Telegraf – Isu keberlanjutan semaki mengemuk dalam kebijakan nasional, Pemer8ntah meneatkan agenda pembangunan hijau sebagai prioritas menuju tahun indonesia emas 2030 Hal ini ditegaskan dalam forum Lestari Summit 2025 yang digelar di Jakarta, Kamis (2/10), dengan menghadirkan ratusan peserta dari pemerintah, korporasi, komunitas, hingga generasi muda.
Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Dida Gardera, menyebut transformasi hijau sudah menjadi bagian dari visi pembangunan Indonesia ke depan melalui Asta Cita.
“Ke depannya dalam setiap pilar Asta Cita akan memiliki kontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs, terutama pada SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 4 Pendidikan Berkualitas, dan SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh,” ujar Dida dalam keynote speech.
Ia juga menambahkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan capaian tercepat dalam Sustainable Development Goals (SDGs) di level global.
“Laporan SDGs Transformation Center pada Juli 2025 menyebut Indonesia adalah salah satu dari lima negara di G-20 dengan kemajuan tercepat dalam pencapaian SDGs,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Joko Siswanto, menekankan pentingnya peran regulasi dalam mendukung transisi hijau.
“OJK mendukung pencapaian SDGs dengan mengeluarkan regulasi seperti POJK 51/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia,” jelas Joko dalam sesi monolog bertajuk Portraying Sustainable Investment in Indonesia.
Tema besar Lestari Summit 2025, yakni “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future”, menegaskan pentingnya membangun ketangguhan sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk menghadapi berbagai krisis global.
CEO KG Media, Andy Budiman, menyampaikan bahwa resiliensi menjadi kebutuhan mendasar.
“Kita sadar bahwa krisis di satu bidang hampir selalu berkelindan dengan krisis di bidang lain. Karena itulah tema tahun ini menekankan pentingnya resiliensi untuk masa depan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain tokoh pemerintah dan regulator, forum ini juga menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, antara lain Managing Director Chief Economist Danantara Indonesia Reza Yamora Siregar, Chief Conservation Officer WWF-Indonesia Dewi Lestari Yani Rizki, Vice President Safeguard PT PLN (Persero) Imam Muttaqien, hingga Co-founder & CEO Pagatan Usaha Makmur (PUM) Rio Christiawan.
Acara masih berlanjut hingga malam dengan melibatkan komunitas, seniman, serta generasi muda, sebelum ditutup dengan Lestari Awards 2025 yang memberikan apresiasi pada 14 kategori aksi nyata keberlanjutan.
Sebagai forum tahunan, Lestari Summit menjadi wadah strategis yang mempertemukan pemerintah, sektor keuangan, akademisi, pelaku usaha, hingga komunitas lokal dalam mendorong agenda pembangunan berkelanjutan.Keberlanjutan Indonesia