Politika
Menghitung Peluang Kemenangan Tiap Paslon Pada Pilkada DKI 2017
Telegraf, Jakarta – Pengamat sosial politik Universitas Negeri jakarta (UNJ) dan Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia, Ubedilah Badrun, menganalisa peluang kemenangan tiap-tiap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan diselenggarakan besok.
Ubedilah mengutarakan bahwa sulit menjawab pertanyaan siapa yang akan memenangkan Pilkada DKI 2017 karena selain mendahului kehendak Tuhan, dinamika politik di Jakarta sangat kompleks sehingga membutuhkan detail analisis serta mempertaruhkan independensi akademisi.
“Meskipun argumentasi yang dibangun sangat ilmiah, tetapi jika menyebutkan nama pemenangnya sebelum pemilu maka dengan segera pendukung yang kalah menilainya sebagai akademisi partisan,” kata Ubedilah dalam keterangan tertulisnya.
Tidak hanya akademisi, lanjut Ubedilah, lembaga survei yang sangat profesional pun tidak lepas dari label partisan. Apalagi misalnya, terlihat hasil survei menyebutkan semua cagub menang. Padahal periode survei hampir sama, metode sama, jumlah responden yang sama hasilnya pemenangnya berbeda-beda.
“Dengan hasil survei seperti itu, maka tidak heran kemudian publik menilai bahwa lembaga survei sulit dipercaya untuk independen,” lanjut dia.
Untuk itu, Ubedilah menilai memang lebih mudah menjawab pertanyaan teoritik, analitik dan metodologis jika dibanding pertanyaan prediksi dalam kontestasi politik. Lebih mudah menjelaskan pertanyaan kenapa si A menang, dibandingkan pertanyaan siapa yang akan jadi pemenang.
“Dunia akademik adalah dunia ilmiah yang sarat kaidah keilmuan dan tanggungjawab moral. Itulah sebabnya akademisi sesungguhnya sangat sulit untuk menjadi partisan,” jelas dia.
Lalu bagaimana menjawab prediksi pemenang Pilkada DKI dengan tetap memegang teguh kaidah ilmiah dan moralitas akademisi?
Ubedilah menjelaskan, selain melalui riset kuantitatif (survei) yang benar, cara yang mungkin dilakukan adalah membaca kemungkinan kemenangan yang komprehensif dan mendalam dari masing-masing calon kemudian menganalisis kecenderungan pemilih yang sering disebut pendekatan kualitatif.
Namun untuk mengurai perspektif komprehensif tersebut, lanjut Ubedilah, membutuhkan analisis dan narasi panjang, sehingga dalam kesempatan ini Ubedilah memadatkan dalam tiga perspektif, yaitu perspektif sosioligis politik, perspektif data pemilu sebelumnya, dan perspektif kecenderungan pemilih terkait ekpektasinya menyangkut gubernur DKI untuk periode 2017-2022.
“Tiga indikator tersebut saya jadikan sebagai alat analisis untuk menjawab pertanyaan ‘siapa yang bakal menjadi pemenang pada pilkada DKI 2017?'” kata Ubedilah.
Agus-Sylvi
Ubedilah mengatakan pasangan Agus-Sylvi punya sejumlah prasyarat yang mendukung. Agus secara sosiologis politik dinilai sebagai anak muda energik yang memiliki latar etnis Jawa cukup kuat dan “darah biru politik” yang signifikan dari sang ayah dan kakeknya. Etnis Jawa di Jakarta adalah etnis terbesar yang secara sosiologis memiliki karakteristik budayanya sendiri.
Sylviana Murni secara sosiologis berasal dari etnis terbesar kedua di ibu kota yaitu etnis Betawi (27,65 persen).
Meskipun latar belakang etnis tidak lagi menjadi alasan utama warga Jakarta dalam memilih gubernur tetapi fakta bahwa pasangan Agus-Sylvi berasal dari etnis yang dominan di Jakarta telah menjadi modal sosial yang cukup signifikan untuk memenangkan kontestasi.
“Data kami menyebutkan 58 persen pemilih di Jakarta memilih bukan karena etnis, selebihnya 42 persen karena faktor lain termasuk faktor etnis,” jelas Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia itu.
