Literasi Keuangan RI Tembus 66%, OJK Incar Kenaikan Kualitas dan Edukasi Sejak Dini

Oleh : Atti K.

Telegraf – Tingkat literasi keuangan Indonesia melonjak menjadi 66,46% pada 2024, tertinggi sepanjang sejarah, namun masih tertinggal dari tingkat inklusi yang mencapai lebih dari 80%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan fokus selanjutnya bukan sekadar menaikkan angka, tetapi memperdalam kualitas pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan, termasuk yang berbasis digital.

“Kita ingin masyarakat bukan hanya tahu, tapi juga paham manfaat, penggunaan, dan efektivitas produk keuangan. Ke depan, kompleksitas jasa keuangan akan semakin tinggi, dan kita harus membekali masyarakat dengan ketahanan dan resiliensi,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam acara literasi keuangan untuk anak anak disabilitas di Jakarta, Jumat (14/8).

Mahendra menjelaskan, capaian 66% menempatkan Indonesia di kuartil menengah ke atas dibandingkan negara-negara OECD. Namun, ia menyoroti perlunya literasi yang lebih menyeluruh terhadap produk-produk keuangan digital, sambil memitigasi risiko seperti pinjaman dan investasi ilegal.

📊 Perkembangan Literasi & Inklusi Keuangan Indonesia
(Sumber: OJK)

2013: Literasi 21,84% | Inklusi 59,74%

2016: Literasi 29,66% | Inklusi 67,82%

2019: Literasi 38,03% | Inklusi 76,19%

2022: Literasi 54,00% | Inklusi 83,00%

2024: Literasi 66,46% | Inklusi 80,50% (versi OJK) / 92% (versi pemerintah)

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dukungan penuh terhadap program OJK, termasuk memperluas kegiatan ke universitas di seluruh Indonesia dan memberikan beasiswa yang disertai pelatihan keuangan.
“Kami akan lebih giat lagi. Jangan kecil-kecil kegiatannya, biar lebih besar dampaknya,” tegas Purbaya.

Baca Juga :   Perluas Pasar HOREKA, Nusantara Regas Bersama PGN dan PGN Gagas Kembangkan LNG HUB Bandung

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas M. Djiwandono menilai literasi keuangan merupakan fondasi pembangunan bangsa. Ia mengapresiasi kegiatan yang melibatkan generasi muda penyandang disabilitas.
“Makna hari ini sangat spesial karena kita juga memberi kesetaraan bagi saudara-saudara kita yang difabel. Kami sudah mengeluarkan pedoman setara sebagai panduan untuk disabilitas,” ungkap Thomas.

OJK menargetkan peningkatan literasi pelajar dan mahasiswa hingga 5% tahun depan, serta memperluas kerja sama dengan Pramuka untuk menggerakkan literasi keuangan sejak usia sekolah.

Lainnya Dari Telegraf