Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Maya Rumantir: Kompetisi Politik Jangan Jadi Pemicu Keretakan Bangsa
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.
Humaniora

Maya Rumantir: Kompetisi Politik Jangan Jadi Pemicu Keretakan Bangsa

Edo W. Senin, 26 Maret 2018 | 18:03 WIB Waktu Baca 2 Menit
Bagikan
Bagikan

Telegraf, Manado – Tokoh perempuan Indonesia Maya Rumantir menyerukan kepada para pemimpin dan elit politik untuk saling merekatkan kembali tali persaudaraan. Perbedaan pandangan, rivalitas dan dinamika di Tahun politik jangan menjadi pemicu perpecahan antar anak bangsa.

“Perbedaan pandangan bagian dari warna negara demokrasi yang dibangun bangsa ini, tapi perbedaan pandangan atau kompetisi bukan untuk mencari menang sendiri dan bukan untuk memperlebar jurang perpecahan antar pemimpin atau elit,” ujar mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Sulut disela-sela kunjungannya ke Manado, Senin (26/03/18)

Menurut Maya, perbedaan pandangan bukan disampaikan dengan hujatan atau fitnah. “Sebaiknya kita mengedepankan dialog, saya yakin pemerintahan yang berkuasa saat ini (Presiden Joko Widodo,red) sangat terbuka menerima masukan dan pasti bersedia diajak berdialog, janganlah kita mempertontonkan saling menghujat,” ujar staf pengajar Universitas di kawasan Sulawesi Utara ini.

Pernyataan Maya Rumantir yang di era tahun 80-90an dikenal sebagai sosok artis penyanyi legendaris itu menanggapi polemik antar elit bangsa belakangan ini yang mencoba saling mengkritik namun menjurus saling menyerang.

Maya Rumantir percaya perbedaan itu akan mencapai titik temu jika dilakukan dialog dengan kepala dingin dan mengutamakan keutuhan bangsa.

Oleh karena itu wanita cantik jebolan PhD bidang manajemen sumber daya manusia itu mengaku akan menggelar acara Konser Kebangsaan di Sulawesi Utara untuk menyatukan kembali rasa toleransi antar umat beragama. Acara ini akan mempersatukan semua umat dalam kerangka berpikir dalam bingkai ke Indonesiaan.

“Kami akan mengundang semua tokoh agama untuk duduk bersama dan mengukuhkan diri sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia tanpa membedakan agama, golongan, suku dan ras, semua kita bersaudara,” kata pemerhati masalah sosial ini.

Acara tersebut akan digelar pertengahan April 2018 dan akan diikuti semua tokoh agama yang ada di Sulawesi Utara. Deklarasi ini untuk meneguhkan kembali umat beragama di Indonesia untuk saling menghormati dan saling mencintai sesama anak bangsa Indonesia yang punya satu tujuan Indonesia yang sejahtera. (Red)


Photo Credit : Maya Rumantir serukan kepada para pemimpin dan elit politik untuk saling merekatkan kembali tali persaudaraan. | File/Dok/Ist. Photo

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Identitas Wonosobo Hadir Dalam Pementasan Tari Wayang Bundeng Gepuk
Waktu Baca 3 Menit
Draft Revisi Daftar Aturan Baru di KUHAP Akan Segera Disahkan
Waktu Baca 5 Menit
Dorong Hilirisasi Riset dan Penguatan Produk Obat-Makanan Nasional BPOM Gelar Gebyar ABG Kolaborasi
Waktu Baca 2 Menit
Seorang karyawan menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA
Cabutnya Investor Asing Membuat Rupiah Kian Melemah Pekan Ini
Waktu Baca 2 Menit
KOPLING 2025
Kementerian UMKM Pastikan KOPLING 2025 Jadi Ajang Kolaborasi Musik dan Ekonomi Lokal
Waktu Baca 6 Menit

Perhelatan Sepakbola Special Olympics Asia Tenggara Berakhir Malam Ini

Waktu Baca 3 Menit

Purbaya: Bank Sentral Yang Akan Jalankan Strategi Redenominasi

Waktu Baca 3 Menit

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit

Prabowo dan Raja Yordania Serta Sepenggal Kisah Masa Lalu

Waktu Baca 2 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Humaniora

Jejak Soeharto The Godfather of Orde Baru, Dari Militer, Kudeta Hingga Dilengserkan

Waktu Baca 12 Menit
Heroes and the Meaning of Sacrifice
Humaniora

Bangkitlah Dengan Nurani, Setiap Zaman Butuh Pahlawan Baru

Waktu Baca 2 Menit
Humaniora

Rumuskan Solusi Stunting dan Anemia, Ilmuwan Mesir dan Turki Berkumpul di UNU Yogyakarta

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Merayakan Inisiatif Perdamaian Global, UNU Jogja – Indika Foundation Gelar “2R: Ruang Riung

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Mayoritas Penyandang Disabilitas Tak Kuliah dan Tak Bekerja

Waktu Baca 5 Menit
Humaniora

Trah Sultan HB II Desak Pembentukan Komite Pengembalian Aset Kraton Yogyakarta

Waktu Baca 3 Menit
Peta fungsi lahan daerah Tamambaloh (data dari Sangga Bumi Lestari)
Humaniora

Masyarakat Tamambaloh Menolak Sawit: Ancaman di Hulu Sungai Embaloh Makin Nyata

Waktu Baca 6 Menit
Humaniora

Borobudur Butuh Revitalisasi Nilai Spiritual

Waktu Baca 4 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Kirim
  • Akunku
  • Hobimu
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia. Copyright © 2025 Telegraf. KBI Media. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?