Perolehan suara partai-partai pendukung Agus-Sylvi pada pemilu legislatif 2014 jika di total juga jumlah suaranya pada kisaran 1,5 juta suara. Dari indikator data pemilu sebelumnya tersebut pasangan Agus-Sylvi berpeluang cukup besar lolos melaju ke putaran kedua,” jelas Ubedilah.
Di sisi lain, berdasarkan indikator kecenderungan pemilih Agus-Sylvi memiliki segmentasi yang unik. Segmentasi pemilih Agus selain simpatisan atau kader partai pendukung, ada juga dari pemilih pemula 10 persen dan para pemuda yang jumlahnya mencapai 30 persen dari total DPT.
“Artinya pemilih pemula dan pemuda jumlahnya sangat signifikan dan berpotensi kuat memberikan dukungan ke Agus-Sylvi, meski dukungan mereka berpeluang terbagi ke Ahok-Jarot dan Anies-Sandi. Pemilih muslim kultural kemungkinan menjatuhkan pilihanya pada pasangan ini,” jelas dia.
Ahok-Jarot
Ubedilah menilai pasangan nomor urut dua secara sosiologis mendapatkan limpahan dukungan dari etnis Jawa 35,16 persen dan etnis Tionghoa 5,53 persen. Bahkan etnis Tionghoa diprediksi akan memberikan dukungan mendekati angka 90 persen.
“Secara politik pasangan ini adalah mendapatkan insentif melimpah dari posisinya sebagai petahana. Maka tidak heran pasangan ini dengan mudah mendapatkan dukungan publik karena bukti kerja sebagai petahana secara optimal digunakan sebagai modal kampanye,” papar Ubedilah.
Berdasarkan pemilu sebelumnya, pada Pilgub DKI 2012 (pasangan Jokowi-Ahok pada putaran pertama memperoleh suara sekitar 1,8 juta) maupun pemilu legislatif 2014 (total suara partai pendukung Ahok-Jarot mencapai sekitar 2,3 juta suara), maka kemungkinan perolehan suara Ahok-Jarot pada pilkada 15 februari mendatang berada pada kisaran 1,5 juta sampai 2 juta suara.
“Angka tersebut dimungkinkan terjadi karena faktor Gerindra yang dulu pada 2012 bersama PDIP mendukung Jokowi-Ahok kini mengusung Cagub-Cawagubnya sendiri bersama PKS. Dari indikator kedua ini pasangan Ahok-Jarot memiliki peluang besar untuk melaju ke putaran kedua,” jelas dia.
Kendati demikian, Ubedilah menjelaskan ada kecenderungan sekitar 10-15 persen pemilih pasangan ini berpindah pilihan karena fakta kader PDIP DKI Jakarta yang kurang solid.
“Ini bisa dicermati saat sebelum pencalonan Ahok oleh PDIP dimana mayoritas pengurus dan kader PDIP DKI menolak Ahok dan fakta keluarnya Boy Sadikin dari PDIP dan bergabung menjadi tim suksesnya Anies Sandi,” jelas dia.
Fakta kedua berpindahnya dukungan adalah disebabkan kesalahan komunikasi publik (kasus Surat Al-Maidah dan kasus dengan K.H. Ma’ruf Amin dipengadilan) sehingga mengurangi simpati pemilih muslim dari partai pendukung.
“Dengan mencermati indikator kecenderungan pemilih ini maka suara pemilih Ahok-Jarot makin berkurang hingga dapat diprediksi perolehan suaranya tidak jauh berbeda dengan saat pilkada 2012 Jokowi-Ahok yang mencapai kurang lebih 1,8 juta suara,” jelas dia.
Ia menimpali, “Dengan angka ini pasangan Ahok-Jarot kemungkinan akan melenggang ke putaran kedua.”
Anies-Sandi Menang
Ubedilah memaparkan pasangan Anies-Sandi secara sosiologis cukup kuat berkat dukungan dari etnis Jawa, Betawi, Arab dan perantauan dari kepulauan Sulawesi.
Dari sisi indikator hasil pemilu sebelumnya, pada Pilgub DKI 2012 (Gerindra bersama PDIP mengusung Jokowi-Ahok dengan 1,8 juta suara) dan pemilu legislatif 2014 (Gerindra sekitar 600 ribuan suara dan PKS sekitar 500 ribuan), pasangan ini memiliki kerja mesin politik yang dinilai banyak kalangan sangat baik sehingga berpeluang mendapatkan perolehan suara menyamai pasangan Agus-Sylvi sekitar 1,4 juta suara.
