Cari
Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca SBY Disebut Sebagai Dalang Kudeta Demokrat Sebenarnya, Benarkah?
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Politika

SBY Disebut Sebagai Dalang Kudeta Demokrat Sebenarnya, Benarkah?

A. Chandra S. Sabtu, 27 Februari 2021 | 04:56 WIB Waktu Baca 3 Menit
Bagikan
Presiden ke-6 RI yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak
Photo Credit: Presiden ke-6 RI yang juga Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak
Bagikan

Telegraf – Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan, terdapat dua teori mengenai tampilnya atau turun gunungnya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kisruh partai yang didirikannya itu.

Teori pertama dan dilihat banyak kalangan, yakni turun gunungnya Presiden keenam RI itu menandakan api dalam Partai Demokrat terlalu besar dan tak dapat dipadamkan oleh putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum partai berlambang mercy tersebut.

“Memang itulah risiko yang terjadi ketika tampil akan mengirimkan pesan atau bisa ditafsirkan oleh pihak luar sebagai sebuah pertanda ketidakmampuan AHY,” kata M Qodari, Jumat (26/02/2021).

Namun, Qodari mengingatkan, terdapat teori kedua, yakni SBY sebagai dalang atau sutradara sesungguhnya dari ‘drama kudeta’ Partai Demokrat. Qodari meyakini teori kedua ini yang sesungguhnya terjadi.

“Sebetulnya ada teori kedua ya dan saya berpegang pada teori yang kedua ini bahwa sesungguhnya sutradara atau dalang yang sesungguhnya dari cerita mengenai kudeta Partai Demokrat ini adalah pak SBY itu sendiri. Jadi panggung depannya adalah AHY, tapi panggung di belakangnya, dapurnya sesungguhnya adalah Pak SBY,” jelasnya.

Qodari memaparkan argumentasi yang mendasari teori keduanya tersebut. Pertama, kata Qodari, pengalaman dan senioritas SBY dalam dunia politik jauh di atas AHY. Dengan pengalaman dan senioritasnya, SBY memiliki kemampuan untuk bermanuver secara canggih.

“Karena itulah kemudian skenario atau atau manuver-manuver yang canggih itu sesungguhnya dimiliki oleh pak SBY,” paparnya.

Hal ini salah satunya tercermin dari pernyataan SBY yang menyatakan tak percaya atas keterlibatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kisruh yang terjadi di internal Partai Demokrat dan menyebut para menteri yang disebut hanya dicatut namanya.

Baca Juga :  Prabowo Disebut Sudah Kantongi Info Terkait Illegal Logging

Pernyataan SBY ini, kata Qodari, membantah pernyataan AHY sendiri yang menyebut adanya keterlibatan lingkar kekuasaan terdekat Presiden Jokowi atau lingkaran Istana dalam upaya mengudeta Partai Demokrat.

“Jadi ya pernyataan AHY memberikan pernyataan, tapi yang membantah Pak SBY. Jadi istilahnya main pingpong. AHY yang menyatakan, Pak SBY menegasikan. Jadi menurut saya itu pertanda bahwa sebetulnya aktor atau penulis skenarionya adalah SBY,” jelasnya.

Argumentasi kedua, kata Qodari, malam sebelum AHY menggelar konferensi pers mengenai kudeta Partai Demokrat, SBY melalui akun Twitter-nya menulis, “Bagi siapapun yang memegang kekuasaan politik, pada tingkat apapun, banyak cara berpolitik yang lebih bermoral & lebih beradab. Ada 3 golongan manusia, yaitu “the good”, “the bad” & “the ugly”. Kalau tidak bisa menjadi “the good” janganlah menjadi “the ugly”. SBY”. Qodari menilai cuitan SBY tersebut sebagai pengantar konferensi pers AHY.

“Oleh sebab itu saya mengatakan bahwa sebetulnya bukan pertanda AHY tidak mampu. Ya memang karena dari awal tetap tokoh dominan di Partai Demokrat itu adalah SBY sendiri,” pungkasnya.


Photo Credit: Presiden ke-6 RI yang juga Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan keterangan pers di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. ANTARA/Hafidz Mubarak

 

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Prabowo Disebut Sudah Kantongi Info Terkait Illegal Logging
Waktu Baca 4 Menit
Prabowo Tak Tetapkan Status Bencana Nasional, Ini Alasannya
Waktu Baca 2 Menit
Soal Pendanaan Hutang Whoosh, Purbaya: Masih Pembahasan
Waktu Baca 4 Menit
Dorong Transformasi Digital Underwriting, AJB Bumiputera 1912 Gandeng Seleris
Waktu Baca 3 Menit
Soal Polemik IMIP, Kemenhub: Izin Sudah Dicabut Sejak Oktober 2025
Waktu Baca 4 Menit

Perbaikan Akibat Bencana, Prabowo: Kita Punya Anggarannya

Waktu Baca 3 Menit

Korban Akibat Bencana di Sumut dan Sumbar Jadi 442 Jiwa

Waktu Baca 8 Menit

Prabowo Kunjungi Korban Banjir Sumatra, Pastikan Langkah Darurat Dilakukan

Waktu Baca 2 Menit

BNPB Sebut Jumlah Korban Meninggal Dunia di Sumut, Sumbar dan Aceh Jadi 303 Jiwa

Waktu Baca 7 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Politika

Sekjen Muhammadiyah Minta Hindari Konflik Internal dan Korupsi

Waktu Baca 2 Menit
Politika

Ketua PKB Merasa Sedih dan Prihatin Pada Nasib Ketua PBNU

Waktu Baca 2 Menit
Politika

PSI Buka Suara Terkait Peresmian Bandara di Morowali Oleh Jokowi

Waktu Baca 2 Menit
Politika

Keterlibatan Dunia Islam Dalam Geopolitik Global Sangat Diperlukan

Waktu Baca 3 Menit
Politika

Prabowo Kembali Terima Kunjungan Sufmi Dasco di Hambalang

Waktu Baca 1 Menit
Politika

Temui Prabowo di Istana, Apa Saja Yang Dasco Bicarakan?

Waktu Baca 1 Menit
Politika

DPR Setujui RUU KUHAP Jadi Undang-Undang, Simak Isinya!

Waktu Baca 6 Menit
Politika

Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan

Waktu Baca 5 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?