Soeharto The Godfather of Orde Baru, Dari Militer, Kudeta Hingga Dilengserkan

Waktu Baca 12 Menit
Heroes and the Meaning of Sacrifice
Humaniora

Bangkitlah Dengan Nurani, Setiap Zaman Butuh Pahlawan Baru

Waktu Baca 2 Menit
Humaniora

Rumuskan Solusi Stunting dan Anemia, Ilmuwan Mesir dan Turki Berkumpul di UNU Yogyakarta

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Merayakan Inisiatif Perdamaian Global, UNU Jogja – Indika Foundation Gelar “2R: Ruang Riung

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Mayoritas Penyandang Disabilitas Tak Kuliah dan Tak Bekerja

Waktu Baca 5 Menit
Humaniora

Trah Sultan HB II Desak Pembentukan Komite Pengembalian Aset Kraton Yogyakarta

Waktu Baca 3 Menit
Peta fungsi lahan daerah Tamambaloh (data dari Sangga Bumi Lestari)
Humaniora

Masyarakat Tamambaloh Menolak Sawit: Ancaman di Hulu Sungai Embaloh Makin Nyata

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Jalan SOina Menuju Kesetaraan Hak Anak Bertalenta Khusus

Waktu Baca 10 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?