Telegraf, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambah lagi jatah kursi wakil menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Menurut Fadli penambahan wamen adalah pemborosan dan bentuk upaya bagi-bagi kekuasaan kepada tim sukses Pilpres 2019 lalu.
“Ini kan menjadi satu upaya untuk membagi-bagi kekuasaan kepada timses dan mencari-cari posisi untuk orang-orang yang belum dapat posisi, jadi bukan mau bekerja untuk rakyat, untuk negara,” kata Fadli di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/19).
Sebelumnya rencana penambahan wakil menteri diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Pasalnya Presiden Jokowi juga telah lebih dulu melantik 12 wakil menteri.
Kepala KSP Moeldoko mengatakan presiden akan menambah lagi enam wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju. Belakangan Moeldoko mengklarifikasi bahwa penambahan enam wamen itu bisa berubah.
Rencana penambahan wakil menteri dinilai kontradiktif oleh Fadli Zon sebab mengacu dengan pernyataan Jokowi yang ingin memangkas birokrasi.
“Menambah wakil menteri, Jokowi justru malah menambah beban birokrasi dan boros anggaran,” katanya.
“Kalau wakil menteri kecuali yang penting-penting, ya, oke lah. Tapi yang kalau semuanya mau dijadikan wakil menteri menurut saya bukan efisiensi, namanya pemborosan,” imbuhnya.
Fadli juga mengkritik keputusan Jokowi yang melantik tujuh staf khusus dari kalangan milenial. Ia menyarankan agar Jokowi menunjuk orang yang cakap secara kemampuan ketimbang hanya berdasarkan pertimbangan usia yang masih sangat muda.
“Kalau mau memberikan ruang ya jangan di staf dong, tapi di decision maker,” pungkasnya. (Red)
Photo Credit : Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. FILE/DOK/IST. PHOTO