Sign In
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
Telegraf

Kawat Berita Indonesia

  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Membaca Di KTT G-20 Afrika Selatan, Macron Ingatkan Nasib ke Depan
Bagikan
Font ResizerAa
TelegrafTelegraf
Cari
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Internasional
  • Entertainment
  • Lifestyle
  • Technology
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Lainnya
    • Regional
    • Didaktika
    • Musik
    • Religi
    • Properti
    • Opini
    • Telemale
    • Philantrophy
    • Corporate
    • Humaniora
    • Cakrawala
    • Telegrafi
    • Telecoffee
    • Telefokus
    • Telerasi
Punya Akun? Sign In
Ikuti Kami
Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.
Internasional

Di KTT G-20 Afrika Selatan, Macron Ingatkan Nasib ke Depan

Indra Christianto Sabtu, 22 November 2025 | 18:37 WIB Waktu Baca 2 Menit
Bagikan
Presiden Prancis Emmanuel Macron di KTT G-20, Johannesburg, Afrika Selatan. Getty Images/Leon Neal
Bagikan

Telegraf – Emmanuel Macron memang dikenal gemar meramalkan akhir dari suatu era, pada 2019, jauh sebelum invasi Rusia ke Ukraina, Macron menyatakan bahwa NATO pada dasarnya berada dalam kondisi mati suri. Memang, aliansi militer pascaperang itu kerap kesulitan menjawab tantangan zaman.

Kini, di KTT G-20 di Afrika Selatan yang diboikot Amerika Serikat, anggotanya yang paling kuat Macron, kembali mengenakan “topi Cassandra” -nya.

“Pertemuan pertama kalinya di Benua Afrika menandai tonggak penting dalam perjalanan G-20,” kata Macron dalam pidato pembukaannya di Johannesburg.

“Namun kita juga harus mengakui bahwa G-20 mungkin sedang menuju akhir dari sebuah siklus.” ujarnya.

Untuk mempertegas pesannya, Macron menambahkan keberadaan blok itu sendiri kini berada dalam risiko.

Presiden Prancis tersebut menyinggung absennya AS dari meja pertemuan, kesulitan melindungi hukum kemanusiaan, dan persoalan kedaulatan sejumlah negara seperti Ukraina sebagai bukti perlunya keterlibatan kolektif yang mendesak.

“Kita sedang berjuang untuk memiliki standar bersama dalam menyikapi krisis geopolitik,” ujar Macron.

Pernyataan itu, tak diragukan lagi, sangat dipengaruhi refleksi Macron terhadap karier politiknya sendiri, mengingat masa jabatannya sebagai presiden akan berakhir pada 2027.

Saat ini, dia menjadi negarawan paling senior di kelompok G-7, di mana Prancis akan menjadi tuan rumahnya tahun depan.

Adapun, Macron kerap merenungkan secara filosofis kemunduran dari multilateralisme.

Di masa lalu, yang sempat menuai ejekan, Macron menyerukan pembentukan “tentara Eropa sejati,” bahkan sebelum ancaman eksistensial yang dibawa Vladimir Putin terhadap benua itu menjadi jelas.

Baca Juga :  Tatiana Schlossberg, Cucu Presiden John F. Kennedy Didiagnosis Kanker

Namun Prancis pun telah berjuang keras untuk menyeimbangkan retorikanya dengan tindakan nyata.

Bagikan Artikel
Twitter Email Copy Link Print

Artikel Terbaru

Negosiasi Utang Whoosh, CEO Danantara Bakal Ajak Purbaya ke China
Waktu Baca 3 Menit
Aktivitas Semeru Masih Fluktuatif, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Waktu Baca 3 Menit
Hari Guru Nasional, Keteguhan Untuk Mendidik Generasi Unggul Bangsa
Waktu Baca 3 Menit
Jadi Utusan PBB, Ratu Belanda Akan Temui Prabowo Bahas Kerjasama Finansial
Waktu Baca 4 Menit
Pemerintah Buka Pengaduan Publik Untuk Perbaikan Data Penerima Bansos
Waktu Baca 3 Menit

Menyelami “Mens Rea” Polisi

Waktu Baca 8 Menit

Percepatan Konektivitas Rumah Tangga Perkuat Digitalisasi Pendidikan Nasional

Waktu Baca 3 Menit

Tinggal Bersama Staf, Hofni Y. Mandripon Diberhentikan dari Jabatan Ketua Bawaslu Kepulauan Yapen

Waktu Baca 3 Menit

Keterlibatan Dunia Islam Dalam Geopolitik Global Sangat Diperlukan

Waktu Baca 3 Menit

Lainnya Dari Telegraf

Internasional

Takaichi dan Meloni, Perjumpaan Dua Wanita Populis di G20

Waktu Baca 5 Menit
Internasional

Tatiana Schlossberg, Cucu Presiden John F. Kennedy Didiagnosis Kanker

Waktu Baca 3 Menit
Internasional

Kekeh Tak Mau Tarik Ucapannya Soal Taiwan, PM Jepang Buat China Makin Geram

Waktu Baca 3 Menit
Internasional

Usai Sebut Mamdani Komunis, Trump Kini Mulai Dukung Wali Kota Terpilih Itu

Waktu Baca 6 Menit
Internasional

Dijatuhi Hukuman, Mantan Presiden Brasil Ditangkap Oleh Polisi

Waktu Baca 1 Menit
Internasional

Hubungan Jepang dan China Memanas Usai Komentari Soal Taiwan

Waktu Baca 5 Menit
Internasional

Xi Jinping dan Donald Trump Bakal Absen di KTT G-20 Afrika Selatan

Waktu Baca 4 Menit
Internasional

Donald Trump Tanda Tangani RUU Akhiri Shutdown Terlama AS

Waktu Baca 8 Menit
Telegraf
  • Nasional
  • Ekonomika
  • Politika
  • Regional
  • Internasional
  • Cakrawala
  • Didaktika
  • Corporate
  • Religi
  • Properti
  • Lifestyle
  • Entertainment
  • Musik
  • Olahraga
  • Technology
  • Otomotif
  • Telemale
  • Opini
  • Telerasi
  • Philantrophy
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

KBI Media

  • Akunku
  • Hobimu
  • Karir
  • Subscribe
  • Telegrafi
  • Teletech
  • Telefoto
  • Travelgraf
  • Musikplus

Kawat Berita Indonesia

Telegraf uses the standards of the of the Independent Press Standards Organisation (IPSO) and we subscribe to its Editors’ Code of Practice. Copyright © 2025 Telegraf. All Rights Reserved.

Selamat Datang!

Masuk ke akunmu

Lupa passwordmu?