Cari
Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Paguyuban Budaya Yogyakarta: Pratikno Operator Kerusakan Demokrasi
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Regional

Paguyuban Budaya Yogyakarta: Pratikno Operator Kerusakan Demokrasi

MSN Kamis, 29 Agustus 2024 | 07:42 WIB Waktu Baca 2 Menit
Bagikan
Aksi budaya untuk mendoakan demokrasi di Indonesia dari Paguyuban Budaya Yogyakarta. FILE/Telegraf
Bagikan

YOGYAKARTA, TELEGRAF.CO.ID — Kelompok budaya di Yogyakarta menggelar aksi budaya untuk mendoakan demokrasi di Indonesia membaik. Uniknya, demonstrasi ini digelar di kompleks pemakaman keluarga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) di Sawitsari, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta, Rabu (28/08/2024) sore.

Sejumlah pegiat budaya mengenakan busana tradisional dan membawa sesaji. Peserta ritual doa ini adalah Paguyuban Kawruh Budaya Ngayogyakarta.

“Untuk mencegah kerusakan demokrasi yang lebih parah, maka kami datang ke tempat ini, makam Keluarga Besar UGM, yang di dalamnya bersemayam tokoh-tokoh nasionalis, penjaga demokrasi, dan kaum intelektual untuk mengadu, berkeluh kesah, atas kerusakan demokrasi di negeri ini,” kata Agus Sunandar, koordinator paguyuban tersebut.

Sejumlah pegiat budaya mengenakan busana tradisional dan membawa sesaji serta foto Pratikno. FILE/Telegraf

Ia menjelaskan, saat ini penghancuran demokrasi sedang terjadi di negeri ini secara masif dan intens. “Etika, moral, norma dan budaya demokrasi semakin jauh berlari demi keserakahan diri. Dunia ini cukup untuk memenuhi keinginan seluruh umat manusia, tapi tidak untuk satu manusia yang serakah,” tandas Agus.

Paguyuban tersebut juga melayangkan kritik kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang pernah menjabat sebagai Rektor UGM.

“Kami yang dulu memandang bapak Praktikno sebagai tokoh intelektual, yang memiliki kapabilitas dan kontribusi memajukan negeri ini juga seorang mantan Rektor UGM justru patut kami duga menjadi operator atas kerusakan demokrasi,” katanya.

Menurutnya, ritual ini digelar sebagai perwujudan kecintaan bangsa Indonesia. Paguyuban Kawruh Budaya Ngayogyakarta merasa prihatin dengan kondisi ini.

“Maka dari itu, kami berencana melakukan aksi teatrikal di Kompleks Makam UGM Sawit Sari, Condongcatur. Mengapa Makam UGM? Kami merasa perlu sambat kepada para leluhur di mana dulu para guru besar UGM menjadi pengayom bagi masyarakat untuk sama-sama menjaga demokrasi,” tutur Agus.

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Rock Ngisor Ringin Part #2 Jadi Ajang Kumpul Musisi Rock Tanah Air
Waktu Baca 4 Menit
Program FLPP Capai Rekor 263 Ribu Unit, BTN Dominasi Penyaluran Rumah Subsidi Nasional
Waktu Baca 4 Menit
BSN Resmi Beroperasi Usai Spin-Off dari BTN, Bidik Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional
Waktu Baca 3 Menit
Tradisi Warga Indonesia Dalam Merayakan Malam Tahun Baru di New York
Waktu Baca 6 Menit
OJK Bentuk Departemen UMKM dan Keuangan Syariah, Pengawasan Bank Digital Berlaku 2026
Waktu Baca 3 Menit

Keamanan Digital Adalah Tanggung Jawab Setiap Pengguna Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

Keamanan Digital Kebutuhan Mendasar di Tengah Transformasi Teknologi

Waktu Baca 2 Menit

BTN Salurkan Bantuan Rp8 Miliar untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera

Waktu Baca 3 Menit

OJK Raih Predikat Badan Publik Terbaik Nasional 2025, Tegaskan Komitmen Keterbukaan Informasi

Waktu Baca 4 Menit

Lainnya Dari Telegraf

DPO Agusrin
Regional

Kasus DPO Agusrin Ternyata Isu Lama yang Terangkat Ulang: Penyidikan Diduga Sudah SP3 Sejak Lama

Waktu Baca 4 Menit
Mendagri Instruksikan Siskamling, IPDN Lakukan Monitoring di Palembang
Regional

IPDN Pantau Siskamling Palembang, Tindaklanjuti 11 Arahan Mendagri

Waktu Baca 2 Menit
Diton Fest 2025 festival musik Jakarta
Regional

Line-up Lengkap Diton Fest 2025, Ada NTRL dan Endank Soekamti

Waktu Baca 7 Menit
Masjid Jami Al Akhyar Sukabumi Utara
Regional

Dik Doank dan Semangat Anak Negeri: Festival Gema Kemerdekaan Islami TPQ Al Akhyar

Waktu Baca 7 Menit
Regional

Terinspirasi dari Sistem Tulang, Dosen UNU Jogja Kembangkan Komposit Lunak-Keras

Waktu Baca 2 Menit
Foto : Kegiatan Kelompok Kerja (Pokja) Revisi Skema Kualifikasi dan Skema Sertifikasi Penyuluh Hukum Tahun Anggaran 2025, yang diselenggarakan oleh LSP Lemdiklat POLRI di Hotel Park 5 Simatupang, Jakarta Selatan. (31/7/25) (Doc.Ist)
Regional

BNSP Dukung Revisi Skema Sertifikasi Penyuluh Hukum Polri

Waktu Baca 4 Menit
Regional

Kades Sebamban Lama Dipanggil Penyidik Terkait Dugaan Korupsi Dana Tali Asih

Waktu Baca 2 Menit
Regional

Masjid Ikonik di Jogja Dirundung Sengketa, Seperti Apa Duduk Perkaranya?

Waktu Baca 5 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?