Telegraf, Pidie Jaya – Pasca kejadian gempa 5,6 Skala Ritcher (SR) pada 7 Desember 2016 di Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen, NAD yang menelan ratusan korban jiwa dan kerugian material yang sangat besar, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) kembali menyalurkan bantuan ke lokasi terdampak bencana tersebut dalam bentuk bantuan rehabilitasi lima dayah atau pesantren.
Total ada lima dayah atau pesantren yang menerima bantuan rehabilitasi antara lain Dayah Bustanul Muallimin Al Munawwarah, Gp. Pohroh Bandar Dua, Dayah Ibdaul Ulum Jangka Buya, Dayah Istiqamatuddin Daruzzahidin Bidok Ulim, Dayah Bustanul Ihsan dan Dayah Sirajul Huda Al-Aziziyah.
Bantuan tersebut diperoleh dari hasil penggalangan dana donasi publik pada 5-22 Desember 2016. Bendahara PP LPBI NU, Fitria Aryani mengatakan, aksi penggalangan dana publik ini merupakan wujud solidaritas kami untuk membantu masyarakat terdampak gempa di Aceh.
Sebelumnya, LPBI NU sejak tanggal 8 Desember 2016 atau satu hari pasca kejadian, telah mendirikan Pos NU Peduli di beberapa pesantren di Pidie Jaya dan Bireuen. Selain itu, LPBI NU juga mengerahkan 60 orang relawan baik yang berasal dari lokasi kejadian maupun dari Banda Aceh dan Jakarta.
Relawan tersebut telah melakukan assessment dampak, melakukan distribusi bantuan dan menyelenggarakan kegiatan psiko sosial. Selain itu, LPBI NU juga telah menyalurkan bantuan dalam bentuk pemberian hygiene kits, kegiatan psikososial untuk 700 orang pengungsi dan memfasiitasi penyaluran bantuan 1000 paket family kits dan bantuan rehabilitasi tujuh dayah atau pesantren di Pidie Jaya dan Bireuen.
Ketua PP LPBI NU, M. Ali Yusuf menyatakan bahwa bantuan dari dana publik yang disalurkan melalui LPBI NU ini merupakan wujud kepercayaan masyarakat terhadap lembaga PBNU yang membidangi penanggulangan bencana dan perubahan iklim.
Lebih lanjut menurut Ali Yusuf, LPBI NU mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah menyalurkan donasi dan mempercayakan LPBI NU untuk meneruskan kepada masyarakat terdampak. Kepercayaan masyarakat ini menjadi modal bagi LPBI NU untuk terus hadir di tengah masyarakat tidak hanya saat tanggap darurat, tapi juga pada saat pra dan paska bencana. (Red)
Photo credit : LPBI NU