“Perolehan suara tersebut bisa bertambah jika asumsi debat cagub-cawagub yang menilai pasangan Anies-Sandi dapat mengambil keuntungan dari dilema Ahok versus Agus sehingga ada migrasi pemilih dari pemilih Ahok-Jarot maupun Agus-Sylvi ke Anies-Sandi,” jelas Ubedilah.
Dari segi indikator kecenderungan pemilih, pasangan Anies-Sandi akan dicoblos pemilih setia PKS dan Gerindra, dan cenderung dipilih oleh pemilih pemula, kaum muda kelas menengah baru, umat Islam perkotaan, sebagian dari warga nahdhiyin dan Muhammadiyah.
“Data kami menemukan bahwa warga Jakarta sebesar 60 persen mempertimbangkan unsur agama dalam memilih pemimpin,” kata Ubedilah.
Swing Voters
Analisis di hari tenang dengan tiga indikator di atas sesungguhnya menggambarkan ketatnya persaingan diantara tiga pasang cagub-cawagub DKI Jakarta.
Ubedilah mengatakan penentu kemenangan pada Pilkada DKI 2017 ada pada kecenderungan pemilih, baik swing voters (pemilih yang mungkin berubah pilihan) dan undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) yang besaran sekitar 15-25 persen, termasuk di dalamnya pemilih pemula.
“Mereka mudah migrasi dan belum menentukan pilihan. Apakah mereka yang mudah migrasi dan belum menentukan pilihan ini akan menjatuhkan pilihan pada Agus, Ahok atau Anies?” kata Ubedilah kemudian menambahkan hal itu akan ditentukan juga mesin politik yang paling bekerja keras mempengaruhi dua kategori pemilih saat kampanye lalu. (Ant)
Photo credit : Antara
Politika
Protes Sengketa Pilkada, Warga SBT Ajak Pocong ke MK
TELEGRAF – Sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa dengan mengenakan kostum pocong dan membawa keranda jenazah di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jakarta, Sabtu (01/02/2025). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap proses sengketa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Seram Bagian Timur yang masih bergulir di kedua lembaga tersebut.
Para pengunjuk rasa menilai bahwa penyelesaian sengketa Pilkada Seram Bagian Timur berjalan lambat dan tidak transparan. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Demokrasi Mati” dan “Keadilan Dikafani,” sebagai simbol ketidakpuasan terhadap proses hukum yang sedang berlangsung.

Aksi unjuk rasa dengan mengenakan kostum pocong dan membawa keranda jenazah di depan gedung MK dan DKPP, Jakarta, Sabtu (01/02/2025). FILE/Telegraf
“Kami datang ke sini untuk menuntut kejelasan dan keadilan dalam sengketa Pilkada Seram Bagian Timur. Kami merasa ada ketidakberesan yang harus diungkap,” ujar salah satu peserta aksi.
Sengketa Pilkada Seram Bagian Timur masih dalam proses persidangan di MK dan DKPP setelah adanya dugaan pelanggaran yang diajukan oleh salah satu pasangan calon. Hingga saat ini, belum ada keputusan final terkait perkara tersebut.
Aparat kepolisian tampak berjaga di sekitar lokasi aksi untuk mengamankan jalannya demonstrasi. Aksi berlangsung damai tanpa insiden yang berarti. Masyarakat Seram Bagian Timur kini menunggu hasil persidangan yang akan menentukan nasib kepemimpinan daerah mereka.
Sementara itu, para pemuda yang melakukan aksi berharap pemerintah dan lembaga terkait dapat memastikan keadilan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam Pilkada tersebut.
Politika
Perempuan Jadi Garda Depan Pemenangan Pasangan Pram-Doel
TELEGRAF – Istri calon gubernur Pramono Anung, Endang Nugrahani bersama penyanyi Ashanti berkunjung ke Posko Jaga Suara, di Kampung Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (21/11/2024) siang. Ratusan perempuan dan wanita muda berkumpul menyambut dan mengajak kedua tamu itu mengunjungi kegiatan Memasak Ceria.
