Paus Serukan Hubungan Antaragama Yang Kuat Untuk Lawan Ekstremisme dan Intoleransi

“Dalam rangka membina kerukunan yang damai dan bermanfaat yang menjamin perdamaian, Gereja ingin meningkatkan dialog antaragama,”

Oleh : Edo W.
Paus Fransiskus (depan, kedua kanan) dan Presiden Joko Widodo (depan, kanan) menghadiri pertemuan dengan pihak berwenang Indonesia, masyarakat sipil, dan korps diplomatik dalam kunjungan apostoliknya ke Asia di Istana Merdeka, Jakarta, 4 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapane

TELEGRAF – Paus Fransiskus pada hari Rabu mengatakan bahwa hubungan antar agama harus “diperkuat” untuk melawan ekstremisme dan intoleransi, ketika ia memulai tur Asia-Pasifiknya dengan singgah di Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim. Dialog antaragama “sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan bersama, termasuk melawan ekstremisme dan intoleransi,” ujarnya dalam sebuah pidato setelah bertemu dengan Joko Widodo (Jokowi).

“Dalam rangka membina kerukunan yang damai dan bermanfaat yang menjamin perdamaian, Gereja ingin meningkatkan dialog antaragama,” kata Paus yang memimpin 1,3 miliar umat Katolik di dun ia inikepada para pejabat di istana kepresidenan, Jakarta, Rabu (04/09/2024).

Indonesia telah lama bergelut dengan militansi Islamis, termasuk pengeboman di pulau resor Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 orang, dan menjadikan serangan tersebut merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah Indonesia.

Keamanan pun ditingkatkan, dengan jalan-jalan di sekitar lokasi-lokasi utama di mana paus dijadwalkan untuk berkunjung dialihkan atau ditutup. Pidato tersebut merupakan salah satu acara pertama dalam jadwal padat di ibukota Indonesia, termasuk pidato di katedral kota pada siang hari dan misa di stadion sepak bola nasional yang berkapasitas 80.000 orang pada hari Kamis besok.

Dalam menyambut Paus, Jokowi pun menyoroti kunjungan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus ke Indonesia ini menjadi penerbangan terpanjang yang pernah dilakukan oleh Paus.

Dalam sambutannya kepada Paus Fransiskus yang tiba di Istana Negara, Jokowi atas nama negara menyambut gembira dan hangat atas kedatangan Bapa Suci.

“Kunjungan ini memiliki pesan yang sangat kuat tentang arti pentingnya merayakan perbedaan,” kata Jokowi dalam sambutannya pada pertemuan Paus Fransiskus bersama Korps Diplomatik dan wakil masyarakat di Istana Negara, Jakarta, Rabu (04/09/2024).

Jokowi pun menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia.

Dia menyampaikan kepada Paus Fransiskus bahwa Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri atas beragam etnis, yakni sebanyak 714 suku bangsa dan 17.000 pulau yang ditinggali.

Baca Juga :   Susu Ikan Untuk Menu Makan Gratis Tuai Kritikan Dari DPR

“Warga Indonesia di 17.000 pulau tersebut memiliki budaya, agama, dan suku bangsa yang berbeda sehingga bangsa Indonesia juga terus berupaya menjaga harmoni di tengah kebinekaan yang dimiliki,” ujarnya.

Bagi Indonesia, kata Jokowi, perbedaan adalah anugerah, sedangkan toleransi adalah pupuk bagi persatuan dan perdamaian sebagai sebuah bangsa.

“Indonesia sangat beruntung memiliki Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga dapat hidup rukun berdampingan,” ucapnya.

Jokowi mengajak semangat perdamaian dan toleransi itulah yang dinginkan Indonesia bersama Vatikan sebarkan, apalagi di tengah dunia yang makin bergejolak.

Sebelum menutup sambutannya, Jokowi juga mengajak warga Indonesia dan Vatikan merayakan perbedaan yang dimiliki, untuk saling menerima dan memperkuat toleransi demi mewujudkan perdamaian, serta mewujudkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.

Setelah melakukan rangkaian kegiatan kenegaraan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio dijadwalkan melakukan pertemuan pribadi dengan anggota Serikat Jesuit di Apostolic Nunciantura Kantor Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini merupakan ketiga kalinya setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus selaku pemimpin umat Katolik dunia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.

Perjalanan ke kawasan Asia Pasifik selama 11 hari atau tepatnya pada tanggal 3-13 September 2024 akan menjadi lawatan terlama Bapa Suci berusia 87 tahun itu sejak 11 tahun memimpin umat Katolik.

Terpilihnya Indonesia sebagai negara pertama yang yang dikunjungi Paus Fansiskus lantaran di negeri dengan berpenduduk 279 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam ini, populasi pemeluk Kristen sekitar 20,5 juta orang dengan 8,5 juta di antaranya adalah umat Katolik.

Lainnya Dari Telegraf