Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Penyakit Tidak Menular Lebih Berbahaya
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Lifestyle

Penyakit Tidak Menular Lebih Berbahaya

Atti K. Selasa, 18 Desember 2018 | 18:06 WIB Waktu Baca 4 Menit
Bagikan
Prima Yosepin Kepala Subdit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI
Bagikan

Telegraf, Jakarta – Kemajuan teknologi yang cepat di Indonesia mempunyai dampak terhadap kesehatan, dimana manusia disuguhkan kemudahan kemudahan yang bisa megakibatkan datangnya penyakt ditubuh manusia.

Hal itu di ungkap Prima Yosepin Kepala Subdit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI dalam program Unilever mengajak masyarakat waspadai asupan gula, garam dan lemak di Jakarta.

“Penyakit terbagi dua pertama penyakit tidak menular dan penyakit menular, dimana penyakit tidak menular ini justru lebih berbahaya dibanding penyakit menular, kalau penyakit menular pasti takut deket deket dengan orangnya karena pasti menularkan. Sementara penyakit tidak menular memang kayaknya ringan tidak menularkan ini justru sangat berbahaya,” tutur Prima Selasa (18/12).

Prima menjelaskan penyakit tidak menular justru berbahasa dikarenakan satu kali kita endapati penyakit itu,di tubuh kita, seumur hidup kita akan terus dengan penyakit itu, dan kematian di indonesia sebagian besar di sebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM).

Seperti cancer, diabetes, jantung prima mencontohkan, belum lagi biaya yang di keluarkan untuk penyembuhan PTM ini lebih besar kerena butuh banyak fase dalam penyembuhannya, ungkapnya.

“Penyakit katastropis ungkapan PTM, ini jauh menyita pembiayaan belum lagi PTM ini di fase fase awalnya itu tidak begejala biasanya kalau sudah fuul biasanya ngantuk,” kata Prima.

Melihat kondisi tersebut Unilever Indonesia mengajak masyarakat Indonesia waspada sedini mungkin terhadap penyakit penyakit yang menyerang tubuh manusia dengan cara mengatur asupan gula garam dan lemak, dengan cara memilih makanan dan produk produk berkualitas dan memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh.

Selain asupan faktor tekanan (Stress) juga mempengaruhi masuknya penyakit karena Stress bisa menimbulkan berbagai macam efek pada tubuh, seperti meningkatnya nafsu makan Emotional Eating.

“Unilever Indonesia memahami adanya fenomena emotional eating. Sebagai bagian dari komitmen kami untuk membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, kami mengambil tema Emotional Eating, Waspadai Asupan Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam Jakarta Food Editor’s Club (JFEC),” ungkap Maria Dewantini Dwianto selaku Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia, Tbk.

Sementara itu Tara de Thouars, psikolog yang kerap menangani kasus emotional eating, mengungkapkan, kita membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, tetapi ada makanan tertentu yang kita konsumsi dalam kondisi spesifik. Dimana dalam kondisi tertentu seseorang menginginkan makanan yang berkalori tinggi dan nilai gizi yang minim. pada saat kondisi tubuh mengalami stress.

“Faktor psikologis dan fisiologis mempengaruhi apa yang kita konsumsi dan menentukan hubungan yang dimiliki antara makanan dan emosi. Kita membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, tetapi ada makanan tertentu yang kita konsumsi dalam kondisi spesifik. Dalam kondisi ini, seseorang biasanya menginginkan makanan berkalori tinggi dengan nilai gizi yang minim. Jenis makanan yang biasanya dikonsumsi biasa disebut comfort food, seperti es krim, kue, coklat, kentang goreng atau pizza,” jelasnya.

Melalui Jakarta Food Editor’s Club (JFEC) Unilever Indonesia selain memberikan edukasi kepada masyarakat juga memberikan produk produk dengan rendah gula, serta kandungan nutrisi yang baik bagi masyarakat.

Maria berharap melalui edukasi dan inovasi produk yang kami miliki, kami bisa membantu masyarakat Indonesia untuk bisa meningkatkan kesehatan masyarakat sehingga mendukung terciptanya Indonesia sehat. (Red)


Credit Photo : Prima Yosepin Kepala Subdit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI memberikan keynote dalam rangka JFEC di Jakarta/telegraf


Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Identitas Wonosobo Hadir Dalam Pementasan Tari Wayang Bundeng Gepuk
Waktu Baca 3 Menit
Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit

Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini

Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

[Gambar 1] Liburan Nikmat, Budget Hemat_BCA Digital dan ASTINDO Hadirkan DOLAN Travel Fair 2025
Lifestyle

Liburan Nikmat, Budget Hemat: BCA Digital dan ASTINDO Hadirkan DOLAN Travel Fair 2025

Waktu Baca 6 Menit
PUMA H-Street
LifestyleRilis

Isyana Sarasvati Warnai Peluncuran PUMA H-Street di Seoul dengan Gaya Autentik dan Energi Global

Waktu Baca 5 Menit
Lifestyle

Dip & Crunch Dari Pizza Hut Hadir di Ramadhan 2025

Waktu Baca 3 Menit
Image : Dok. Debby Lufiasita @lufiasita
Lifestyle

Public Relations & Musik: Bagaimana Debby Lufiasita Membawa Dua Dunia Jadi Satu

Waktu Baca 5 Menit
Lifestyle

Ini Platform Belanja Online kebutuhan Rumah Tangga yang Lebih Praktis dan Mudah

Waktu Baca 2 Menit
Lifestyle

Problem Diet Adalah Otak Berikut kata Pakar

Waktu Baca 2 Menit
Lifestyle

TRESemmé Tunjukan Potensi, Keistimewaan dan Inspirasi Model Rambut di Jakarta Fashion Week 2025

Waktu Baca 3 Menit
Lifestyle

Relawan Pram dan Rano Kembali Gelar Nobar Timnas Indonesia

Waktu Baca 2 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?