Berbagai menu masakan Betawi diolah dalam kegiatan lomba siang itu. Dengan mencicipi masakan itu kedua menjadi lebih mengenal kehidupan dan budaya Betawi. Bagi pasangan Pramono Anung dan Rano Karno (Doel), identitas budaya itu mesti terus diperkuat ditengah kepungan budaya-budaya lain dalam kehidupan metropolitan Jakarta.
Rawa Badung merupakan perkampungan padat yang warganya kebanyakan didominasi oleh etnis Betawi. Lokasinya bersebelahan dengan sebuah kawasan industri yang dipenuhi pabrik-pabrik sehingga budaya Betawi menjadi tertantang keberadaannya. Tingkat kesejahteraan warga beragam dengan mayoritas berlatar kelompok ekonomi menengah ke bawah.
Berbekal visi menjadi gubernur untuk semua kalangan, para relawan memilih mendirikan Posko Jaga Suara dekat dengan pemukiman warga. Kedatangan istri Pramono Anung dan Ashanty sebagai salah seorang sahabat diharapkan bisa mewujudkan keinginan calon wakil gubernur Rano Karno bahwa pemerintah harus jadi teman yang asyik bagi warga.
“Para perempuan, yang sebagian besar terdiri dari Ibu-ibu, merupakan ujung tombak ataupun garda terdepan dalam pemenangan Mas Pram dan Bang Doel satu putaran,” ujar Kelik Ismunanto koordinator Kelompok Relawan Kawan 98 dan Jaga Suara yang menjadi penanggungjawab acara Memasak Ceria.
“Sebagai penguasa lingkungan, peran ibu-ibu dalam meminimalisir terjadinya kecurangan munculnya intimidasi dan politik uang, bisa menjadikan Pilkada Jakarta menjadi pilkada yang jurdil sehingga mampu menghasilkan pemimpin yang integratif dan berkomitmen untuk kemajuan Jakarta,” imbuh Kelik.
“Penghormatan terhadap martabat perempuan dibandingkan dengan paslon lainnya, menjadikan figur Mas Pram dan Bang Doel merupakan figur yang pas dan cocok untuk memimpin Jakarta ke depan,” pungkasnya.
Politika
Gandeng Ormas Jakarta Rido Masifkan Program Traktiran R1DO
Telegraf – Relawan Bang Emil Teman Kita gandeng komunitas SEGORO (Semangat Gotong Royong) menggelar kegiatan Traktiran R1DO (Ridwan Kamil – Suswono) yaitu program makan siang gratis bagi masyarakat di wilayah Jakarta.
“Traktiran R1DO” merupakan program makan siang gratis bagi masyarakat wilayah Jakarta. Uniknya program ini dilaksanakan dengan melibatkan warung-warung sederhana yang ada di pemukiman warga, sehingga yang merasakan “berkah” dari program ini bukan hanya masyarakat saja tetapi juga para pengusaha warung makan di Lokasi tersebut.
“Program ini juga bertujuan untuk mengingatkan kembali semangat gotong royong (saling bantu) di masyarakat, dimana selain masyarakat mendapatkan manfaat berupa makan siang gratis, para pengusaha warung makan juga mendapatkan penjualan yang meningkat dari biasanya,” ungkap Dona selaku koordinator komunitas SEGORO.
Dona juga mengungkapkan program “Traktiran R1DO” ini dilaksanakan di tiga wilayah di Jakarta, yaitu di Pondok Bambu, Cipinang Muara dan Bendungan Hilir dengan partisipasi masyarakat lebih dari 400 peserta dan 8 warung makan.
Untuk diketahui SEGORO merupakan suatu organisasi masa (Ormas) yang telah berdiri sejak 9 Februari 2021 di Jakarta yang dilatarbelakangi oleh keprihatinan para penggagasnya atas meredupnya semangat gotong-royong di masyarakat. SEGORO berfokus kepada pembumian budaya nusantara – Gotong Royong, Kebersamaan dan Kekeluargaan – sebagai jati diri bangsa dan pergerakan ekonomi kerakyatan sebagai tulang punggung perekonomian negara.
Doa menutup, program “Traktiran R1DO” yang mengedepankan konsep gotong royong ini diharapkan dapat menjadi pelopor menguatnya semangat gotong royong tidak hanya di Jakarta, namun juga di seluruh Indonesia. mengutip ungkapan Ridwan Kamil bahwa Jakarta adalah Indonesia, Indonesia adalah Pancasila dan semangat Pancasila adalah Semangat Gotong Royong.
