Telegraf – Menurut UUD no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia, seseorang dikatakan lanjut usia adalah bila seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 11,75 persen pada 2023. Dengan penduduk Indonesia sekitar 260 juta jiwa, penduduk lansia mencapai kurang lebih tiga juta jiwa.
Menua adalah proses yang alamiah. Menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia di masa tua tentu menjadi impian setiap orang. Beberapa masalah utama yang dihadapi lansia adalah antara lain seperti keterasingan sosial dan kesepian, pelecehan baik secara verbal, fisik dan finansial, kerawanan finansial, kesehatan fisik dan mental serta malnutrisi.
Alangkah idealnya bila manula selalu didampingi keluarga, agar masalah-masalah yang dihadapi menjadi lebih ringan. Tetapi kenyataannya, banyak sekali manula yang diabaikan oleh keluarganya. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang tidak sanggup secara finansial, atau tidak sanggup mengurus karena sibuk, dan lain sebagainya. Akhirnya warga manula tersebut dikirim ke panti jompo atau panti werdha.
Saat ini jumlah panti jompo dan panti werdha di Indonesia kurang lebih baru 250 panti. Sangat kurang sebenarnya untuk menampung manula yang ditelantarkan. Untuk menyemangati dan membahagiakan manula, pada hari ini, Rabu (10/01/2024).
Kaukus Perempuan RBPR (Rumah Bersama Pelayanan Rakyat), sebagai organ relawan Perempuan Ganjar Mahfud yang bernaung di bawah Rumah Bersama Pelayan Rakyat, mengunjungi salah satu panti werdha yang berlokasi di Depok.
“Kami memilih mengunjungi Panti Werdha untuk mengingatkan generasi muda bahwa manusia usia lanjut itu harus selalu dijaga. Mereka yang membesarkan kita dan pada saatnya kita harus menjaga mereka,” kata Koordinator Kaukus Perempuan Larasati Sedyaningsih terkait kunjungannya ke Panti Werdha.
“Kunjungan ke Panti Werdha adalah salah satu kegiatan dari Bidang Perempuan dan Lingkungan, dimana perempuan harus perhatian terhadap lingkungannya. Jangan sampai ada lansia terlantar. Perempuan harus maju untuk mengurus mereka,” kata Teresia Yaniman Loi, Koordinator Bidang Perempuan dan Lingkungan.
Selain beramah tamah dengan manula di panti, Kaukus Perempuan juga membawa beberapa barang yang dibutuhkan oleh manula di panti, antara lain beras, kecap, teh, susu, madu, obat-obatan, vitamin dan lain sebagainya. Dalam konteks tahun politik, posisi manula tetap penting, itu sebabnya sosialisasi terkait Pemilu dan Pilpres 2024 terhadap warga manula perlu dijalankan, bahkan prioritas.
Baik media maupun pemangku kepentingan terkesan lebih mendahulukan Generasi Z atau pemilih mula, sementara agak abai saat sosialisasi bagi warga manula.
“Warga manula atau generasi senior ini, sedang menanti program para calon pemimpin bangsa untuk menunjukkan rencana perbaikan kesejahteraan mereka. Capres dan cawapres Ganjar-Mahfud seandainya dipercaya rakyat untuk memimpin Indonesia kelak, tidak akan abai terhadap kesejahteraan generasi senior, terlebih bila dihubungkan dengan karakter Mas Ganjar dan Prof Mahfud yang sangat menghormati orang tuanya,” pungkas Larasati.