Telegraf, Serpong – Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) bekerjasama dengan PD IAI Banten kembali menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Rakernas 2017, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan kualitasa apoteker praktik yang bertanggung jawab serta menyempurnakan peraturan organisasi yang sederhana berbasis teknologi.
Rakernas dan pertemuan ilmiah taunan ini akan brlangsung 4 hari dari tanggal 5 hingga 8 september mendatang di ICE Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang. Kegiatan yang mengangkat tema Improving an Accessible and Trussted Pharmacist di ikuti sekitar 1500 apoteker dari seluruh Indonesia.
Ketua Umum IAI Nurul Huda berharap kegiatan ini akan meningkatkan kualitas apoteker Indonesia dan dapat sejajar bahkan lebih ungul dari negara Asean baik pengetahuan kketrampilan dan teknologi sertaa praktik kefarmasian, ungkapya pada jumpa pers beberapa hari yang lalu.
“Kita juga akan melakukan kajian agar apoteker indonesia sejajar bahkan lebih unggul dari negara Asean dengan mengikuti perkembangan pengetahuan ketrampilan dan teknologi praktik kefarmasian di negara lain,” tuturnya kepadaa wartawan.
Tresnawati panitia rakernas dan pertemuan ilmiah tahunan saat ditemui di ICE BSD, mengatakan dengan kegiatan ini masyarakat akan lebih aware dengan bagaimana memperlakukan dan mengonsumsi obat dengan benar seperti bagaimana menyimpan obat dengan baik, mengunakan obat dengan baik, membuang obat dengan baik, hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal hal yang tidak dinginkan.
“Simpan buang obat dengan baik dan benar dan dapatnya dimana di tempat tempat yang memang mendapat lisensi atau legalitas untuk menjual obat yaitu apotik dan toko obat, bukan dari warung atau supermarket,” ungkapnya.
Mekonsumi obat Tresnawati mengatakan banyak hal yang belum banyak di ketahui masyarakat contohnya jika dalam keterangan obat diminum 3 kali sehari, yang terjadi dimasyarakat umum itu di konsumsi setelah makan pagi, makan siang dan setelah makan malah, ini hal yang salah yang benar adalah jila 3 kali sehari obat tersebut harus dikonsumsi, maka perhitungannya 24 jam dibagi 3, yang benar adalah selisih waktu 8 jam proses mekonsumsinya.
“Ada banyak hal yang tidak di ketahui oleh masyaraakat misalnya mengunakannya atau meminu obat 3 kali sehari, 3 hari sekali itu kapan biasanya orang orang, habis makan pagi, habis makan siang, habis makan malam, padahal bukan begitu caranya minum klo 3 kali sehari, jadi 3 kali sehari dan 2 kali sehari itu sebenarnya 24 jam dibagi kita berapa harus minumm obat jdi klo 3 x sehari berarti 24:3, dan kalau 2 x sehari yah selisih waktunya 12 jam,” Tresnawati menegaskan.
Tidak hanya itu saja pengunaan obat seperti obat tersebut harus di telan, ditaruh dibawah lidah atau juga harus di bawah pipi, ini harus diperhatikan dengan benar, agar kadar obat dalam darah berada dalam keadaan yang optimal sehingga bermanfaat. (Red)
Photo Credit : Dokpribadi IAI