Politika
Resmikan Posko Relawan, Cornelia Agatha: Jaga Suara Untuk Menangkan Pram-Doel
TELEGRAF – Relawan Jaga Suara dan Kawan 98 meresmikan Posko Jaga Suara di kawasan Sungai Barito, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2024).
Dihadiri langsung Tim Pemenangan Pram-Doel, Cornelia Agatha, pendirian posko ini untuk memastikan pilkada berjalan bersih sekaligus untuk mengawal suara cagub-cawagub Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno.
Kedatangan pemeran Sarah dalam sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” ini langsung disambut meriah 300-an peserta yang mayoritas ibu-ibu.
Menurut Cornelia, pasangan Pram-Doel sangat berkomitmen untuk memajukan Jakarta, termasuk perlindungan perempuan dan anak-anak.
“Jakarta yang maju, hanya mungkin kalau perempuan dan anak-anak merasa aman dan terpenuhi hak-haknya,” katanya.
Menurutnya, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk KDRT, masih sangat tinggi di Jakarta.
Mengutip data Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Jakarta, sepanjang 2023 terdapat 1.682 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jakarta.
“Pram-Doel akan menjadikan Jakarta kota yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak. Itu Jakarta yang menyala,” kata perempuan yang pernah jadi Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta ini.
Untuk itu, Cornelia sangat mengapresiasi inisiatif Jaga Suara dan Kawan 98 yang membentuk Posko Jaga Suara untuk mengamankan kemenangan Pram-Doel dari potensi kecurangan.
“Posko ini penting sekali agar suara kita tidak hilang dan Pram-Doel tidak dicurangi,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Jaga Suara dan Kawan 98, Kelik Ismunanto, mengajak warga untuk berpartisipasi mengawal pilkada agar berjalan bersih sekaligus memenangkan Pram-Doel satu putaran.
“Dari berbagai survei, Pram-Doel unggul dari kandidat lain, bahkan ada potensi menang satu putaran. Ini yang harus kita jaga dan kawal, agar kemenangan Pram-Menang satu putaran,” tegasnya.
Kelik menyampaikan, peluncuran Posko Jaga Suara ini merupakan posko pertama. Selanjutnya, posko-posko serupa akan didirikan di berbagai kelurahan di Jakarta.
Politika
Cegah Kecurangan, Relawan Bentuk Posko Jaga Suara
TELEGRAF – Kelompok Relawan Jaga Suara dan Kawan 98 menginisiasi pembentukan Posko untuk memastikan Pilgub Jakarta 2024 berjalan baik dan menghasilkan pemimpin terbaik. Posko pertama akan resmi diluncurkan di Kelurahan Semper Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024).
Langkah itu didasarkan pada kekhawatiran berulanganya kecurangan dalam Pilkada 2024 yang disuarakan beberapa pihak bukan isapan jempol. Salah satu sebabnya adalah ketidaktuntasan penanganan kecurangan Pemilu 2024 baik pemilihan anggota dewan legislative maupun Pilpres.
Kekawathiran membesar menyudul adanya kontroversi atas beredarnya video berisi himbauan Presiden Prabowo Subianto agar warga Jawa Tengah mendukung Pasangan Ahmad Luthfi dan Gus Yasin.
“Hal itu merupakan lonceng menggugah kesadaran kami bahwa warga harus waspada karena tak hanya di Jawa Tengah, di Provinsi Sumatera Utara gejala kecurangan pun dirasakan pula,” ujar Koordinator Relawan Kawan 98 Kelik Ismunanto.
Hasil monitoring yang telah dilaksanakan kelompok relawan itu di sejumlah kalurahan, menurut Kelik, menunjukkan gejala kemungkinan terjadinya kecurangan tersebut. Para relawan menemukan praktik perusakan APK, pembagian sembako dan berbagai barang jenis lain, penghasutan dan pembagian uang.
Posko yang akan didirikan merupakan sentral bagi kegiatan monitoring kemungkinan kecurangan. Relawan yang menemukan hal itu akan menyampaikan pada tim pemenangan yang memiliki divisi hukum.
