Ketua OJK Kenang Masa Kecil Tak Lanjut Pramuka, Dorong Pelajar Biasakan Menabung

Oleh : Atti K.

Telegraf – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengenang masa kecilnya yang hanya sempat mengikuti Pramuka sampai tingkat Siaga karena masalah kesehatan. Ia menceritakan, saat itu kondisi tubuhnya menjelang tamat SD memburuk akibat asma kronis, sehingga tidak diizinkan untuk melanjutkan.

“Saya sangat menyayangkan karena saya paling senang kalau berkemah. Padahal berkemah itu yang untuk saat itu belum ada obatnya untuk saya menjadi persoalan, jadi saya sangat iri dan cemburu dengan semua kawan-kawan saya yang ikut Pramuka,” ujar Mahendra dalam agenda LIKE IT 2025 dengan mengusung tema “Generasi Muda Cerdas Keuangan, Menuju Indonesia Emas”, dan diselenggarakan oleh OJK bersama Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan LPS.

Meski demikian, Mahendra mengaku bahagia melihat generasi muda saat ini dapat aktif di kegiatan kepramukaan. “Sekarang saya malah berbahagia melihat adik-adik semua bisa bergabung dalam kepramukaan. Saya yakin ini adalah suatu pengalaman yang adik-adik akan terus hargai sampai nanti di kemudian hari,” katanya.

Di hadapan para pelajar, Mahendra juga menekankan pentingnya kebiasaan menabung sebagai bekal menghadapi kebutuhan mendadak maupun mewujudkan keinginan di masa depan. “Itu berjaga-jaga pada saat kita memerlukan pengeluaran ekstra yang tidak diduga, sehingga ada uang dari tabungan yang bisa dipakai,” tuturnya.

Ia menambahkan, kebiasaan menabung juga dapat membantu pelajar merencanakan pembelian barang bernilai lebih besar, seperti saat akhir tahun atau kenaikan kelas. “Semua nilai-nilai tadi akan memberikan penguatan pada pembentukan karakter, kedisiplinan, dan ketangguhan adik-adik untuk terus membangun dirinya,” ucap Mahendra.

Baca Juga :   Bank Muamalat dan Hiswana Migas Sepakati Kerja Sama Layanan Keuangan Syariah

Mahendra mengungkapkan, saat ini program Simpanan Pelajar telah mencatat nilai tabungan lebih dari Rp32 triliun dengan hampir 59 juta pemilik rekening. “Mungkin adik-adik tidak sadar, simpanan pelajar itu sekarang nilainya 32 triliun lebih. Itu bisa terkumpul karena sudah terdapat hampir 59 juta pemilik tabungan,” jelasnya.

Menurutnya, pencapaian tersebut menunjukkan pelajar Indonesia tidak hanya cerdas tetapi juga tangkas dalam mengelola uang. “Ini juga mungkin salah satu nilai Pramuka ya, pintar tapi juga tangkas dalam menjawab,” pungkasnya.

 

Lainnya Dari Telegraf