Telegraf, Tangerang Selatan – Calon Presiden (capres) petahana nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konsolidasi Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja Banten di ICE BSD, Serpong, Tangerang, Minggu (04/11/18). Pertemuan yang dihadiri oleh para pimpinan koalisi partai politik (parpol) tingkat daerah pendukung Jokowi yang berpasangan dengan KH Maruf Amin.
“Partai berbeda tapi semangatnya sama yaitu untuk jadi. Posisi kita di mana? Posisi terakhir kira-kira tiga minggu lalu, hasil survei di Banten (kalah) 9%. Perlu kerja keras kita semuanya,” kata Jokowi optimistis.
Hal itu disebabkan, semakin banyaknya dukungan untuk dirinya dan Maruf, hal itu (data) akan berubah pada pertengahan Desember 2018 jelas Jokowi.
“Insyaallah kita survei lagi Desember. Pertengahan Desember, saya yakini sudah berubah karena sudah ada kesanggupan keluarga-keluarga besar almarhum Tubagus Chasan Sohib. Para ulama, kiai siap menyampaikan tekad yagn sama karena kita tahu calon wakil presiden, Maruf Amin adalah putra asli provinsi ini (Banten),” tegasnya.
Ia menyatakan, Tim Kampanye Nasional (TKN) dan TKD kini memiliki tugas penting yaitu mensosialisasikan kebijakann pemerintah. Mulai dari KIP, KIS, PKH, termasuk dana desa. “Masyarakat desa memberikan dukungan penuh selama setahun belakangan. Mereka diterpa isu apa saja enggak goyah, kalau orang kota masih goyah karena orang kota pegang gadget (gawai). Jadi gampang kena hoax di media sosial, banyak diterpa kabar bohong,” ungkapnya.
Sabar dan Sabar
Ia menuturkan, TKN dan TKD juga perlu memberikan penjelasan mengenai isu-isu yang menerpa dirinya. “Sudah empat tahun isunya begitu. Saya sabar, sabar, diam, tapi kok enggak berhenti, saya jadi jawab,” tuturnya.
Diungkapkan, banyak yang menuding dirinya antek asing (barat) dan antek aseng (Tiongkok). Ia merasa aneh akan fitnah tersebut. Pasalnya, kini Pertamina telah menguasai Blok Rokan dan Blok Mahakam. “Pemerintah juga sudah mengambil (saham) Freeport (Indonesia). Sudah tiga bulan kita ambil Freeport, tapi tidak ada demo mendukung. Malah bilang saya antek asing,” ungkapnya.
Ia juga meluruskan terkait isu dirinya kader Partai Komunis Indonesia (PKI). Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menegaskan, kelurganya penganut Islam.
Tanggapi Isu dan Hoax dan Soal Keturunan Boyolali
“Ada yang mengatakan saya antek aseng, ibu saya Cina, anak saya bahkan langsung bikin kaos, mungkin karena dia anak muda tulisannya ‘Cucunya Oey Hoi Liong’, pakai topi juga sama, padahal ibu saya dari Boyolali, berpolitiklah dengan adab, adat dengan tata krama yang baik,” kata Jokowi.
Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan pengalamannya bersalaman dengan puluhan juta orang sehingga mengetahui perasaan setiap orang yang disalaminya.
“Saat salaman itu saya hafal, mungkin karena sudah salaman dengan puluhan juta orang satu per satu,” ungkapnya.
Jutaan orang itu antara lain ia salami saat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta hingga saat menjadi Presiden Indonesia.
“Saya ‘nyalam’ pedagang, ‘nyalam’ di balai kota, kemudian tadi malem waktu di KH Abuya Muhtadi, saya kan salaman itu kerasa, ‘oh ini saya salaman dengan bapak ibu salaman bener, yang ini salaman setengah-setengah, yang ini salaman tidak mendukung’, jangan pikir saya tidak ada perasan saat salaman,” pungkasnya.
“Saya di Ngemplak,” ungkap Jokowi yang berbicara bahasa Jawa dengan salah satu pedagang di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (04/11/18).
Untuk diketahui, kakek dan nenek Jokowi dari ibunya bernama Wirorejo dan Sani. Keduanya memang berasal dari Dusun Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Ngemplak, Boyolali.
Sebelumnya, ketika berjalan kaki melihat pasar, Jokowi mampir membeli ikan segar. Satu kilogram ikan laut dibeli Jokowi. “Saya orang Boyolali, Pak Jokowi,” celetuk pedagang itu.
Jokowi tersenyum mendengarnya. Pedagang menyebut Sambi sebagai kampung halamannya di Boyolali. Blusukan Jokowi di Pasar Anyar memakan waktu sekitar 30 menit.
Ratusan masyarakat, termasuk para pedagang berebut untuk bersalaman dengan Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga diminta berswafoto dengan sejumlah ibu-ibu di pasar.
Sebelumnya beredar video viral Prabowo Subianto yang dinilai “merendahkan” warga Boyolali. Dalam acara peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, 30 Oktober lalu, Prabowo mengatakan orang-orang bertampang miskin akan diusir jika ingin masuk ke hotel mewah.
“Kalau masuk mungkin kalian diusir, tampang kalian tampang tidak orang kaya, tampang kalian, tampang Boyolali ini”. (Red)
Photo Credit : Calon Presiden (capres) petahana nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi). Getty Images