Tim Jaga Suara yang mengelola Posko akan membuka diri untuk bekerjasama pihak pihak lain yang mempunyai komitmen untuk mewujudkan pemilu bersih tanpa kecurangan. Hanya dengan hal itu Pilgub 2024 akan menghasilkan pemimpin baik yang mampu memajukan Jakarta sebagai kota global.
Politika
Menteri Perdagangan Kabinet Merah Putih dari Internal
Telegraf – Setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto Kementrian perdagangan menggelar serah terima jabatan (Sertijab) Menteri Perdagangan (Mendag) dari Zulkifli Hasan kepada Budi Santoso, yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Kemendag sejak 14 Agustus 2024.
Zulkifli Hasan (Zulhas) yang sebelumnya di lantik menjadi Menteri Koordinator pangan mengatakan, baru kali ini Menteri Perdagangan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) pertama yang menduduki posisi Menteri Perdagangan dari jalur karier.
“Saya mengusulkan pejabat karier, dan terpilih Pak Budi, dengan argument sudah terlatih, pernah di Luar Negeri, Pernah Dirjen, Pernah Sekjen, dan saya ucapkan selamat kepada Pak Budi dan keluarga dan seluruh kementrian perdagangan karena sudah punya Menteri yang dari internal,” ungkap Zulhas.
Dikesempatan yang sama Budi mengungkapkan Kemendag akan menjalankan tiga program utama untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045. Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pascaserah terima jabatan.
“Kemendag ingin mengantarkan Indonesia menjadi negara maju 2045. Ada tiga program utama. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor. Ketiga, program peningkatan ekspor melalui Usaha Kecil dan Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi untuk Ekspor (UKM BISA Ekspor),” kata Budi.
Ia mengatakan, instrumen untuk mendukung ketiga program tersebut sebenarnya telah dimiliki Kemendag. “Untuk itu, kami mohon dukungan kepada pelaku usaha dan semua pemangku kepentingan, terutama rekan-rekan pegawai Kemendag untuk menjalankan program itu dengan baik,” urai Budi.
Menurutnya, tugas sebagai Mendag merupakan sebuah kehormatan dan tanggung jawab yang berat. “Kita semua harus bisa menjalankan tugas ini dengan baik,” ujar Budi.
Budi juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atas capaian Kementerian Perdagangan pada masa kepemimpinannya periode 2022—2024, serta atas arahan dan bimbingannya. “Mudah-mudahan program kita selanjutnya bisa tercapai untuk kepentingan bangsa dan negara,” tutup Budi.
-
Didaktika4 hari agoPendidikan Terjangkau Jadi Fokus Jaspal Sidhu di EdTech Asia Summit 2025
-
Ekonomika1 minggu agoBank Jakarta Raih Penghargaan ESG Excellence Awards, Bukti Komitmen Dorong UMKM dan Ekonomi Inklusif
-
Ekonomika7 hari agoOJK Ingatkan Masyarakat Waspadai Modus Penipuan Digital dan Scam Keuangan
-
Ekonomika2 hari agoLaba Bersih BTN Tembus Rp2,3 Triliun di Kuartal III-2025, Naik 10,6 Persen
-
Ekonomika3 hari agoOJK Perkuat Literasi Keuangan Syariah di Pesantren dan Sekolah, Dukung Kemandirian Ekonomi Umat
-
Ekonomika1 hari agoBNI Catat Laba Bersih Rp15,12 Triliun di Kuartal III 2025
-
Ekonomika2 minggu agoBTN Optimistis Serap Penuh Dana Pemerintah Rp25 Triliun untuk Dorong Kredit Produktif dan Perumahan Rakyat
-
Corporate3 hari agoKolaborasi dengan Dunia Pendidikan, LPS Perluas Kerja Sama dengan UGM
-
FEATURED3 minggu ago“Bjorka” Menjawab Salah Tangkap: Bocornya 341 Ribu Data Polisi dan 679 Ribu Surat Rahasia untuk Presiden
-
Ekonomika2 hari agoOJK Dorong Reformasi Dana Pensiun untuk Perkuat Ketahanan Ekonomi Nasional
-
Rilis2 minggu agoKPI Merajut Jalinan Kerja Sama dengan Muhammadiyah untuk Mengawal Kepentingan Publik di Penyiaran
-
Humaniora3 minggu agoMerayakan Inisiatif Perdamaian Global, UNU Jogja – Indika Foundation Gelar “2R: Ruang Riung

