Telegraf — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan anak perusahaannya, PT Gagas Energi Indonesia, mulai membangun fasilitas Liquefied Natural Gas Hub (LNG HUB) di wilayah Bandung. Langkah ini dilakukan sebagai respons atas belum tersambungnya jaringan pipa gas di kota tersebut, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan energi sektor hotel, restoran, dan kafe (horeka).
Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko, menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur ini merupakan bagian dari strategi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi di luar jaringan pipa atau beyond pipeline.
“Bandung merupakan salah satu wilayah yang belum memiliki akses langsung ke jaringan pipa gas. Dengan pembangunan LNG HUB ini, kami berupaya menghadirkan alternatif distribusi energi yang lebih dapat dijangkau,” ujar Arief di sela acara peletakan batu pertama proyek tersebut, Senin (5/8).
Pusat distribusi LNG yang tengah dibangun ditargetkan memiliki kapasitas sekitar 15.000 MMBTU per bulan atau setara 0,5 BBTUD. Gas alam cair tersebut nantinya akan disalurkan melalui berbagai moda, termasuk tabung isotank dan kendaraan khusus pengangkut gas.
Direktur Utama PGN Gagas, Santiaji Gunawan, menjelaskan bahwa infrastruktur ini tidak hanya ditujukan untuk sektor komersial, namun juga untuk kebutuhan industri kecil dan menengah di wilayah selatan Jawa Barat.
“Kami ingin menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini belum tersambung jaringan pipa, dengan menyediakan infrastruktur penunjang seperti SPBG, CNG HUB, dan LNG HUB,” kata Santiaji.
Selain pembangunan LNG HUB, PGN Gagas juga tengah mengelola Mobile Refueling Unit (MRU) yang membawa gas alam dalam bentuk CNG maupun LNG ke pelanggan. Menurut perusahaan, MRU tersebut telah mengantongi sertifikasi dan izin operasional dari instansi terkait, serta menggunakan tabung gas yang telah disertifikasi.
Sebagai bagian dari pengembangan jaringan distribusi, PGN Gagas juga menjalin kerja sama dengan PT Nusantara Regas. Kerja sama tersebut mencakup layanan break bulking, pengangkutan LNG, hingga potensi pengembangan pasar dan analisis infrastruktur bisnis LNG berskala kecil.
Menurut catatan perusahaan, skema distribusi LNG dan CNG diharapkan dapat saling melengkapi, menyesuaikan karakteristik konsumsi energi di tiap wilayah yang belum memiliki akses jaringan gas konvensional.